"AZLAN!!! RAJA HUTAN" teriak seorang gadis dari kamarnya. Usianya sekarang sudah menginjak remaja. Paras cantik melekat di dirinya. Ia mewarisi kecantikan dari ibunya.
"Ya Allah, kenapa muka aku yang cantik paripurna jadi kaya badut begini" ucapnya di depan cermin.
Ara keluar dari kamarnya dengan rasa kesal. Ini pasti ulah adiknya, siapa lagi kalau bukan biang onar, Azlan. Kalau bukan adik sendiri udah dia lempar adiknya itu ke kutub utara.
"Kakak kenapa teriak-teriak? Terus mukanya kenapa?" tanya Aisya.
"Mama...., muka Ara cemong kayak gini juga karena anak mama itu. Dimana bocah itu?"
"Siapa maksud kamu sayang?"
"Siapa lagi kalau bukan, Azlan si raja hutan"
Arnan yang baru turun dari kamarnya terkejut melihat wajah putrinya seperti badut Ancol. Tawanya pecah seketika.
"Astagfirullah, hahaha....,tuh muka kenapa kak? Jangan bilang kalau ngikutin make up yang lagi jadi tranding"
"Terus aja papa ketawa, ini itu ulah anak kesayangan papa. Wajah Ara yang cantik paripurna mengalahkan bidadari jadi cemong kan" ucapnya seraya mengerucutkan bibir.
"Bidadari Jonggol iya. Boleh papa jujur?"
Ara menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Arnan.
"Kamu jauh lebih cantik seperti ini, hahaha...."
"Mama...." rengek Ara.
"Sudahlah mas. Jangan menggoda Ara seperti itu" sela Aisya.
"Assalamu'alaikum, morning everybody. Prince Azlan coming..." ucap seorang bocah laki-laki berumur sepuluh tahun itu. Aisya hanya menghela napasnya. Entah darimana anak-anaknya itu mendapatkan gen narsis.
"Eh bocah, kamu apakan muka kakak? Sudah kakak bilang jangan masuk ke kamar kakak. Ini pasti ulah kamu kan. Ngaku ngga?"
"Kakak Ara yang baik hati, cantik dan tidak sombong tapi bohong. Jangan suka menuduh ya. Azlan kan baru turun dari kamar. Kakak lihat sendiri bukan?"
"Aku tahu ini semua pasti kerjaan kamu, ngaku ngga?"
"Ngga mau. Wlee...." ucap Azlan seraya menjulurkan lidahnya.
"Dasar raja hutan"
"Dasar kakak alay"
"Anak gorila"
"Eh, berarti papa gorila dong" ucap Arnan. Dan itu sukses membuat Aisya tertawa. Sementara Ara sudah melarikan diri karena tidak mau kena semprot papanya.
"ARA!!!! Uang jajan kamu papa potong satu minggu" teriak Arnan.
"Sudah-sudah, kalian ini kalau ketemu pasti ribut" ucap Aisya seraya menggelengkan kepalanya.
"Ayo sarapan, mama sudah buat makanan kesukaan kalian"
Arnan mengangguk lalu mengambil duduk di kursinya. Pun sama dengan Azlan. Sarapan diselingi dengan canda tawa. Aisya sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan nikmat yang luar biasa indah bagi dirinya.
Aisya mengantar suaminya dan anak-anaknya sampai ke depan pintu. Setelah Aisya mencium anak-anaknya secara bergantian, Ara dan Azlan segera masuk ke dalam mobil menyisakan Arnan yang masih berdiri di samping Aisya dengan masih memeluk pinggang sang istri.
"Mas ngga berangkat kerja?"
"Aku malas pergi ke kantor. Mau sama kamu terus" ucapnya manja.
Aisya menggelengkan kepalanya. Suaminya ini semakin bertambah umur bukan malah semakin dewasa malah semakin menjadi-jadi sifat manjanya. Aisya yang sempat kewalahan dengan tingkah suaminya dan anak-anaknya yang ajaib ini. Belum lagi saat ini ia sedang mengandung buah hati ketiga mereka. Ya, Aisya sedang hamil tujuh bulan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Istriku [LENGKAP]
Roman d'amourSebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah perjodohan yang dilakukan kedua orang tua mereka. Namun seiring berkembangnya waktu mereka saling mencintai.