Durasi 3 - Bertemu Lagi

979 294 4
                                        

komentar dari kalian adalah ilmu untuk kita semua.

TYPO DAN EBI YANG TAK SEMPURNA MUNGKIN BANYAK BERTEBARAN DI SINI. JADI, MOHON KITA SALING BELAJAR😊

Enjoy this Story
-
-

"Lo kenapa, Rai?" Kelvin panik, pantatnya sudah setengah mengambang di atas bangku.

"Huaa ... jajanan gue, Kel! Taiso gue! Batagor gue! Semuanya hancur kebanting di aspal!" Raini semakin mewek, menarik-narik seprai brankar hingga berantakan. "Padahal gue belum sempat nyicipin sedikit pun."

Kelvin menepuk keningnya kemudian, heran dengan definisi kehilangan menurut Raini. Padahal, jelas-jelas benda yang sulit kembali itu adalah ponsel mahal yang telah dicuri itu, bagaimana bisa Raini masih mementingkan taiso dan batagor yang segudang pun bisa dibeli lagi.

Kelvin jadi bingung harus bagaimana menenangkan Raini.

"C'mon, Rai. Oma lo bahkan punya resto yang ngejual makanan-makanan itu. Kapan pun lo pengen makan, lo hanya perlu nelpon Oma lo terus bimsalabim! langsung dikirimin saat itu juga. Dan rasanya juga lebih enak."

"Bosen, Kel!" Raini membantah, menggertakkan kakinya ke kasur brankar. "Sesekali gue harus ngerasain makanan yang merakyat. Jajanan di depan sekolah harganya nggak nguras dompet daripada beli di resto Oma!"

Kelvin ampun sudah, berkali-kali menepuk keningnya sendiri hingga memerah, dan ia masih belum puas melakukannya karena keanehan Raini. Tapi Raini juga masih belum waras.

"Serah lo dah, ah! Ayo pulang!" Kelvin bangkit berdiri.

"Hah?"

"Pulang! Ayo kita pulang sekarang. Asal lo tau, kita di sini udah kayak belajar full seharian. Apa kata dunia seorang Kelvin masih berkeliaran di sekolah padahal udah pulang dari tadi?"

Raini mengangguk lamat-lamat, beranjak turun dari brankar. "Tapi, Kel."

"Apa?" Kelvin yang hendak melangkah, urung.

"Lo jangan bilang ke siapa-siapa ya gue habis kecopetan. Apalagi cerita sama Mami Papi. Please, ya?"

Kelvin tampak berpikir. "Gue butuh alasannya dulu, baru gue akan mempertimbangkan ngelaksanain permintaan itu atau nggak."

Raini berdecak pelan, sebal. Kelvin lamban memahami situasi yang sebenarnya sudah pernah mereka bahas dulu-dulu. Sebagai gantinya, Raini memberikan lototan mata berharap Kelvin langsung mengerti.

"Apa?"

Sayangnya tidak.

"Kenapa lo melototin gue kayak gitu?"

"....."

"Iya dah iya. Gue ingat," ujur Kelvin akhirnya, setelah melihat Raini bersedekap kesal. "Tapi ada syaratnya."

"Hah? Biasanya juga nggak butuh syarat apa-apa?"

"Untuk kali ini beda."

"Apaan emang?"

"Lo harus janji-"

"Kenapa harus janji sih? Lo kan tau bayaran sebuah janji itu mahal harganya. Sekali aja nggak ditepati, bakalan jadi utang yang sampe akhirat bakal dipertanggungjawabkan. Emang lo mau di akhirat nanti gue nyari-nyari lo buat bantuin gue? Nggak, kan? Lo pasti paham tentang itu."

𝐃𝐄𝐆𝐑𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang