Part 9 (Maaf)

488 27 7
                                    

Saat kelulusan sekolah tiba aku tak mau kegilangan kesempatan bertemu dengan Kinta. Aku yakin dia bakal lanjut kuliah di Universitas impinnya. Aku yakin dia sukses meraih impiannya selama ini.

Mataku menjelajah mencari wanita yang sangat aku rindukan.
Iya. Aku tahu. Aku sangat gak tau diri. Wanita yang telah aku sakiti hatinya kini malah aku rindukan kembali. Tapi hati kecilku selalu saja memanggil namanya.

Hampir seluruh tempat aku telusuri tapi tetap saja nihil. Aku tak menjumpai Kinta. Aku hampir putus asa. Di kelas tidak ada Kinta. Di panggung perpisahan juga tidak ada. Lantas kemana kah ia?

Saat ku mendengar pengumuman lulusan terbaik dan ternyata jatuh kepada Kinta Ananta, hatiku langsung berdesir, jantungku berhenti sejenak lalu berdegup lagi. Rasa bangga bahagia dan tak menyangka bahwa Kinta telah meraih prestasi.

Aku menunggunya naik ke atas panggung untuk menerima penghargaannya atas usahanya.

Degggg**

Dia Kinta. Itu beneran Kinta yang sedang aku lihat ? Ya Tuhan aku salah liat ya?. Tapi itu memang Kinta. Cantik banget sekarang, sudah sangat berbeda, lebih menarik. Hmm. Dialah yang selama ini aku sia-siakan? Selama ini di sekolah aku jarang bertemu dengannya dan kali ini ak melihatnya aku menjadi jatuh cinta lagi.

Aku harus menemuinya hari ini juga. Entah menemui di sini atau nanti aku ke rumahnya. Tidak akan aku tunda-tunda dan aku harus mempersiapkan mentalku. Dan diriku jika nanti Kinta akan menamparku.

Saat ia turun panggung aku langsung buru-buru menghampirinya tapi belum sempat aku melangkah ada seorang lelaki yang sudah terlebih dahulu menyambutnya di bawah panggung. Tinggi, mancung, putih dan sangat berkarismatik. Terlihat seperti orang pintar dan peduli. Tawa mereka sangat cocok. Atau itu kah cowok baru Kinta?

Hatiku terasa pedih,kaku dan mendadak membeku.
Seucap kata yang telah aku susun pun telah hilang tak tersisa. Berantakan. Hatiku berdenyut kencang seakan tak menerima Kinta telah mendapat penggantiku. Tapi, kenapa hatiku tak sadar diri?

Aku mengamatinya sampai Kinta benar-benar sedang sendiri dan dalam kondisi yang tepat untukku meminta maf. Jangam berharap kembali, cukup dimaafkan saja itu sudah membuatku tenang.

Saat itu Kinta masuk ke toilet cewek. Aku pun menungguinya di depan smapai dia keluar dari toilet mungkin ini waktunya

Saat dia keluar dari pintu aku panggil ia dan entah mengapa mataku tak berani untuk memandangnya. Entah apa responnya tapi ku merasa ia terkejut dengan panggilanku.

" Kinta, maafin aku yaa. Aku mungkin bodoh telah meninggalkan kamu demi wanita yang tak menyayangiku dengan tulus. Tak seperti kamu yang menerima aku apa adanya. Sekarang aku sadar bahwa cinta tak memandang sesuatu. Cinta tak punya mata. Cinta tak bisa melihat. Cinta hanya merasakan. Dan aku merasakan cintamu yang terbaik dari siapapun. Maafkan aku Kinta atas semua kesalahanku." Tuturku to the point.

" Aku telah memaafkanmu sebelum kamu mengatakannya Rian. Aku percaya. Kamu sudah puas dengan dia yan? Kamu terlalu sibuk dengan wanita itu sampe-sampe lupa mengatakan putus kepadaku." Jawabnya yang mengagetkanku.

Aku belum mutusin Kinta? Berarti kami masih ada hubungan pacar kah? Tapi lrlaki itu?

" Sebenarnya aku mau lanjut sama kamu Kinta. Aku menyayangimu. Maafin aku kalo aku sangat tidak tau diri."

" Aku memaafkanmu. Tapi maaf aku tak bisa melanjutkan hubungan yang kamu mau." Jawabnya

"Apa kamu sudah bersama pria itu Kin? Semoga bahagia ya."

"Tidak Rian, aku tidak sedang menjalani hubungan dengan siapapun. Aku menyayangi diriku. Lebih baik saat ini aku fokus pada impianku dan mimpiku yang belum tercapai. Maafkan aku"

Kinta melangkahkan kaki. Perlahan mulai menjauh dari pandanganku. Aku mematung. Dengan bodohnya aku tak mengucapkan kata yang ingin aku katakan.

Kini aku hanya berkata,

"Selamat jalan Kinta. Jaga dirimu baik-baik. Aku akan merindukanmu. Aku disini hanya bisa mendoakanmu semoga kau sukses meraih impianmu."







Selamat membaca part selanjutnya ;)

Tinggalkan voment sebagai semangatku untuk update:)

Strong WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang