Drama Ngelamar Kamu

77 2 0
                                    

"Mel....nikah yuk" kata itu meluncur dengan sempurna dari bibir seseorang, setelah beberapa saat dia sibuk sendiri dengan pikiran dan perasaan yang membuatnya hanya mengaduk-ngaduk bubur ayam di depannya. Lega itulah sekarang yang dirasakannya.

"uhukkk,,,hukk,huuk" terbatuklah seseorang yang di panggil mel itu tadi. Kaget?iya..bagaimana bisa seseorang itu berkata dengan mudahnya seperti itu. "kamu gak bercanda kan lids?" lanjurnya kemudian.

Lidya menggeleng"aku gak sebercanda itu mel...aku serius!!"

"tapi...tapi kenapa kamu tiba-tiba ngajak aku nikah??kamu yakin..tapi kan kita..."

Belum selesai Melody menyelesaikan perkataannya Lidya menjawab pertanyaan Melody dengan yakin dan tegas "iya..aku yakin,! Walaupun aku belum lama kenal kamu kaya Kinal kenal kak Veranda, ataupun Boby kenal Shania tapi entah kenapa aku yakin kalo....."Lidya sedikit mejeda kalimat yang diucapkannya "aku yakin kalo kamulah ibu dari anak-anakku kelak" lanjutnya kemudian.

Perkataan Lidya tadi sedikit membuat pipi Melody merona malu. Nyatanya dia memang bahagia dengan lelaki jangkung yang ada di depannya ini, dengan apapun selalu membuatnya merasa sempurna.

"jujur deh sama aku, apa yang buat kamu kaya gini? Aku tau beberapa hari ini sikap kamu agak aneh, terus tiba-tiba kamu ngajakin aku nikah kaya gini" kata Melody dengan dengan memegang lembut kedua pipi Lidya dengan tangannya menghadapkan pada wajahnya.

Sejurus kemudian Lidya melepas usapan kedua tangan Melody di pipinya lalu menggengamnya erat, dia sedikit menunduk "aku takut ,mel....."

"takut kenapa?"

"hemh...aku takut kalo papa kamu beneran ngejodohin kamu sama pelaut itu! Sama kapten kapal yang kata kamu punya banyak kapal pesiar itu" jawabnya pasrah.

Melody tersenyum mendengarnya "gak akan, aku cintanya sama kamu! Bukan sama pelaut itu!!" jawaban Melody tadi sedikit membuatnya senang tapi belum sepenuhnya lega, karena apa saja bisa di lakukan ayah Melody, karena memang ayah Melody adalah seorang pengusaha di bidang perkapalan, dan memiliki banyak jaringan dengan para kapten/angkatan laut. Hal ini kadang membuat nyali Lidya sedikit ciut.

"tapi lid...kamu masih kuliah..."

"iya emang kenapa? Anak kuliahan gak boleh nikah dulu emang??

Melody menggeleng, sebernarnya ia bahagia karena diusianya yang sudah matang untuk menikah seorang pria melamarnya, walaupun tidak ada kata romantis seperti apa yang dia idamkan. Lihat saja Lidya melamarnya setelah lari pagi dengan badan berkeringat bercucuran dimana-mana, ditemani dua mangkok bubur ayam dan teh hangat di hadapannya. Jauh dari kata romantis bukan?? Itulah Lidya lelaki unik yang disayangi Melody.

"gimana??? Lamarannya di terima nggak??" kata Lidya membuyarkan lamunan Melody, yang sedari tadi memikirkan kata-kata yang diungkapkan pria kesayangnnya.

"dasar gak romantis!!" bukannya menjawab Melody malah meledek lamaran Lidya, "paling nggak kamu ngelamar aku ngajak dinner di restoran kek, di pantai kek, bukan di sebelah mamang-mamang bubur ayam, om satpam!! Jawab Melody sarkatis, Lidya terkekeh geli mendengarnya.

"lids....kalo kamu mau lamar aku, datangi orang tuaku, minta izin pada mereka" Melody berkata lembut, namun terkesan tegas, ia ingin membuktikan kesungguhan pria ini. Walaupun Melody sayang bahkan mencintai Lidya nyatanya restu orang tuanya lah yang ia inginkan, dengan begitu hubungannya akan terasa lebih indah. Namun ada sedikit kekawatiran dengan niat baik dan tulus dari kekasihnya ini.

Lidya menghembuskan nafas berat manarik tangannya yang sedari tadi degenggam kekasihnya, ia hanya mengguk pasrah.

***

CERPEN (CERITA PENDEK)Where stories live. Discover now