-Bab 14-

1.5K 118 0
                                    

Lucas berlari menuju sumber ledakan, diikuti oleh Lyra. Mereka berdua menembus asap tebal. Lucas berusaha mencari jalan keluar di antara asap-asap, sementara Lyra terus berdoa semoga kawan-kawannya baik-baik saja.

"Luke, aku tidak bisa melihat apapun!" Lyra berteriak. Mereka berdua terjebak dalam asap tebal.

Lucas mengambil tangan Lyra, menggenggamnya, membiarkan gadis itu tetap di sisinya.

"Seseorang membobol gudang bubuk pyro." Gumam Lucas, "Sialan." Lucas mengumpat, kemudian berlari ke dapur yang sudah berjarak tiga meter dari mereka.

Lyra mencari-cari kalau-kalau menemukan mayat, atau jasad temannya. Walau Lyra terus berdoa semoga mereka tidak menemukannya.

Nihil.

Tidak ada jasad seorangpun.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan Rebecca dari luar, "PENGENDARA! MEREKA DISINI!" Suaranya tegas. Seolah gadis itu siap menghadang pertarungan.

Lucas menyerahkan alat pemadam ke Lyra, "Padamkan api ini, aku akan segera kembali." Lucas mengeluarkan busur malaikat beserta panahnya dari lemari penyimpanan yang tidak terbakar.

Lyra berusaha memadamkan api, yang kunjung membesar. "Sialan!" Lyra mengumpat sembari memadamkan. Api tersebut menggesek logam-logam di dapur, menciptakan percikan-percikan kecil.

Api memercik, mengenai ujung kaki Lyra. Lyra secara refleks kesakitan, ini seperti mimpinya, saat api mulai menjalari jemari kaki, menuju betis, dan sekujur tubuhnya.

Tiba-tiba, suara kaca pecah. Butiran putih masuk melewati kaca itu.

"Tidak!" Teriak Lyra. Ia tidak peduli, ia melempar alat pemadam kebakaran itu, dan tiarap. Api menyerempet tangannya, menghasilkan luka bakar memanjang dari siku sampai pergelangannya. Gadis itu merintih kesakitan, ia berjuang merangkak menuju balik kaca anti api yang pernah ditunjukkan Carina di ruangan itu, kemudian bersembunyi di baliknya.

Suara ledakan kembali terdengar, membuat telinga kiri Lyra tuli.

Namun telinga kanannya masih bisa mendengar dengan jelas, "Hidup Slavic! Hidup Pengendara! Hidup Penunduk!" Teriakan-teriakan bergema di seluruh ruangan.

"Lucas." Panggil Lyra pelan, berharap pria itu akan datang menolongnya. Di saat yang sama, gadis itu jatuh pingsan.

Lucas terus memanah para Pengendara yang mengepung rumah. Dibantu oleh Aimee. Sementara Carina, Clyde, dan Thomas menjaga bagian samping rumah.

Di pekarangan belakang, Rebecca bolak-balik melemparkan belatinya yang ditaburkan Bubuk Pyro. Untuk meledakkan para Pengendara.

"Hidup Slavic! Hidup Pengendara! Hidup Penunduk!" Mereka berteriak lagi.

"Bajingan." Amber mengutuk, "Jumlah mereka terus bertambah." Amber membantu Rebecca melemparkan belati-belati berlapis Bubuk Pyro.

"Aku pikir kita akan kesulitan dalam perjalanan ke Pyrus nanti, siapa sangka kita justru akan menghadapi mereka di rumah kita sendiri." Gerutu Madeline. "Arthur, awas!" Madeline berteriak saat melihat besi terlempar mengarah tepat ke Art.

Dengan tangkas, Art merunduk, dan memanahkan panah malaikat kepada anggota Pengendara, dan tewas seketika.

Sebilah pisau mengiris pergelangan tangan Madeline, membuat gadis itu merintih kesakitan. "Sialan, benda ini dimantrai!" Madeline berteriak, sembari melemparkan pisau itu kembali ke pelemparnya.

Death's Syndrom : DEATH'S MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang