"Kamu mau kemana?" Tanya seorang laki-laki bertudung. Orang yang ditanya hanya menunduk, di punggungnya nampak tas ransel berwarna gelap.
"Asal kamu tau, kamu tidak bisa dengan mudah mengelabuiNya." Ucap lelaki bertudung itu lagi. Pria yang diperingati hanya menjawab : "Aku mau bertemu anakku." Kemudian berlalu, punggung dengan tas ransel itu berjalan menjauh.
Lyra terbangun, kepalanya terasa pusing. Gadis itu memegangi keningnya, "Mimpi apa tadi?" semua terasa sangat aneh. Mimpi yang aneh, namun lebih anehnya lagi, suara pria dengan tas ransel di mimpinya, terasa tidak asing bagi Lyra, seperti pernah mendengar entah dimana...
"Lyra." Suara Aimee membuyarkan lamunan Lyra, "Sarapan sudah siap." Kemudian Aimee meninggalkan Lyra begitu saja.
Sebenarnya, suasana hati Lyra sedang sedikit kacau karena semua kejadian yang menimpanya ini, ia merasa kehilangan nafsu makan, namun ia tetap beranjak turun dari tempat tidurnya, ia tetap akan sarapan, hanya sebagai formalitas.
***
Di ruang makan, nampak Lucas, Carina, dan Aimee yang sedang menyantap sarapan. Mereka hanya makan dalam diam, tidak satupun yang berbicara.
Yah mana mungkin mereka bicara, mereka sedang makan. Pikir Lyra.
Setidaknya seperti itu pemikiran positif Lyra.
Namun, apa yang Lyra rasakan tidak seperti yang ia pikirkan.
Suasana terasa begitu canggung. Lyra mengambil duduk di samping Lucas, bahkan lelaki itu hanya menyapa Lyra dengan senyuman kecil. Sungguh, ada sesuatu yang aneh. Batin Lyra.
"Pagi ini aku bermimpi..." Lyra membuka obrolan.
Semua sontak terdiam, suara sendok yang membentur piring sudah tidak terdengar lagi, mereka fokus pada Lyra.
"Lyra, kamu harus sekolah. Kamu sudah terlalu lama bolos." Ucap Aimee tiba-tiba, "Lucas, kamu antarkan dia oke?"
Lucas hanya membalasnya dengan anggukan.
Aneh sekali. Batin Lyra lagi, ia hanya diam-diam memperhatikan gerak gerik Lucas.
"Luke?" panggil Lyra. Lucas hanya menoleh, memberikan tatapan tajam, namun tidak berucap sama sekali.
"Kita harus berangkat, atau kita bisa terlambat." Lucas tiba-tiba bangkit dari kursinya kasar, menimbulkan suara kencang gesekan antara kursi dengan keramik.
"Aku bahkan belum menghabiskan sarapanku." Lyra berusaha mengelak, ia sungguh penasaran dengan apa yang terjadi dengan semuanya pagi ini.
Lucas kembali menatap Lyra, ia menyipitkan matanya, hanya sebuah pandangan sinis, kemudian tanpa basa-basi, ia berjalan sambil-lalu, meninggalkan Lyra di hadapan piring makannya.
Lyra buru-buru menyusul Lucas, "Luke, kamu marah?"
Namun Lucas hanya tetap berjalan.
Lyra terus mengikuti pria itu.
Lucas seketika berhenti.
Lyra ikut berhenti.
Tanpa disadari, Lucas menuntun Lyra ke sebuah lorong gelap, sebuah bagian terlarang bagi Reaper's Angels. Ruang "penyimpanan"
"L-Luke, kita nggak diperbolehkan berada disini." Lyra berucap, ia merasa takut, kalimatnya keluar dengan terbata-bata.
Lucas tiba-tiba menghempaskan tubuh Lyra ke dinding, lelaki itu mendekatkan wajahnya pada Lyra, kemudian menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu.
Tidak biasanya. Lyra bukan merasa bahagia seperti biasanya, alih alih ia justru merasa takut.
Lucas menyudahi ciuman mereka, kemudian mengeluarkan belati kecil dari sarung pada ikat pinggangnya.
Lyra terbelalak, aku akan mati. Batinnya.
Lucas menempelkan belati itu ke leher Lyra, tatapannya kosong.
Aimee! Thomas! Carina! Siapapun tolong!
Namun suara Lyra tidak bisa keluar. []
......................
Halooo! Ketemu lagi sama author yang baru selesai UAS 🙇
Mohon maaf kalo cerita part ini pendek, belom sempet bikin lebih panjang lagi 😅 dan mohon maaf, kalo ada sedikit vulgar, karena author cuma mau nambahin kesan sedih bercampur takut nya Lyra. Eheheh, see you on next chapter! 🙌🙌🙌Anyway, kalo ada yang mau nanya-nanya kalian bisa langsung message aku aja! Aku bakal usahain bales:)))
Buh-bye ❤❤❤👏🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
Death's Syndrom : DEATH'S MARK
Fantasía[HIGHEST RANK : #4 in FANTASY] SINOPSIS Lyra Meyer, gadis berusia enam belas tahun, yang sedang dilanda duka. Duka yang sangat mendalam, karena kematian saudara kembar laki-lakinya, Leon. Lyra menjadi murung, bahkan sahabatnya, Abigail dan Miles, me...