BUTUH WAKTU

127 4 0
                                    


Kejadian Dimas yang merusak hari ulang tahunku, masih melekat jelas dalam ingatanku, aku masih ingat semua itu. Rasanya sakit sangat sakit, seolah-olah Dimas sedang balas dendam kepadaku agar aku menyesal, ya memang aku menyesal, menyesal menerima kado dari Dimas yang membuat aku benci terhadap ulang tahunku sendiri.

***

Hari minggu, hari libur dan aku memilih untuk beristirahat dirumah karena rasanya aku merasa lelah dengan hal yang aku jalani kemarin pada saat hari ulang tahunku, rasanya penat akibat ulah lelaki itu.
Saat aku beristirahat, merebahkan badanku, handponeku berdering, aku langsung melihat ke layar handponeku dan langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo Rin?" Sapaku lembut.

"Nis, gimana keadaanmu hari ini?"

Ya tuhan...sebegitunya kah sahabatku mengkhawatirkanku.

"Aku jauh lebih baik dari kemarin Rin"

"Alhamdulilah, maaf ya aku gak bisa kerumah kamu sekarang, aku ada acara sama bundaku, kamu istirahat yah, inget Nis Karin ada disini buat Nisa, gausah pikirin cowok itu lagi, Karin sahabat Nisa dan gamau liat Nisa nangis gara-gara cowok itu lagi"

"Karin terimakasih banyakkk, Nisa sayang Karin"

"Sama-sama sayang, udah dulu yah, aku udah dipanggil bunda, dahhh"

"Dahh"

Aku bersyukur punya sahabat kaya Karin, yang perhatian dan seperti saudaraku sendiri.
Saat aku sedang melamun, tiba-tiba mama datang dan menghampiriku.

"Selamat pagi sayang, gimana sudah enakan hatinya?"

Ada apa ini? Kenapa mama menanyakan soal hatiku.

"Hey, tak usah kebingungan gitu mama udah tau semuanya dari Karin" kali ini dia berbicara sambil memegang tanganku.

"MAHH" kataku dengan suara bergetar menahan air mata yang membendung di mataku.

"Ini alasan kenapa mama gamau kamu pacaran-pacaran dulu sayang, mama rasa kamu belum waktunya untuk berpacaran, kamu masih harus fokus dengan sekolahmu" kali ini mama berbiara dengan nada serius.

"Mah, Nisa gak nyangka semuanya jadi kaya gini, Nisa pikir Dimas emang orang yang bisa jaga Nisa"

"Mama ngerti Nisa, Mama juga pernah melewati masa remaja sepertimu, tapi mama rasa kamu tidak usah menyesali pertemuanmu dengan Dimas"

"Aku gak nyesel mah, aku gak nyesel sama sekali aku ngerasa belum terbiasa aja liat dia sana cewek itu"

"Mama ngerti Nis, Mama mengerti apa yang anak gadis mama ini rasakan sekarang, semua hanya soal waktu, kamu butuh waktu untuk melupakan Dimas dan mengikhlaskannya bersama cewek lain, Nis kalo emang kamu takut buat sakit hati makanya kamu jangan coba-coba pacaran diumur segini"

Setelah itu mama pergi meninggalkanku dengan tersenyum kepadaku.
Aku terus memikirkan apa yang mama bicarakan tadi, ya memang benar kata mama aku hanya butuh waktu perlahan aku akan melupakannya.

Dimas, lihatlah aku akan terbiasa tanpamu, tanpa kehadiranmu dan biasa saja ketika melihatmu bersama penggantiku.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang