Durasi 11 - Buat Diri Berharga

713 104 33
                                        

TYPO DAN EBI YANG TAK SEMPURNA MUNGKIN BANYAK BERTEBARAN DI SINI. JADI, MOHON KITA SALING BELAJAR😊 ADD BUTUH TANGGAPAN DAN SARAN KALIAN.

Enjoy this Story
Selamat Membaca
-
-

"Sabar dong, Kel. Ini juga lagi gue cari kotaknya. Nggak usah bikin panik gitu bisa nggak sih?"

Malam. Seperti kemarin malam, Raini sebenarnya lebih banyak disibukkan oleh keikutcampuran Kelvin di dalam hidupnya. Kelvin suka mendesak, sementara Raini tidak suka didesak, apalagi dipaksa. Raini jadi setengah hati melakukannya.

Seperti kemarin malam, Raini harus meminjam ponsel Maminya untuk bertukar suara dengan Kelvin. Sejujurnya bukan Raini yang memulainya duluan, tapi Kelvin, dengan alasan ingin menagih kesepakatan mereka berdua: nomor emai itu.

Jika seandainya Kelvin tidak inisiatif menelpon, Raini juga tidak akan ingat dia punya masalah yang harus segera diselesaikan.

Jadilah malam ini, dengan penuh keterpaksaan dan rasa dongkol, Raini ogah-ogahan mencari kotak ponselnya dengan ocehan Kelvin yang terus mendengung di kupingnya.

Bikin sebal.

"Ini kan buat kebaikan lo juga, Rai. Lo seharusnya bersyukur punya sepupu rasa pacar kayak gue ini, yang sering ngingetin lo dikala lupa, yang sering ngabarin lo dikala sepi, yang sering membantu lo dikala kesulitan, yang sering nyari lo dikala menghilang. Apa lagi yang belum pernah gue lakuin buat lo? Sampe masalah lo kecopetan yang belum kelar aja gue juga ikut peduli. Jadi kayaknya saat lo bilang jangan bikin lo panik, justru gue mau buat lo terus merasa panik. Biar lo tau, gue ini senantiasa ada buat lo dan selalu peduli sama lo.

Kalau nggak ada orang yang bisa bikin lo panik, lo nggak akan tahu seberapa penting orang itu di kehidupan lo."

Kesibukan Raini terhenti seketika. Ponsel masih menempel di kupingnya. Benarkah semua yang dikatakan Kelvin itu? Benarkah Kelvin selama ini jadi sosok laki-laki yang didambakan perempuan mana pun? Tapi mengapa .. Raini merasa Kelvin sedang menyindirnya dengan kalimat itu.

Raini tahu, Kelvin sebenarnya sesekali ingin mendapatkan penghargaan dari Raini karena telah menjadi sepupu rasa pacar seperti yang dibilangnya. Selalu perhatian.

"Ouh .. Gue terharu dengernya. Kok lo jadi melankolis gini sih, Kel?" Raini mendudukkan bokongnya di kasur. Ia menunggu suara Kelvin yang tidak kunjung terdengar.

"Bukan melankolis sih sebenernya."

"Jadi apa?"

"Melanie Martinez."

Oh—what? Maksudnya? Krik-krik, krik-krik.

"Lucu nggak?"

"Lucu banget ... Sampe gue ngerasa pengen jadi ubur-ubur sekarang juga, biar bisa goyang-goyang gitu." Bohong, tertawa saja tidak.

"Kok gue nggak ngedenger bising-bising lagi ya, Rai? Lo udah berhenti nyari ya?"

"Lo serius peduli sama gue, Kel?"

"Tiba-tiba nanya? Lo nggak percaya?"

"Gue baru bisa percaya, kalo lo mau datang ke sini buat bantuin gue."

𝐃𝐄𝐆𝐑𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang