Hari ini seperti hari biasanya, Dimas menjemputku dengan membawakan coklat, setiap harinya. Maka tidak heran jika di tas ku selalu ada coklat yang Dimas berikan.
"Selamat pagi manis" sapa Dimas dibarengi dengan senyum khasnya.
"Apasih Dim, lebay deh" kata ku sambil memukul bahunya.
"Hem...yaudah sekarang pake jaket dulu takut kesiangan" katanya sambil melihat ke arah jaket yang aku pegang sejak tadi.
Setelah aku memakai jaket kamipun pergi ke sekolah.
***Sesampainya di sekolah, seperti biasanya Dimas mengantarku ke depan kelas, alasannya lucu memang, hanya sekedar ingin melihat aku masuk kelas dan duduk dibangku ku dengan semangat, konyol memang tapi memang hal seperti ini yang bisa membuat aku bahagia setiap harinya. Ibarat sebuah kertas kosong, dia hadir di dalamnya untuk mengisi kertas kosong tersebut.
***Bel pulang sekolah berbunyi, itu pula tanda bahwa ada yang sudah menungguku di depan kelas. Ya, orang itu lagi-lagi Dimas orang yang selama ini mengisi hari-hariku.
"Nis, anter aku beli perlengkapan futsal dulu yuk" mintanya sambil memegang tanganku.
"Tapi jangan lama-lama ya Dim" kataku sambil memasang muka melas.
"Iya aku paham, jam setengah 5 udah ada dirumah paling telat jam 5 kan?"
"Iya Dim, itu kamu ngerti"
"Hem yaudah, ayo cepet berangkat" ucapnya sambil menarik tanganku.
***
Kami sudah sampai di sebuah toko sport yang tidak jauh dari sekolah, Dimas menggandengku dengan yakinnya dan mulai memilih sepatu futsal yang dia rasa cocok.
"Nis, yang mana yah?" Tanya dia kepadaku.
"Semuanya bagus Dim, asalkan kamu nyaman aja pokoknya, aku lebih suka yg warna merah itu, tapi terserah kamu sih"
"Yaudah deh aku mau yang kamu pilihin aja Nis, biar semangat mainnya" Ucapnya sambil tersenyum dengan khas.
Akhirnya Dimas memilih sepatu yang aku pilih, setelah itu Dimas mengantarku pulang, lagi-lagi dia mengantarku sampai depan pintu dan alasan yang dia buat sangat konyol menurutku, dia cuma pengen liat aku masuk ke rumah dengan selamat.
"Dim, entah hal apa yang kamu buat, sehingga kamu bisa bikin aku jadi begitu jatuh cinta, bukan tepatnya ini jatuh hati, aku sangat merasa terkesan dengan semua kejutan-kejutan kecil sederhana yang kamu buat, kamu hanya berniat untuk aku merasa bahwa aku sangat kamu istimewakan. Tuhan... apakah ini cinta?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
RomanceBagaimanapun rasa sakitnya ketika seseorang memilih untuk meninggalkan kita, percayalah bahwa tuhan selalu memberikan pengganti yang jauh lebih baik untuk kita.