Durasi 1 - Lirikan Itu

1.6K 339 3
                                    

Kalau ada typo atau apalah, langsung kasih komen aja ya☺

Cerita ini kebanyakan cengkunek dan alur yang cukup nggak jelas, tapi tetap gak meninggalkan kasus percintaan remaja.

Sampai sini belum nemu tokoh visual buat para pemain (sebagian). Bingung aku.

S i l a k a n  b e r i m a j i n a s i--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S i l a k a n  b e r i m a j i n a s i
-
-

"Bye, Mel. See u tomorrow!"

"Bye juga, Rai! Hati-hati di jalan, ya!"

"Iya! Lo juga! Awas kesandung semut!" Raini menertawakan kalimatnya sendiri. Sedangkan Mella, sahabatnya dari kelas sepuluh, yang memisahkan diri di depan gerbang sekolah, hanya tertawa kecil.

Hari ini, Raini—panggilan Raini Salsabillah, pulang sekolah lebih awal dari waktu yang sudah dijadwalkan sekolah sehari-hari. Oke, sebenarnya bukan hanya dia seorang, tapi satu sekolah juga dipulangkan lebih cepat. Alasannya simpel, hari pertama semester ganjil, hari baru, tingkatan baru, pelajaran baru, seragam baru—untuk kelas sepuluh yang baru masuk.

Tadi hanya kegiatan bersalaman dengan seluruh guru setelah selesai upacara. Selebihnya sampai pukul sepuluh, mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas tidak melakukan kegiatan KBM apa pun. Seluruh warga sekolah bergerak bebas. Sepertinya, pihak sekolah mengerti betul tentang itu.

Semua siswa dan siswi bersorak senang. Tidak ada pembelajaran, pulang cepat, itulah surganya pendidikan.

Raini termasuk salah satu dari mereka.

"Halo? Kel? Lo di mana sih? Buruan, panas nih." Raini mengomeli HP yang ia gempetkan di telinganya.

"Sabar. Rame di parkiran. Kudu ngantri. Lo teduh dulu gih. Kayaknya agak lama nih." Suara seorang cowok terdengar di HP.

"Lama banget, nggak?" Raini menggaruk keningnya yang berkeringat. Jarinya jadi basah.

"Nggak tau. Mang ngapa?"

"Gue mau beli jajan dulu. Kepengen ngunyah. Kayaknya masih sempat ya, kan. Nanti kalo lo udah keluar, telpon gue, ya."

"Ya deh ya deh. Emang lo mau beli apaan?"

"Taiso, sama batagor. Lo mau gue beliin juga?"

"Bukannya taiso sama batagor dari bahan yang sama, ya? Boros banget sih. Beli salah satu aja udah cukup kali."

"Namanya juga lagi kepengen, Kel. Mumpung belum habis. Biasanya kalau gue mau beli, selalu aja telat, kehabisan. Jadi gimana? Lo mau juga, nggak?"

"Taiso deh, sebungkus. Saosnya yang banyak bilang."

"Ehm, oke. Berapa ribu?"

"Terserah lo."

"Taiso aja? Yang lain nggak?"

𝐃𝐄𝐆𝐑𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang