02

160 18 0
                                        


Ryujin berjalan santai di jalanan dekat rumah. Ia baru saja pergi ke rumah temannya untuk mengambil pakaiannya yg tertinggal.

Cuaca hari ini panas, namun tiba tiba berubah jadi mendung. Awan abu abu mulai datang dan bersiap membasahi bumi.

" Huft.." Dia mendengus kesal.

Sepanjang jalan ia menendangi batu yang menghalangi langkahnya. Hingga akhirnya seseorang memanggilnya.

" Ryujin." Suaranya dalam.

Belum sampai Ryujin menoleh, seorang pria yang diduga memanggilnya itu membekap mulutnya.

" Mmmmmmmmm" Gadis itu meronta ronta. Berharap pria itu limbung dan jatuh. Namun, terima kenyataan bahwa pria lebih kuat dari pada wanita.

Perlahan gadis itu melemah, kemudian berhenti meronta. Pingsan.

Seringai mengerikan muncul dari pria bersurai pirang itu sambil menggotongnya dan memasukkannya ke jok mobil belakang miliknya.

Mobil itu melaju kencang tanpa meninggalkan jejak.

Ryujin
Kepalaku pusing, aku juga susah bernafas. Perlahan kubuka mataku. Mengerjap ngerjap dan mencoba duduk.

Tidak bisa.

Apa?! Tanganku terikat.

Sial! Jangan2 yg tadi...

" Kau sudah bangun rupanya." Aku mengedarkan pandangan dan melihat seorang pria dengan masker hitam yang terpasang di wajahnya. Duduk di kursi kemudi sambil menatapku dari kaca depan.

Tiba tiba bulu kudukku berdiri. Mendengar suaranya saja membuatku takut. Dalam sepersekian detik aku mengingat kejadian sebelumnya.

Air mataku sudah menggantung di pelupuk mata. Kemudian turun melewati pipi dan berkumpul di dagu dan jatuh.

" Tidak usah menangis sayang..." Ucapnya sambil berbalik dan mengelap air mataku.

Siapa dia? Mengapa dia memanggilku seperti itu??

" Mmmmmmmmmmmm..." Percuma aku mencoba berbicara. Aku seperti orang bodoh sekarang.

" Apa kau ingin berbicara??" Tanyanya. Entah sehalus apa pun cara dia berbicara padaku malah membuatku semakin takut.

Tangisku mulai pecah. Pria itu terdiam sambil melihatku. Aku mengira aku menangis lama. Kemudian aku lelah menangis dan terbatuk.

Pria itu terkejut dan langsung menoleh ke arah ku.

" Mau ku belikan minum???" Entah kepalaku mengangguk dengan sendirinya. Jujur, kerongkonganku perih.

Pria itu mengusap pipiku dan keluar.

Entah dia bodoh atau apa dia tidak mengunci mobilnya. Kesempatan emas buatku.

Aku keluar dari mobil sedan hitam itu.

Tapi.. aku dimana?

Ini seperti di hutan. Sepi sekali.

Aku memutuskan berlari jauh ke dalam hutan dengan tangan yang masih terikat serta lakban yang masih menempel di mulutku. Entah aku tidak tau ke arah mana aku pergi, yang penting aku menjauh dari orang itu.

Sudah sekitar 15 menit aku perputar putar, aku mencoba utk berhenti menangis tapi tdk bisa. Terbayang wajah kedua orang tuaku.

Huftt... haruskah aku menjadi tarzan di umur 16 tahun ini??

" Jimin!! Lihatlah ikannya besar sekali.." Aku terkejut saat mendengar orang berbicara.

" Punyaku lebih besar Hyung... sayangnya tadi terlepas."

Kemudian disusul oleh suara tawa.

Aku mencari sumber suara itu. Melewati semak semak dan rumput liar. Lupakan kakiku yang pedih karena duri duri. Lupakan flat shoes mahal yang ku kenakan.

Semakin lama rumput semakin tinggi dan menghalangi jalanku. Hingga..

Dukk...

Aku tersandung akar pohon dan terjatuh di tanah lembek.

Aku menengadahkan kepalaku. Ku lihat dua orang pria memandangku takut takut.

Aku menggeram.
" Mmmmm.... Tmmmm... Ammmm..." Mereka masih diam menatapku dengan mulut terbuka. Hingga salah satu dari mereka menghampiriku dan aku dibawa pergi entah kemana oleh mereka.

Kurasakan nyaman saat bersama mereka. Tapi aku tetap tidak bisa berhenti menangis.

Baechuuu

Don't Say Sorry[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang