HOMOPHOBIC
Chapter One
“Childhood”
“Kim Taehyung!! Apa yang terjadi padamu?!!”Pria kecil bernama Taehyung tadi menangis sesenggukkan, lalu menangis semakin keras. Taehyung menunjuk lututnya yang mengeluarkan darah. Luka yang cukup besar, dan aku berani menjamin pasti luka itu kotor dengan pasir, atau tanah disekitar permukaannya.
Dengan cepat kurengkuh pundaknya, membawanya pulang.
“Kau ini selalu saja ceroboh, Taetae.”
Taehyung masih tetap menangis, sesekali Ia terlihat meringis kesakitan karena lukanya tadi.
“Nah, sekarang sudah selesai.”
Aku tersenyum, sudah selesai melakukan tugasku mengobati lututnya. Aku bangkit dari hadapan Taehyung yang sudah berhenti menangis sejak tadi.“Terimakasih Areum Noona.”
Taehyung tersenyum kecil lengkap dengan hidung mancung merah khas orang menangis yang menghiasinya. Sungguh menggemaskan.“Tidak perlu sungkan, Taehyung. Lain kali jangan ceroboh lagi ya.”
“Mari main lagi” Tawarku.
Ya, Taehyung memang selalu saja ceroboh, dan lagi-lagi kecerobohannya menyelakainya hari ini. Anak manis tadi bercerita padaku alasannya melukai lututnya. Kata Taehyung, dia sedang berlarian mengejar seekor kupu-kupu, berusaha menangkapnya. Namun naas, Taehyung malah tersandung batang kayu, lalu darah pun menetes dari lututnya.
Sungguh, aku ingin menertawainya karena alasannya itu sangat polos sekali, tapi aku tidak mau Taehyung kecilku marah padaku. Jadi, aku memendam seluruh tawaku dan berusaha bersimpatik padanya. Oh, apakah tadi aku menyebut Taehyung kecil-ku?
“Areum Noona!! Cepat bantu aku menangkap kupu-kupu itu!!”
Suara Taehyung menggelegar, membuyarkan lamunanku. Aku berdehem keras sebagai jawaban, dan berlarian kecil ke arahnya.
BRUK
“HUAAA”
Taehyung, kau ini sungguh amat sangat ceroboh ya rupanya.
Lagi, anak kecil itu berhasil melukai kedua lututnya.
“Taehyung... kau benar-benar suka jatuh ya?”
Gumamku selagi membersihkan lukanya dengan antiseptic untuk yang kedua kalinya.“Areum Noona meledekku!!”
Taehyung mencebik lucu. Menggemaskan, membuatku ingin mencubit pipi gembilnya itu.“Tidak Tae hahaha. Bukan begitu”
Aku tertawa lepas karena tingkah lucunya.“Lalu kenapa?”
Taehyung masih setia mencebik lucu.“Kalau kau tidak bisa menjaga dirimu sendiri dan selalu ceroboh bagaimana kau bisa menjagaku? Kau ‘kan berjanji padaku Tuan Kim kecil.”
Kataku sembari meniup-niup lukanya supaya cepat sembuh. Sesungguhnya aku tidak tahu dari mana asalnya, apa teorinya dan bagaimana caranya luka akan cepat sembuh apabila ditiup. Aku hanya mengikutinya saja, karena itu yang seringkali kulihat.
“Aku bisa menjaga noona kok! Aku berjanji! Aku kan pria sejati!”
Teriaknya antusias.“Tapi kau sering jatuh, dan melukai dirimu sendiri”
Aku yakin apabila Taehyung menderita hemofilia , Ia tidak akan bertahan hidup sampai saat ini. Darahnya selalu terbuang sia-sia man.
“T-tapi aku suka diobati oleh Noona”
Kata Taehyung pelan, setengah berbisik. Kalimat tadi sukses membuatku membulatkan mataku. Lalu tersenyum simpul. Aku tidak bisa menyembunyikan semburat merah muda di kedua belah pipiku saat ini. Aku berusaha mengatur nadaku, supaya tak terdengar salang tingkah.
“Kalau begitu aku akan menjadi suster, suster pribadimu! Supaya aku bisa mengobatimu bila kau terluka.”
Seruku diselingi dengan senyuman lebar, menggoda Taehyung.Kini Taehyung yang memerah sampai ke telinganya. Taehyung yang senang akan berubah warna menjadi semerah tomat. Menggemaskan.
“Benarkah?”
Mata Taehyung membulat antusias, menggemaskan. Sekedar informasi, luka Taehyung sudah selesai kuobati sejak tadi, sejak aku selesai meniupinya.“Tentu saja!
Kau berjanji untuk menjagaku, dan aku akan berjanji untuk mengobatimu.”
Kami pun menautkan jari paling kecil kami, dan tertawa bersama.
Kejadian itu sudah berlalu selama 12 tahun lamanya, namun masih terasa sangat segar diingatanku.
Janji kami,
janji itu sudah ditepati,
namun tidak sesuai dengan ekspetasiku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMOPHOBIC ➖ TaeKook VKook
FanfictionHOMOPHOBIC seme! tae uke! jk Cerita tentang seorang gadis yang mencintai sesosok lelaki dengan seluruh hatinya, bahkan seluruh hidupnya. Homophobic? Ya, mungkin kata itulah yang dapat menggambarkan situasi gadis itu saat ini, Karena... Pria beruntun...