-Bab 16-

1.5K 121 4
                                    

Lyra memandangi Aimee dengan terkejut, "Tapi kamu tidak mati." Ucap Lyra.

"Belum." Jawab Aimee, "Aku akan mati, pertama aku akan kehilangan kekuatanku, kedua aku mungkin akan mengalami kebutaan, ketiga aku mati."

"Itu tidak mungkin." Lyra menepis, suaranya masih tenang. Lebih tepatnya, berusaha tenang. "Lucas bilang harus membuat sumpah 'kan? Berarti kamu belum membuat sumpah."

"Itu dia, aku tidak membuat sumpah itu sudah melanggar sumpah."

"Lantas apa yang akan kita lakukan?" Tanya Lucas.

Walau sedang panik, Aimee tetap berdiri tegak, suaranya tegak, "Kita tetap akan ke Pyrus besok pagi. Aku hanya perlu mencari tau, siapa yang mereka maksud 'Penunduk'"

Ingatan Lyra berputar kembali ke kejadian malam itu. Seketika ia merasa luka bakarnya semakin perih, ia menatap lengannya, darah merembes ke perbannya yang putih. Lucas menyadari ketidaknyamanan Lyra, akhirnya ia menyarankan, "Kurasa kita harus kembali ke ruang perawatan."

Ruang perawatan tampak damai, Madeline masih terkulai lemas karena kekurangan darah, tapi entah mantra apa yang digunakan oleh Amber sehingga tangan Madeline menyatu kembali.

Thomas mengalami luka yang cukup parah di kepalanya, darah masih mengucur, tapi sudah tak separah tadi.

"Kalian semua—kita akan ke Pyrus besok pagi." Aimee mengumumkan. Semua orang langsung menegakkan telinga, "Aku akan membalaskan dendam Bower."

Semua orang terkejut saat Thomas bangkit dengan penuh emosi dari ranjangnya, dia tersenyum paksa, "Pyrus? Besok pagi? Kita baru saja selesai bertarung melawan ribuan Pengendara! Pyrus memakan waktu dua hari perjalanan, melewati hutan Pengendara, menuju tepat ke sarang Slavic."

"Tommy—"

"Jangan sebut aku dengan nama itu!" Sela Thomas. "Kita menuju kesana itu sama dengan kita masuk ke sarang serigala."

Aimee menyilangkan lengannya, "Itu kalau mereka serigalanya, Thomas."

Hening.

Tidak ada yang melawan perkataan Aimee, "Kita akan meminta bantuan yang lain juga." Imbuh Aimee, "Musuh Slavic yang lain."

Kini, Rebecca bangkit hingga menjatuhkan kursi di belakangnya. "Maksudmu, Winder dan kaumnya?" Wajahnya terkejut, "Kita tidak pernah akur dengan mereka, mereka juga telah membunuh—" Rebecca tidak menyelesaikan kalimatnya.

"Musuh dari musuhku adalah kawanku." Aimee berucap pelan, "Jangan karena dendam, kita tidak menggunakan mereka. Musuh terbesar kita adalah Slavic, aku yakin, kita bisa bekerja sama."

Thomas merenggut kerah baju Aimee, namun tampaknya Aimee telah siap dengan momentum serangan itu. "Dengar, wanita tua, kami sudah sangat lelah bertarung malam ini, bahkan dengan stamina fit-pun, melewati Hutan Pengendara itu mustahil. Jangan berlagak bodoh." Cengkraman Thomas di kerah bajunya mengencang.

Aimee meninju pipi Thomas, Thomas tidak menyangka akan menerima serangan seperti itu. Namun Thomas tetap tak gentar, ia meludahkan darah dari mulutnya, kemudian menyekanya dengan punggung tangan.

"Tak heran mengapa ayah lebih memilih mati dibunuh Winder, daripada menjadi suamimu." Ucap Thomas lancang, sebelum meninggalkan ruangan yang dipenuhi keterkejutan.

"Maaf." Ucap Aimee kepada semuanya, "Dia sedang lelah."

Lyra memandangi semua orang di ruangan, mereka hanya menunduk, tidak mau mengungkit topik mengenai Slavic, atau Winder, atau Pengendara beberapa detik saja.

Death's Syndrom : DEATH'S MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang