Setelah hari itu, hari dimana Haikal mengantarkanku pulang, aku dan Haikal menjadi teman yang akrab, bahkan kami saling mengirim pesan Whatsapp,walaupun tidak sering.
Saat malam hari, Haikal menelponku, aku heran tidak biasanya karena selama ini Haikal mengirim pesan jika ada hal penting saja yang ingin dibicarakan.
"Halo nis"
"Oh halo kal? Ada apa? Tumben"
"Nis, besok libur kan?"
"Iyalah kal, kenapa?"
"Gua mau ngajak lu nge gym"
"Hah?nge gym? Gua gak pernah nge gym kal"
"Ya karena gak pernah makanya ngajak lu"
"Oke boleh juga sih, tapi Karin ikut kan?"
"Gua udah coba hubungi dia tapi gak bisa"
"Oke biar gua yang hubungin deh kal"
"Oke nis, maaf ganggu ya, selamat malam"
"Iya kal, selamat malam"
Haikal menutup telponnya dan Annisa pun langsung berniat mengirim pesan Whatsapp kepada Karin
'Rin, besok Haikal ngajak nge gym, ikut yuk gua pengen nyoba nih'
Annisa menunggu balasan dari Karin, tapi tidak ada balasan. Akhirnya Annisa memutuskan untuk tidur.
***
Pagi harinya Annisa melihat balasan dari Karin dan panggilang tak terjawab.'Nis, maaf gua baru bales, gua sibuk ngurus kepindahan ke Malaysia, bunda gua harus pindah kesana dan gua harus ikut, maaf gua baru ngasih tau berita ini'
Annisa terdiam ketika membaca balasan dari Karin. Bagaimana bisa? Karin pindah? Dan kali ini Annisa merasa kehilangan lagi.
Annisa membalas pesan Karin walaupun dengan banyak kebingungan.
'Rin, kok ngedadak banget?, gua kerumah lu sekarang ya'
Tidak ada balasan dari Karin, tanpa berpikir panjang Annisa pun langsung bersiap-siap dan pergi kerumah Karin.
Sesampainya disana Annisa melihat rumah Karin tampak sepi tidak ada aktivitas disana, Annisa memutuskan untuk menelpon Karin.
"Halo niss, maaf gua gabisa bales chat lagi sibuk packing banget"
"Nis, gua depan rumah lu"
"Oh ya? Oke wait yaa"
Karin menutup telponnya dan tidak lama kemudian dia membukakan pintu.
Annisa langsung memeluk Karin dan Karin membalasnya.
"Gua kehilangan lagi"ucap Annisa sambil menahan tangisnya
"Ngga nis, lu ga kehilangan gua, udah yuk masuk dulu"
Karin dan Annisa pun langsung masuk ke kamar Karin, Karin menenangkan Annisa yang memang menangis sedari tadi.
"Nis, jangan gini dong"
"Tapi Rin, kenapa lu harus pindah? Tar siapa yang selalu nguatin gua disaat gua jatoh kaya kemarin?"
"Nis gua gak hilang, gua masih bisa ada buat lu kalopun nanti gak ada disamping lu, ada banyak hal yang bisa ku lakuin buat cerita, kita bisa skype atau video call atau apapun itu masih bisa kita lakuin, Nis gua pindah bukan berarti gua bakal menghilang dari ku, gua tetep sahabat lu, begitupun lu tetep sahabat gua"
"Rin maaf..."ucap Annisa dengan nada menahan tangis
"Gak apa-apa Nis, gua ngerti, udah ah jangan sedih-sedihan gini"
"Yaudah iya, mending lanjut packing, gua bantuin"
"Asik ada yang bantuin",
"Dasar loh ya haha"
Karinpun melanjutkan mengemas barang barang pindahannya dibantu oleh Annisa, setelah selesai mereka menonton film kesukaan mereka, dan tidak lama kemudian Haikal datang.
"Hai guys"
"Kal ko ga kedengeran suara motor lu?"
"Gua daritadi manggil-manggil gak ada yang nyaut yaudah gua masuk aja"
"Haha sorry emang lagi fokus"
"Jadi nih pindah?"
"Jadilah gak liat udah packing barang sebanyak itu"ucap Karin sambil melirik beberapa koper yang sudah rapih
"Hebat sih lu bisa packing se rapih itu"
"Kan di bantuin Annisa"Karin sambil melirik Annisa
"Oh iya dibantuin gua haha"
"Oh pantes"kali ini Haikal dengan nada tengil
Disaat mereka sedang berbincang tiba tiba kali ini Karin berbicara serius.
"Kal"
"Kenapa rin?"
"Gua nitip Annisa yah, lu harus jagain dia kalo gua udah pindah ke KL"
"Kenapa jadi melow gini sih"ucap Annisa
"Gua serius, gua tau sahabat gua kaya gimana, pokoknya gua pengen lu jagain Annisa kal"
"Gua bakal lakuin itu Rin, Annisa juga kan sahabat gua"
"Makasih banyak Rin"ucap Annisa sambil memeluk Karin
"Eh lu berangkat besok?"tanya Haikal
"Iya gua berangkat besok"
"Yah gua gak bisa nganter dong Rin"kali ini Annisa yang berbicara
"Gak apa-apa kok Nis"
"Yakin?"tanya Haikal
"Ya yakinlah, tenang aja kalo libur gua pasti kesini kok"
"Janji ya rin?"
"Karin janji bakal kesini buat Annisa"
"Terimakasih banyak Rin"
"Samasama Annisaaa"Kali ini Karim memeluk Annisa
Waktu berjalan cepat, tak terasa sudah sore hari dan itu artinya Annisa harus pulang.
"Rin gua balik yah, takut mamah nyariin nih"
"Oke Nis, lu balik naik apa?"
"Sama gua aja"ucap Haikal
"Eh eh, gak usah gua naik ojek aja"
"Nis, jangan nolak"Kali ini Karin memohon
"Anggap aja sebagai ganti kita gak jadi nge gym"Haikal memperjelas
"Selalu deh kal gitu alesannya haha, yaudah deh"
"Oke, Rin gua balik yaa"
"Iya, makasih ya kalian udah bantuin gua"
"Samasama Karin, take care for tomorrow, I will be miss u so much"
"Ahh Annisa gua juga bakal kangen lu banget banget banget"
"Yaudah kita balik ya, dahh"
"Dahh"
Karin mengantar Annisa dan Haikal sampai keluar rumah, Haikalpun segera mengendarai motornya, diperjalanan tidak ada sepatah katapun yang mereka keluarkan, bukannya Haikal tidak mau memulai pembicaraan dengan Annisa yang kini menjadi sahabatnya tapi dia tau bahwa Annisa sedang kacau akibat kepindahan sahabatnya.
Setelah Annisa kehilangan Dimas, kali ini dia harus merasa kehilangan lagi atas kepindahan Karin sahabatnya, itu sakit bukan?
Kehilangan bukan hal yang mudah, percayalah itu menyakitkan dan tidak semua orang bisa baik-baik saja ketika merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
RomanceBagaimanapun rasa sakitnya ketika seseorang memilih untuk meninggalkan kita, percayalah bahwa tuhan selalu memberikan pengganti yang jauh lebih baik untuk kita.