Chapter Four - MISHAP

198 14 0
                                    

HOMOPHOBIC

Chapter Four

"Mishap"

Aku sudah lulus, dan sekarang usiaku 23 tahun. Aku sudah 2 tahun bekerja di Rumah Sakit sebagai perawat. Usia yang cukup terbilang muda, bukan?

Aku kesana kemari mengurusi pasienku yang rewel. Bila saja aku bukan perawat, maka aku pasti sudah akan berteriak ke arahnya, dan melakukan tindakan bar-barlainnya.

Aku menghela nafasku, mengumpulkan kesabaranku yang sudah menipis itu.

"Nona Areum, tolong lihatlah keadaan pasien di kamar Alpha 08 itu."

Seru seseorang yang bahkan tidak memperlihatkan batang hidungnya sama sekali. Ia hanya menyuruh tanpa memperlihatkan wajahnya. Jika saja, aku tahu siapa itu, aku pasti sudah akan mengumpatnya. Tidak sopan!

Ini pekerjaanku, jadi aku harus ke kamar Alpha 08 tadi.

"Permisi, Tuan Jeon izinkan aku melihat keadaanmu."
Aku memasuki kamarnya seusai mengetuk pintu kamar itu perlahan.

"Ya, silakan."
Pemuda manis bermarga Jeon tadi menyambutku dengan hangat.

"Eh, oh maaf Nona Jeon"

"Bukan Nona, suster. Tapi Tuan." Ia terkekeh pelan.

Sungguh, aku tidak tahu bila dia adalah laki-laki apabila tidak menilik ke data pasiennya. Pemuda tadi sangat manis! Cantik! Seperti perempuan kecil yang tomboy. Rambut dan matanya sehitam arang, namun jernih. Kulitnya seputih susu. Bibirnya berwarna merah muda, sungguh natural meskipun sedang pucat seperti ini.

"Ah maafkan aku Tuan"
Aku membungkuk 90 derajat.

"Sudahlah Noona, jangan dipikirkan. Ini bukan yang pertama kalinya."

Bibirnya tersenyum namun sorot matanya terlihat sakit, sayu dan tidak bersemangat.

Entah mengapa aku kasihan dengan pemuda manis ini.

"Oh ya Noona, panggil saja aku Jungkook."

Jungkook adalah anak yang sangat manis dan baik. Kami langsung menjadi akrab sesudah sesaat aku memeriksa keadaannya yang kedua kalinya. Usia kami terpaut cukup jauh, yakni sekitar 5 tahun.

Jungkook ini mengidap penyakit yang serius, tapi aku selalu merasa Jungkook bisa sembuh karena semangat dan kemauannya yang luar biasa.

Ah, aku belum bercerita tentang Kim Taehyung ya hari ini?

Taehyung sudah lulus sekolah, sekarang Ia mengenyam pendidikan Hukum. Kami masih dekat seperti sedia kala. Sama seperti dahulu, Taehyung masih mengantar-jemputku.

Dan sampai sekarang juga, perasaanku pada Taehyung tidak pernah memudar sedikit pun. Yang ada malah semakin besar. Taehyung tumbuh dengan sangat baik. Sekarang Ia sudah lebih tinggi, sangat tinggi dariku. Perawakannya apik, dan tentu saja wajah dewanya itu semakin tampan dan mempesona.

"Noona, tidak bisakah kau keluar lebih cepat? Aku ketakutan berada disini sendirian."

Aku tertawa mendengar ucapan Taehyung.

"Apa yang kau takutkan Taetae?"

"Entahlah, mungkin hantu?"

"Disini tidak ada hantu, Taehyung."

Kami melangkah keluar dari Rumah Sakit bersama-sama dengan diiringi canda tawa.

Aku dan Jungkook semakin akrab. Mungkin beginilah rasanya mempunyai adik ya? Meskipun Taehyung bisa dianggap adik juga, sih. Tapi aku lebih menganggap Taehyung sebagai pemilik hatiku, mungkin?

"Noona, apakah ada orang yang kau sukai?"
Jungkook membuka suaranya. Aku yang sedari tadi fokus memeriksa cairan infus Jungkook menghentikan aktivitasku.

"Kurasa ada, satu."

"Wah! Pasti Ia sangat beruntung ya bisa mendapatkan hati Noona!"

Aku tersenyum getir.

Bahkan pria itu tidak mengetahuinya, Kook.

Dan aku tidak tahu apakah Ia akan membalas perasaanku ini.

Tapi, aku boleh percaya diri 'kan?

Taehyung memperlakukanku dengan baik, sangat lembut bak Tuan Putri. Aku bahkan tidak pernah mendengar kabar bila Taehyung memiliki kekasih. Dan kami itu sangat dekat seperti perangko. Kalau itu bukan suka, lantas apa namanya?

Tiba-tiba handphoneku bergetar, membuat aktivitas mari-menyuapi-Jungkook menjadi terhenti.

"A-apa??!! Taehyung kecelakaan???"

Tubuhku melemas, begitu juga pandanganku. Pandanganku kabur. Yang terakhir kali kudengar adalah pekikan Jungkook memanggil-manggil suster yang lainnya.


***

HOMOPHOBIC ➖ TaeKook VKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang