Terlihat dua orang gadis tengah menonton tv di ruang keluarga, tapi nampaknya bukan mereka yang menonton tvnya, melainkan tvlah yang menonton mereka. Bagaimana tidak jika gadis yang pertama tengah fokus membaca novel di tangannya, sedangkan gadis yang satu lagi sedang,,,,sedang berjalan mondar-mandir di depan televisi yang menyala.
"kyl....lo ngapain sih bolak-balik kaya setrikaan aja, pusing tau ngelihatnya"tanya gadis yang membawa novel tadi.
"ishh...Papa pulang cepet, gue harus gimana??"
"ya bagus dong, kita bisa ngajak Papa makan diluar, enak nih makan pizza"
"dasar loe adik gak peka!!" gemas Kyla menoyor kepala Zara. Iya mereka berdua adalah kakak beradik Kyla dan Zara. Jika mereka berdua sudah dipastikan tidak akan ada kata tenang,ribut dan berisik itu artinya! Tapi nampahknya Kyla sedang galau, kenapa anak itu?
"ya...loe juga sih, pahke acara kaya gitu! Ternyata loe bisa sadis juga, gue kira Cuma dirumah aja loe sadis, apalagi sama adik lo yang lucuk ini" ucap Zara mengalihkan pandang pada Kyla yang kini duduk di sebelahnya.
"yah...loe mah bukan belain gue!! Malah ikutan ngebully gue!!lagian siapah yang gak marah liat kaya gituan!! Kata Kyla membela dirinya
"itu namanya sok jagoan.....Cacaku sayang!! Zara mencubit kedua pipi Kyla, Kyla hanya berdengus kesal memegangi kedua pipinya yang merah karena ulah adiknya itu.
Sedetik kemudian fokus keduanya teralihkan oleh seseorang laki-laki berbadan tegap, bermata sipit, berbaju santai tapi masih terlihat tegas tengah menuruni tangga lantai dua rumah mereka, membuat kedua gadis tersebut menelan ludahnya takut.
"hay...Papa, tumben sudah pulang Zara kangen deh" Zara memeluk lelaki itu yang ternyata adalah ayah mereka berdua. Dengan muka tegasnya Lidya membalas pelukan putri bungsunya, mengecup keningnya. Memang sangat jarang sekali Lidya pulang lebih cepat kecuali dihari sabtu, dan hari ini masih hari rabu dia pulang cepat.
"Zara..papa mau ngomong sama kakak dulu, Zara kekamar dulu ya" ucap sang ayah dengan mengacak pelan rambut anak itu. Zara mengangguk, meninggalkan ayah dan kakaknya berdua. Sebelum Zara melewati Kyla, dia menepuk pelan pundak sang kakak, seolah berkata "kau dalam masalah kyl".
Tanpah basa-basi lagi Lidya yang sedari tadi menahan amarah setelah membaca surat yang diberikan sang istri dari sekolah anaknya "caca....ini apah??"
"surat panggilan orang tua pah..." jawab Kyla menunduk
"papa tau ini surat, tapi kenapa sampai kamu dapat surat ini?? Kamu berantem??" tanya Lidya pelan
Kyla menggeleng, "anak itu yang mulai pahh..."
"jangan bohong sama papa, kamu memang sering berantem sama Zara dirumah, tapi ternyata di sekolah kelakuan kamu kaya gitu!! Apa mau kamu???" kata Lidya keras. Sebenarnya Lidya adalah orang yang jarang memperlihatkan sisi kerasnya apalagi di depan istri dan anaknya, tapi jika sudah begini?? Ini sama saja Kyla membangunkan serigala yang sedang tidur.
"Kyla gak berantem pahh...Kyla Cuma bantu temen" belanya lagi
"gak berantem apah?? Kenapa teman kamu sampai pingsan berdarah lagi!! apah itu tidak berantem??"
"beneran pahh...Kyla gak salah,,,,"
"Jangan membela diri !!" emosi sang ayah mulai tak terkontrol
Kyla masih tertunduk takut untuk menatap sang ayah, karena memang jarang sekali ayahnya seprti ini "Kyla engga salah pahh"
"papa masukin kamu ke karate itu biar kamu bisa jaga mama sama adik kamu kalo papa gak ada, bukan buat sok-sok jagoan seperti itu" kini ucapahn Lidya melembut
YOU ARE READING
CERPEN (CERITA PENDEK)
Short Storykalo di pelajaran bahasa Indonesia namanya cerpen entah kenapa anak jaman sekaran lebih senang menyebutnya "wanshut" sepenggal karya hasil kegabutan,,