Mulai Terbiasa

41 2 0
                                    

Satu bulan sudah setelah kepergian Dimas dari hidupnya, Annisa mencoba menjalani hari-harinya seperti biasa, tidak ada lagi tangisan untuk Dimas, ya karena Annisa mulai merasa terbiasa tanpa kehadiran Dimas. Dimas juga sudah tidak pernah menampakan diri di depan Annisa, mungkin karena kesibukan di ekskul futsalnya.
Terkadang Annisa juga merasa heran, kemana Dimas? Kenapa dia tidak pernah muncul?
***
Hari ini seperti biasanya Annisa pergi ke sekolah menggunakan ojek online, tanpa perasaan sedih lagi tentunya, sesampainya di sekolah Annisa masuk kelas dengan tergesa-gesa karena dia merasa bahwa dia sedikit telat hari ini, tetapi sesampainya di kelas tidak ada satu orang pun yang berada di dalam kelas, Annisa heran, kemana teman-temannya? Tidak lama setelah itu Hendri ketua kelasnya datang menghampiri.

"Hey Nis"

"Oh, hey Hen, yang lain pada kemana yah?"

"Lu gatau ya nis, hari ini ada pertandingan futsal, sekolah kita lawan SMA Tunas Bangsa"

"Oh ya? gua ketinggalan berita dong"

"Iya nis, mendingan kita ke lapangan futsal aja deh, gua juga mau kesana lagi"

Annisa terdiam, dia berpikir, lapangan futsal? Bertemu Dimas?

"Woy nisa"

"Oh ya ya ayo" ucapan Hendri membuyarkan lamunan Annisa

Mereka berdua pun pergi ke lapangan futsal. Sesampainya disana Annisa melihat keadaan lapangan sudah ramai, banyak orang disana dan Annisa tidak melihat sosok Dimas, dalam hati dia berkata"Untung gak liat,untung gak liat"

Annisa memutuskan untuk menelpon Karin, karena dia berpikir mungkin Karin mau dia ajak ke kantin.

"Halo rin,lu dimana?"

"Gua dilapangan nis, lagi nemuin Haikal, dia kan anak SMA Tunas Bangsa mau tanding sama anak sekolah kita, lu sini deh Haikal nanyain lu"

"Oke lu sebelah mana?"

"Gua angkat tangan ya, lu liat deh"

"Oh iya gua liat, oke gua langsung kesana"

Annisa mematikan telponnya dan langsung berjalan ke arah Karin, Annisa melihat sosok Haikal sedang bersama Karin.

"Hai Niss" sapa Karin

"Hai Rin"

"Haikal nanyain lu nih"

"Hai kal, apa kabar?" Sambil menjabat tangan Haikal

"Hai Nis, gua baik, dan lu gimana?"

"Gua baik-baik aja kok"

"Oh ya syukur deh kalo gitu"

"Iya kal, Rin kita ke kantin yuk"

"Kantin? Gua pengen liat Haikal main futsal nih, udah lama juga gua gak liat dia hahaha"

"Ledek banget sih lu Rin"ucap Haikal dengan nada ketus

"Oh oke oke gua juga penasaran sih sama permainan Haikal gimana"

"Yang jelas dia lebih jago dari pada mantan lu"ucap Karin meledek Annisa

"Mantan gue jago kok, jago bohong hahaha"

"Yaelah mbanya udah move on nih"

Saat mereka sedang berbincang-bincang tiba-tiba Annisa melihat sosok Dimas di sebrang lapangan, bersama dengan perempuan itu, iya Agnes. Agnes seorang kapten tim futsal cewe di sekolah Annisa yang berhasil menggantikan posisi Annisa di hati Dimas.

