#18

30.5K 827 3
                                    

"Mama" teriak seorang gadis kecil dengan memakai pakaian seragam TK,Ara itulah nama gadis tersebut. "Iya sayang sebentar..." ucap Aisya sedikit berteriak. Hari ini adalah hari pertama Ara sekolah setelah kemarin Aisya mendaftarkannya di sebuah taman kanak-kanak dengan persetujuan Arnan.

"Mama, Ara bisa telat nih" ucap Ara. "Iya sayang, nih udah siap bekalnya" ucap Aisya menghampiri Ara dengan kotak makan ditangannya. "Ara sarapan dulu ya" sambung Aisya.

"Aduh, anaknya papa udah gede sekarang. Udah sekolah ya.." ucap Arnan yang dari tadi duduk sambil memakan sarapannya. "Papa, ayo cepet makannya nanti Ara bisa terlambat" ucap Ara dengan mulut penuh makanan. "Ara telan dulu makanannya sayang" ucap Aisya.

Ara mengangguk paham. Sarapan pagi sudah selesai. Arnan segera mengendarai mobilnya, ia bergegas ke sekolah Ara sebelum berangkat ke kantor.

"Dah.. papa" ucap Ara turun dari mobil dan mencium tangan ayahnya. "Dah... " ucap Arnan dan mencium pipi putrinya. "Belajar yang pinter, ngga boleh nakal dan nanti siang mama akan menjemput Ara" sambungnya. "Ayeye kapten" ucap Ara sambil meletakkan tangannya di pelipis memberi hormat.Arnan tersenyum melihat tingkah putrinya. Setelah mengantar putrinya ia bertolak menuju kantornya.

Matahari mulai merangkak naik keatas langit. Aisya sudah berdiri didepan pintu gerbang sekolah Ara. Ia bermaksud untuk menjemput putrinya. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Ara beserta anak-anak lainnya keluar. "Mama..." teriak Ara saat melihat Aisya. Ia segera berlari menghampirinya.

"Hei, jangan lari-lari sayang. Nanti kalau jatuh gimana??" Ingat Aisya. "Maaf ma" ucap Ara sambil menundukkan kepala. Aisya tersenyum melihat putrinya. "Yaudah, gimana kalau kita pergi kekantor papa?" Ajak Aisya. "Ayo, ma. Ara ngga sabar ketemu sama papa" seru Ara. Aisya segera membantu Ara untuk naik keatas sepeda motor miliknya. Aisya memilih menggunakan motor daripada mobil karena tentu saja menghindari macet.

"Permisi,Mas Arnannya ada?" Tanya Aisya saat didepan meja sekertaris Arnan. "Owh, bu Aisya, bapak ada didalam" jawabnya. Aisya tersenyum sebelum meninggalkan meja sekertaris Arnan dan masuk kedalam ruangan Arnan. "Papa.!!!" Teriak Ara. Arnan menatap kearah pintu, dilihatnya dua wanita cantik yang selama ini menghiasi hidupnya. "Hei, princessnya papa udah pulang. Sini!" Ucap Arnan sambil membuka kedua tangannya. Ara langsung berlari kearah papanya dan memeluknya. "Gimana sekolah pertamanya sayang?" Tanya Arnan sambil mencium pipi Ara. "Ara seneng banget pa, tadi Ara dapat temen buanyak banget" seru Ara.

"Assalamu'alaikum mas" ucap Aisya dan mencium punggung tangan suaminya. "Wa'alaikumsalam.." jawab Arnan. "Kamu ngga nakal tadi disekolah kan sayang" tanya Arnan. "Ara kan anak baik pa, masa Ara nakal"

Bla...bla...bla...

Hari sudah berganti dengan malam. Ara sedang menonton tv setelah mengerjakan tugasnya. "Ara, sayang tidur dulu nak. Besok kan sekolah" ucap Aisya. "Bentar lagi ma.." jawabnya. "Tapi ini udah malem sayang". "Ara belum ngantuk mama" tutur Ara. "Besok kalau ketiduran disekolah gimana? Ayo tidur dulu!!" Perintah Aisya. "Baik, Ara tidur. Tapi sama mama dan papa" ucap Ara pasrah. "Papa setuju!!" Potong Arnan.

Mereka bertiga berjalan kearah kamar Ara. Ara sudah siap dengan posisinya, dengan dirinya berada ditengah diantara Arnan dan Aisya. "Mama, bacain dongeng dong!!" Ucap Ara. "Iya, ma. Aku juga mau dengar" Arnan menyangga kepalanya dengan tangannya. "Oke, mama akan cerita. Tapi tentang apa??" Tanya Aisya. "Emm..." Ara tampak berpikir. "Tentang beauty and the beast aja ma!!" Sambung Ara.

"Oke, dahulu kala ada seorang pangeran yang sangat tampan, ia memiliki sebuah kerajaan yang sangat besar. Ia tinggal bersama semua pelayannya. Akan tetapi, ia memiliki sifat yang sangat sombong. Hingga pada suatu hari datang seorang wanita paruh baya yang berpenampilan sangat lusuh" Aisya mulai bercerita dengan mengelus puncak kepala Ara.

"Wanita itu datang untuk meminta makanan. Tapi pangeran itu menolak dan mengusirnya. Sang wanita itu sangat marah. Dia berubah menjadi seorang peri yang sangat cantik. Peri itu kemudian mengutuk pangeran menjadi binatang yang sangat mengerikan. Begitupun para pelayannya yang menjadi perabot rumah tangga" lanjut Aisya. Dilihatnya Arnan dan Ara sudah tertidur. Aisya tersenyum, kemudian mengecup kening suami dan anaknya bergantian. Ia membenarkan letak selimut mereka dan ikut membaringkan diri, menyusul masuk kedalam alam mimpi.

Mereka bertiga tertidur sangat pulas.

Bukk..

"Aww... " ringis seseorang. Aisya yang mendengarnya terbangun. Ia melihat kesekeliling dan tak melihat keberadaan Arnan. "Mas Arnan??" Panggil Aisya. "Sya, bantu aku. Aww.." ucap Arnan."mas dimana sih?" Aisya mencari keberadaan suaminya. "Disini, dibawah" jawab Arnan. "Astagfirullah mas, ngapain tidur dibawah?" Ucap Aisya sambil menahan tawa. "Bantuin aku dulu, pinggang aku sakit" ucap Arnan sambil memegang pinggangnya. "Owh ya maaf" Aisya mengulurkan tangannya dan membantu Arnan berdiri. Arnan kemudian duduk diatas ranjang. Aisya segera mengambil minyak gosok dan mengurut pinggang suaminya.

"Mas kenapa bisa tidur dibawah?" Tanya Aisya. "Itu semua gara-gara Ara. Dia tendang aku, mana kenceng banget lagi" Arnan masih meringis kesakitan. Aisya berusaha untuk tidak tertawa, namun usahanya gagal. Akhirnya tawanya meledak juga. "Ha..ha..ha.." tawa Aisya. "Kamu kenapa ketawa?". "Kamu lucu mas, masa cuma ditendang Ara bisa jatuh?" Celetuk Aisya. "Abis ni anak tenaganya kuat banget. Aku pikir tadi anaknya hulk".          "Berarti kamu bapaknya hulk?" Tawa Aisya semakin pecah. "Ketawa aja terus, aku ngantuk. Aku tidur dikamar aja" ucap Arnan sebelum pergi menuju kamarnya. Aisya mengekori suaminya.

***

Tbc..

Maaf kalau typo ya..
Ditunggu vote dan komennya...

Setulus Cinta Istriku [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang