Jangan lupa vote sebagai bentuk suport Anda terhadap karya saya😉
Kesabaran seorang gadis terhadap kekasihnya yang mulanya manis kini mulai pahit dan sepah. Seakan kehilangan arah dan tujuan hingga akhirnya bisa bangkit lagi. Bagaimana ya crtanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kinta's pov
Hari bahagia kemarin seakan telah lalu dan tak tercipta lagi kini. Beberapa hari Rian menghindariku dan cuek kepadaku. Berbeda dari biasanya. Ia telah berubah sikapnya. Tidak tahu apa penyebabnya tapi ia benar-benar bukan Rian yang dulu lagi. Hari ini aku sempatkan untuk bertemu dengannya dan mengeluarkan unek-unekku yang memang ingin kuutarakan hari ini juga.
" Rian, kamu kenapa sih akhir-akhir ini cuek ke aku. Iya memang kamu cuek. Tapi sifatmu beda dari biasanya. Sebenernya kamu ada masalah apa? Tolong ceritakan ke aku biar aku tahu dan bisa mengerti keadaanmu sekarang."
"Tidak ada apa-apa Kinta aku hanya sedang tidak ingim diganggu dengan siapapun. Tolong ngertiin aku ya."
" Tapi mengapa begitu? Tolong beri alasannya. Aku butuh keterbukaan kamu biar aku lebih bisa memahami kamu. Cerita aja. Nanti aku akan mengerti kamu."
"Tidak Kinta kamu tidak harus tau!" Bentaknya dan pergi meninggalkanku
Tanpa sadar air mataku menetes. Aku tak kuat menahan perih yang berkecambuk. Bukan mengapa Rian membentakku. Tapi mengapa Rian menutupi dari aku dan ingin aku mengerti ia. Ia biarkan aku dalam kondisi yang membingungkan hati. Semua kian berubah setelah dia sempet menghilang nggak ada kabar. Beberapa minggu tidak masuk sekolah. Setelah kembali malah sikapnya berubah 180° . Ya Tuhan... Aku harus bagaimana? Apa aku harus mempersiapkan hatiku jika sewaktu waktu Rian menginginkan aku pergi dari hidupnya. Saat ini aku cuma ingin hubunganku kembali seperti dulu lagi. Aku gak mau kehilangan kamu Rian. Gak ingin kehilangan hati kamu serta kenyamanan ini.
***
Rian's pov
Aku bosen banget sama Kinta. Dari beberapa hari lalu hati ini bagaikan menolak Kinta mendekat. Ada apa ya? Kenapa bisa begini? Padahal Kinta ga nglakuin hal salah ke aku.
Kringgg... kring... Kring.. kring... Poselku berdering. Terlihat di layar handphoneku bahwa itu panggilan dari Kinta. Aku hanya membiarkannya dan melanjutkan bermain gitar.
Tidak tahu lagi perasaan ini bagaimana seolah telah kehilangan kenangan dan membuatku lupa akan kenyamanan yang pernah ada dulu.
Kringgg... kring... Kring... kring... Dering ponselku mengagetkanku " Ya ampunn. Kinta ada apa sih. Masih saja menelponku . Mengganggu saja." Gerutuku kesal. Setelah ku lihat kembali layar handphoneku, ternyata itu panggilan dari Andre. Temen sekelasku
" Jadi mabar ga lu kok ofline?"
" Oiya lupa dari tadi gw emang sengaja matiin data dulu. Ayok sekarang nih gw log in."
" Iya buruan udah ditunggu. Turnamennya mau dimulai 10 menit lagi."