"Baru diomongin itu orang udah nongol"ucap Karin ketus

"Jangan gitu lah rin"

"Gila sih nis lu sabar banget sih jadi cewek. Kalo gua nih? Gua samperin tuh cowok sama ceweknya, ya gila baru beberapa hari putus dari lu mereka langsung blak-blakan gitu jadian"kali ini dengan nada yang tinggi

"Huss Karin lu ngajarin gak bener"Haikal kali ini berbicara

"Kalo di bilang sakit pengen nyamperin ya pasti rin, tapi balik lagi gua bukan cewek pendendam, Dimas bahagia sama Agnes, sama sama kapten di masing masing timnya kok, mereka punya hobi yang sama, beda sama gua rin, gua bukan cewek yang Dimas mau rin, jauh dari kriteria dia"

"Nisssssss"Karin kesal

"Suatu saat dia bakal nyesel ninggalin cewek sebaik lu nis"Ucap Haikal sambil tersenyum ke arah Annisa dan pergi meninggalkan Annisa dan Karin yang terlihat bingung mendengar ucapan Haikal
***
Pertandingan berjalan seru, berakhir dengan kemenangan dari sekolah Tunas Bangsa, selesai pertandingan Karin dan Annisa memutuskan untuk menemui Haikal yang sedang beristrahat.

"Hebat sih sekolah lu"

"Lebih hebat sekolah lu ko rin"Haikal merendah

"Hahahaha merendah aja lu"ucap Karin

"Oh ya karena gua udah menang nih, gimana kalo gua traktir kalian makan"

"Kalo gua sih hayu aja, gimana nis?diem aja lu"

"Emm gimana yah?"ucap Anisa

"Mau ajalah kita pulang cepet kan sekarang jadi gaakan kesorean"Karin sedikit memaksa

"Gimana kalo traktirnya di kantin aja?makanan disini gak kalah enak ko kal"

"Boleh idenya nis"ucap Haikal

"Yaudah ayo gua udah laper banget"Karin sambil menarik tangan Annisa dan Haikal

Saat mereka berjalan menuju kantin, tiba tiba handpone Karin berbunyi, ternyata Karin diminta pulang cepat hari ini.

"Yah, gua disuruh pulang cepet nih, urgent"

"Lah kok?terus gak jadi nih?"Haikal kebingungan

"Kalian berdua lanjut aja, gua next time deh ya, buru buru banget nih dah"Karin sambil meninggalkan Annisa dan Haikal

Annisa dan Haikal hanya terdiam melihat Karin, dan mereka terlihat canggung memulai pembicaraan

"Emm jadi kita lanjut ke kantin apa gimana Nis?"

"Kayanya Nisa pulang aja deh kal, gak enak juga kalo gak ada Karin"Jawab Annisa canggung

"Yauda kita bareng aja, gua anterin karena traktiran gak jadi nis"

"Gak ngerepotin nih?"

"Ya nggalah, justru gua yang gaenak"

"Oke, Nisa ambil tas dulu yah"

"Gua tunggu di gerbang ya nis"

Annisa pergi ke kelas untuk mengambil tas dan langsung berjalan ke gerbang sekolah untuk menemui Haikal.

"Nis, pake jaketnya, ini helmnya juga"

"Kal, lagi lagi lu gak pake jaket gara-gara gua"

"Gak masalah nis, gak baik cewek naik motor gak pake jaket, kalo lu sakit gua di cerewetin Karin nanti, sekalian helmnya ya, tenang itu helm bersih nis, biasa gua bawa karena takutnya gini nih gua harus nganterin temen temen gua"

"Oke oke"ucap Annisa sambil memakai jaket dan helmnya

Setelah Annisa selesai memakai jaket dan helm, Haikal langsung mengendarai motornya untuk mengantarkan Annisa. Saat di perjalanan Annisa melihat sosok Dimas sedang berdiri di pinggir jalan, Dimas juga melihat Annisa yang sedang di bonceng oleh Haikal.
"Dim,gimana perasaan kamu ketika melihat aku dengan laki-laki lain, apakah sama seperti perasaan aku ketika kamu bersama wanita yang kini menggantikan posisiku?"

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang