Suara teriakan Lyra menggema ke seisi rumah.
Tubuh Lyra berkeringat, kasurnya lembap, basah karena keringat dan air mata. Gadis itu membanting-bantingkan kakinya, "LYRA!" Lucas berteriak, mata Lyra yang sebelumnya terpejam, kini terbuka. Lyra membelalak, melihat sosok Lucas yang menatapnya penuh cemas.
Lyra kemudian kembali berteriak, ia memukul-mukuli Lucas, membuat Aimee perlu menarik Lucas menjauh, dan menggantikan posisi Lucas. "Lyra, bangun!" suaranya pelan nan tegas.
Lyra kembali membelalak, ia menatap Aimee penuh harapan, kemudian memeluk wanita itu.
Lucas berdiri terpaku menatap kejadian barusan, ia memegangi pipinya yang masih terasa sakit akibat pukulan dari Lyra.
***
"Aku bermimpi." Lyra bercerita, setelah keadaan mulai tenang. "Aku bermimpi dibunuh Luke." Lyra melirik Lucas sedikit, namun pria itu hanya menunduk. "Aku dibawa ke ruang penyimpanan. Dia menyudutkanku disana, aku terbangun saat pisau mulai mengiris leherku."
Lyra hanya diam, begitupula sekitarnya. Aimee lantas memberikan rangkulan.
Suara hujan di luar mengisi kesunyian saat itu.
"Hei..." Thomas berucap.
Lyra menoleh.
"Mimpimu barusan bukan bagian dari sindrom mu itu kan?"
Lyra hanya diam. Respon gadis itu membuat Thomas menatap Lucas tajam. Carina menggenggam tangan Thomas, sebagai isyarat : "jangan sembrono".
Tiba-tiba sesuatu melintas di kepala Lyra, "Oh!" Lyra berseru pelan, namun hal itu cukup jelas untuk didengar oleh Aimee yang duduk di sebelahnya.
"Apa?" Aimee bertanya.
Lyra menoleh ke Aimee, haruskah aku memberitaunya? Lyra bertanya-tanya dalam hatinya.
Namun terkadang, kita harus membuka rahasia demi mendapatkan yang kita inginkan. Lyra menginginkan sebuah balas jasa, ia menginginkan kebebasan. Bebas dari sindrom ini.
Tetapi, Lyra takut menjadi ceroboh demi kebebasan itu. Seperti ucapan Aimee sebelum ini : kecerobohan mengandung kebebasan. Akhirnya, Lyra memutuskan untuk menceritakannya pada Aimee, dan beberapa pasang mata yang berada di ruangan itu. Walau tidak sepenuhnya.
Lyra mulai menceritakan soal mimpi dalam mimpinya itu. Tapi ia tidak bilang, bahwa itu merupakan mimpi dalam mimpi. Ia hanya berkata, "sebelum ini, aku bermimpi melihat seorang pria berdialog dengan seseorang, ia berkata ingin menemui anaknya." Hanya begitu, soal makna mimpi dalam mimpi, Lyra akan mencaritau sendiri. Begitupula mimpinya mengenai ia dibunuh oleh Lucas.
Apa memang seperti itukah akhir hidupku? Lyra menggeleng-gelengkan kepalanya. Itu tidak mungkin. Setidaknya Lyra hanya berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
Gadis itu melirik Lucas yang sedari tadi hanya terdiam, ia merasa bersalah menceritakan mimpinya ini ke hadapan semua orang, termasuk Lucas itu sendiri, namun, memang ada beberapa hal yang harus disampaikan secara terus terang kepada semua orang bukan?
"Aku mau ke perpustakaan." Lyra bangkit, namun Aimee menahan gadis itu.
"Untuk apa?" Aimee bertanya.
"Aku butuh waktu sendiri."
***
Perpustakaan begitu sepi, namun tujuan Lyra kesini sebenarnya bukan untuk menenangkan diri, melainkan untuk mencari informasi. Informasi mengenai mimpi dalam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death's Syndrom : DEATH'S MARK
Fantasy[HIGHEST RANK : #4 in FANTASY] SINOPSIS Lyra Meyer, gadis berusia enam belas tahun, yang sedang dilanda duka. Duka yang sangat mendalam, karena kematian saudara kembar laki-lakinya, Leon. Lyra menjadi murung, bahkan sahabatnya, Abigail dan Miles, me...