Aku termenung di tepi danau biasa aku dan Rian menghabiskan waktu sekedar duduk dan bernyanyi bersama.
Makin hari Rian dan Viona terlihat semakin dekat. Setiap melihatku, Rian selalu memalingkan muka begitu saja. Sampai saat ini, belum sempat ada kata putus diantara kami.Memang terlihat cocok. Rian cowo dengan tampang oke yang memang berpotensi memiliki cewe cantik dan populer seperti Viona.
"Aku rela kamu sama Viona yan. Asalkan kamu bahagia aku ikut bahagia yan. Aku sadar diri kok. Mungkin aku belum bisa membuatmu bahagia selama ini. Kekuranganku yang segudang dan kelebihanku yang minim mungkin yang membuat kamu jadi berpaling. Aku harus berubah. Aku bisa berubah. Untuk diriku sendiri." Pintaku sambil menatap langit.
Sekarang aku harus kuat. Aku bukan cewe cengeng. Cukup kali ini saja aku menangis untuknya. Air mata sia-sia ini yang terakhir kalinya. Ini jawaban dari pertanyaanku perihal berubahnya ia selama ini.
Aku harus berusaha berubah menjadi lebih baik. Masa depanku masih panjang. Bahagiaku bukan hanya tentang Rian.
***
Beberapa bulan kemudian...
Rian's pov
Setiap aku lagi sama Viona kok rasanya beda ya. Sudah nggak nyaman lagi seperti dulu. Terkadang dia nyepelein dan cenderung nggak menghargaiku. Padahal selama beberapa bulan aja aku udah sayang banget sama dia. Tapi sayangku disia-siakan begitu saja. Aku pun mengajaknya pergi ke kafe untuk merundingkan perasaanku yang seakan bertepuk sebelah tangan.
Viona's pov
sengaja dateng telat aja deh biar tahu rasa dia.
" Sorry, lama ya?" Sahutku menghampiri Rian yang kurang lebih sudah 2 jam menungguku.
Apa?. Rian hanya mengangguk?
Fine, dia marah. Yey 😏" Kamu mau pesen apa?" Tanyanya
" Terserah." Sahutku sambil terus menatap layar hp
" Kok terserah? Sayang, aku disini loh. Tapi kok perhatianmu ke hp terus? Hargai aku sedikit lah!" Ujarnya agak emosi.
" Terserah aku lah ini hp ku. Kok kamu yang sewot?"
" Sebenernya kamu anggap aku apa sih? aku udah sayang banget ke kamu. Tapi kamu malah kayak gini. Kamu nggak pernah hargai aku di sini saat ini. Kalo emang begini dan kamu menolak aku tapi kenapa dulu kamu ngrespon aku dan seolah kamu ngijinin aku buat masuk ke hatimu? Salah ku apa sih sebenernya ke kamu Vi" Emosi Rian mulai memuncak.
" Salah kamu apa? Kamu masih nanya? Kamu suka nyia-nyiain perasaan cewe. Asal kamu tau Yan. Gue selama ini nggak beneran sayang sama lu. Karena apa? Karena lu cowo playboy nggak beradab. Aku hanya mau bales cewe yang pernah lu sia-siain. Dia ga pernah nyuruh aku berbuat begini bahkan dia gak tau. Tapi aku tau perasaan dia gimana." Jawabku tak mau kalah dan puas telah berhasil membuat Rian terjatuh.
Sudah cukup aku beri pelajaran cowo brengsek kaya Rian itu. Nah, ini rasanya disia-siain boy. Ini pelajaran buat lu Yan, salah satu orang yang menyia-nyiakan wanita. Kalo aku mau sama kamu, apa bedanya aku dan Kinta? Bakalan kamu siasiakan disaat kamu mulai bosan. Cewe ngga semudah itu didatengin, dipacarin, kemudian ditinggal pergi.
" Kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi sekarang. Karena semenjak kejadian di bioskop itu aku merencanakan ini buat memberi prlajaran ke cowok kayak kamu. Nggak usah hubungin aku lagi! Jangan sakiti perasaan wanita lagi! Semoga kamu sadar." Ujarku sambil berlalu meninggalkan Rian sendiri.
Tinggalkan voment sebagai semangatku untuk update:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Woman
RomanceJangan lupa vote sebagai bentuk suport Anda terhadap karya saya😉 Kesabaran seorang gadis terhadap kekasihnya yang mulanya manis kini mulai pahit dan sepah. Seakan kehilangan arah dan tujuan hingga akhirnya bisa bangkit lagi. Bagaimana ya crtanya...