Ryujin terduduk lemas dengan wajah yang memucat karena kurang makan. Bukan karena Suga tidak memberinya makan. Justru Suga bersedia menyuapi gadis ini. Hanya saja Ryujin tidak sudi disuap oleh pria sepertinya. Apalagi Yoongi tidak diberi makan. Hanya minum, itu pun air putih.Debuman pintu membangunkan keduanya. Suga masuk dengan tongkat besi di tangannya.
" Ryu, aku sudah bosan. Bisakah kau menurutiku dan pergi bersamaku, atau mau ku siksa agar kau mau ikut bersamaku?"
" Jangan bicara dengan Ryujin." Yoongi patah2 mengatakannya. Suga tersenyum manis di depan wajah Yoongi.
" Mau lihat wajah indahnya rusak??" Seringai mengerikan muncul dari wajah putih Suga.
" Hentikan semua kebodohan ini! Jika kau menyentuhnya kau akan mati. Percayalah." Ujung rambut hitamnya melambai ke kanan dan ke kiri karena ia terus meronta. Kini tenanganya ia tuangkan untuk mengatakan sebuah kebodohan. Suga tak akan menurutinya.
" Kau pikir aku takut? Haha.." Dia mengambil bongkahan kaca di lantai. Melempar tongkat besi yang ia pegang sebelumnya.
Sreettttt....
Kini wajah Ryujin telah tergores pecahan kaca. Membelah pipi kanannya hingga menimbulkan luka menganga yang besar serta berlumuran darah.
" Hiks.. hiks... sa...kit...." Hanya tangisan pilu yang dapat gadis itu keluarkan. Seluruh badannya terikat. Tangan, kaki.
" BRENGSEK KAU! KU BILANG JANGAN MENYENTUHNYA!" "Tenanglah, hari ini aku yakin penderitaan kita kan berakhir." Mata mereka saling tatap. Mencoba mewujudkan sebuah janji yang telah lama mereka nanti.
BEBAS.
" Jika kau ingin keluar keluar saja dari sini. Tapi jangan membawa kekasihku." Suga melempar pecahan kaca itu ke tanah dan merunduk di depan Ryujin. Menyentuh dagunya.
" Jangan.menyentuhku.dengan tangan.kotormu itu!" Gadis itu menekankan setiap kata.
" Berani juga kau rupanya." Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kanannya yang baru saja terluka. Membuat lukanya semakin nyeri dan memar.
" Hentikan semua ini. Please... Kau bisa bawa aku saja. Biarkan dia bebas." Dia menunduk. Wajahnya penuh dengan keringat. Ujung rambut hitamnya kini menempel di dahinya. Dia pasrah dan mulai lemah.
" Maaf. Aku sama sekali tidak tertarik untuk membawamu." Ucap Suga tanpa menatap Yoongi.
" Sakit?" Pertanyaan konyol Min Suga.Ryujin mengangguk sambil menangis. Air matanya mulai merembes masuk ke dalam luka bercampur dengan darah. Perih. Kemudian turun menganak sungai di pipi bagian bawah sebelum berkumpul menjadi satu di dagu. Dan jatuh.
Ryujin lelah. Dia berharap ini tangis terakhirnya.
" MENGAPA KAU TIDAK LANGSUNG MEMBUNUHKU SAJA?!!" Emosi Ryujin memuncak.
" Hey.. aku tidak akan membunuhmu sayang..." Suga merogoh saku celananya.
Pistol.
Suga mengarahkannya ke dada kiri Yoongi.
" Lepaskan tembakanmu. Biarkan Ryujin pergi."
" Tentu aku akan melakukan hal pada kalimat pertama. Maaf. Ku tolak kalimat keduamu."
Pistol itu tertodong di dada kiri Yoongi. Suga. Saudara macam apa yang membunuh kembarannya sendiri??
Pintu berdebum. 4 polisi dengan pistol di tangan mereka masing2 tertodong, untuk Suga.
" Jangan bergerak! Jika kau melepaskan peluru tersebut, peluru kami akan terlepas untukmu seorang!"
Suga terkejut. Ia hendak melempar pistolnya. Tapi dia mengangkat pistolnya mengarahkannya kepada polisi yang paling depan.
" Tembak saja aku. Jangan harap nyawa mereka berdua selamat juga." Suga berada di belakang Yoongi dan siap menembakkan pelurunya di dada kiri Yoongi.
Jderrr!
Sebuah peluru melesat, mengenai punggung pria itu. Pria itu terkulai tak berdaya.
Baechuuu

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Sorry[✔]
Fiksi Penggemar" Berikan dia untuk ku cintai atau aku akan mengambilnya dengan paksa" -Msg " Katakan berapa yang harus ku berikan untukmu? Aku akan membayarnya dan biarkan dia tetap aman bersamaku.." -Myg