Prolog

348 24 3
                                    


" Mau lihat wajah indahnya rusak??" Seringai mengerikan muncul dari wajahnya.

" Hentikan semua kebodohan ini! Jika kau menyentuhnya kau akan mati. Percayalah." Ujung rambut hitamnya melambai ke kanan dan ke kiri karena ia terus meronta

" Kau pikir aku takut? Haha.." Dia mengambil bongkahan kaca di lantai.

Sreettttt....

Kini wajahnya telah tergores pecahan kaca. Membelah pipi kanannya hingga menimbulkan luka menganga yang besar serta berlumuran darah. 

" Hiks.. hiks... sa...kit...." Hanya tangisan pilu yang dapat gadis itu keluarkan. Seluruh badannya terikat. Tangan, kaki.

" BRENGSEK KAU! KU BILANG JANGAN MENYENTUHNYA!" "Tenanglah, hari ini aku yakin penderitaan kita kan berakhir." Mata mereka saling tatap. Mencoba mewujudkan sebuah janji yang telah lama mereka nanti.

BEBAS.

" Jika kau ingin keluar keluar saja dari sini. Tapi jangan membawa kekasihku." Dia melempar pecahan kaca itu ke tanah dan merunduk di depan gadis itu. Menyentuh dagunya.

" Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu!" Gadis itu menekankan setiap kata.

" Berani juga kau rupanya." Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kanannya yang baru saja terluka. Membuat lukanya semakin nyeri dan memar.

" Hentikan semua ini. Please... Kau bisa bawa aku saja. Biarkan dia bebas." Dia menunduk. Wajahnya penuh dengan keringat. Ujung rambut hitamnya kini menempel di dahinya. Dia pasrah dan mulai lemah.

" Maaf. Aku sama sekali tidak tertarik untuk membawamu."





Baechuuu

Don't Say Sorry[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang