Chapter Fifteen - KIM TAEHYUNG

156 12 0
                                    

HOMOPHOBIC

Chapter Fifteen

“Kim Taehyung”

 

“Bagaimana keadaanmu, Tae? Sudah lebih baik?”

“Ya tentu saja Noona. Kecuali kakiku, dia masih tidak berdaya untuk seorang pembalap sepertiku.”
Jawab Taehyung dengan cengiran khasnya, kotak dan menawan.

“Pembalap?”
Tanyaku sambil mengerjapkan mataku perlahan.

“Iya! Aku ini pembalap paling keren dan tampan di Seoul!”

“Teruslah bermimpi, Kim. Kau itu pembalap terceroboh menurutku.”

Taehyung yang mendengar ucapanku menyatukan alisnya tanda tidak suka. Aku terkikik kecil menyadari perubahan raut wajah Taehyung.

“Hanya bercanda, dongsaeng.”

Dia memutar kedua bola matanya sambil menampilkan senyum manisnya.

“Uh.. Noona, bagaimana keadaan Jungkook?”

Sesaat setelah Taehyung menyebut nama itu, nafasku tercekat, jantungku seakan berhenti berdetak pada saat itu. Aku berada dalam perasaan bersalah karena telah berkata kasar pada Jungkook, mengingkari janjiku pada Taehyung untuk menjaganya. Aku malah melukainya. Aku juga terjebak dalam rasa kecewa dan cemburu luar biasa karena nama itu.

Tidak bisakah Taehyung berhenti membicarakan nama itu di depanku? Sekedar untuk menjaga perasaanku?

“Kenapa tidak menengoknya sendiri?”

Jawabku berusaha mengeluarkan suara sedatar mungkin, setipis mungkin dari emosi.

“Sangat ingin melakukannya, tapi Eomma menyuruhku untuk tetap diam di rumah. Aku bukan anak durhaka yang selalu membuat Ibunya khawatir, Noona. Maka dari itu, aku bertanya kepadamu.”

Benci. Aku benci pada diriku yang lemah, hatiku yang dengan mudahnya terbakar api cemburu.

Noo-

Belum sempat Taehyung memanggilku, aku menyelanya dengan cepat.

“Kenapa masih selalu menyebut namanya didepanku? Seingatku baru kemarin aku menyatakan perasaanku. Apa kau sebegitu tidak pedulinya padaku➖pada perasaanku, Tae?”

Bodoh. Lagi-lagi aku menangis didepannya.

Tapi persetan dengan itu semua, hatiku terlanjur sakit.

Noona maaf, aku tidak bermaksud seperti itu.”

Dengan cepat Taehyung menarikku, menenggelamkanku pada pelukannya. Aroma citrus menyeruak pada indera penciumanku.

“A-aku hanya khawatir padanya. Bukan maksudku untuk mengabaikanmu dan membuatmu terluka. Sumpah, bukan!”

Tangisku semakin menjadi. Aku tidak bisa menolak pelukan indah darinya. Ini terlalu memabukkan. Hatiku menghangat karena pelukannya. Aku tidak peduli apakah pelukan yang diberikannya ini berdasarkan perasaan atau tidak. Yang terpenting, aku menyukainya.

Taehyung terus-terusan membisikkan kata maaf.

“K-kenapa tidak berusaha membuka hatimu untukku, Tae?” Aku berbisik lirih.

Yang kutahu, semuanya kini tidak akan sama seperti sedia kala. Candaan kami, senyum dan tawa kami sekarang akan dihadiri juga oleh rasa canggung.

“Maaf Noona. Aku.. Aku menyayangimu dan melindungi tapi bukan seperti ini. Aku-”

Dengan cepat aku melepas pelukan Taehyung, dan menatapnya dengan fokus, tajam.

“Jangan dilanjutkan. Sudah cukup, Tae.”

Aku sudah tidak mampu untuk menangis lagi, kurasa air mataku sudah habis.

Taehyung berusaha untuk merengkuhku lagi. Dengan cepat aku menepisnya.

Noona... kumohon”

“Aku sudah mengerti, Tae. Hatimu hanya untuk Jungkook. Aku tidak berarti apa-apa bagimu.” Aku tertawa getir.

Noona.. berhentilah”

Aku tidak peduli dengan kecanggungan yang akan terjadi diantara kita kelak, aku hanya ingin menunjukkan sisi perempuanku pada Taehyung.

Aku juga bisa terluka.

“Aku permisi. Semoga cepat sembuh, dan bisa segera menemui kekasihmu.”

Aku menekan kata terakhir dan segera mengangkat kakiku beranjak dari rumah keluarga Kim. Mengabaikan teriakan Taehyung yang memanggil-manggil namaku.

Aku akan merebutmu, Kim.

***

HOMOPHOBIC ➖ TaeKook VKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang