KECEMBURUAN

151 14 0
                                    


Suara bising kendaraan berlalu-lalang membuatku membuka mata. Lampu kota di jalanan mulai melontarkan sinar kuningnya. Mataku yang sudah terbuka tak mampu lagi untuk menutup.
Kausap ke dua mataku dengan tangan, dan kulihat jam berwarna coklat yang menempel pada dinding menunjuk ke arah lima tepat. Sekarang sudah pukul lima sore, dan aku lupa jika seluruh pengurus OSIS berkumpul di sekolah selepas maghrib.

"Ah.. Kenapa aku selalu lupa." gumamku sendiri.

Segera ku berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan seluruh badan. Setelah kupakai semua pakaianku, akupun menuju meja makan.

"Bik.. Bik Jihan.." teriakku mencarinya.

"Iya den?" ia berlari dengan mengenakan mukenahnya.

"Bik jihan sedang sholat toh.. Ya udah bik Jihan la jutkan aja." kataku sambil menahan malu.

"Iya den." sahutnya bergegas menuju kamarnya. Dan bik jihan kembali ke ruang makan menemuiku yang sedang menunggunya.

"Kenapa toh den?" tanyanya sambil tergopoh.

"Maaf bik.. Membuat bibik membatalkan sholat." kataku bersedih.

"Nggak kok den.. Tadi bibik cuman baca Al-Qur'an... Ada apa toh den?" timpalnya.

"Bibik udah masak?" tanyaku sopan.

"Owalah.. Sudah den, di dapur masakannya.." kata bik Jihan dengan mengusap kepalaku

"Hehehe laper bik.. Dari pagi belum makan.. Terus abis gini ke sekolah lagi." kataku dengan candaan.

Bik Jihanpun melangkah menuju dapur dan mengambilkan nasi juga beberapa lauk. Tak mau membuat kerepotan akupun membantu bik Jihan membawakannya.

"Bik.. Sini biar aku bantu.." kataku sambil mengambil wadah berisi nasi yang dibawanya.

"Eh.. Eh.. Eh.. Nggausah den.." kata bik Jihan.

"Ah.. Udahlah bik.. Biar sini." kataku ngeyel.

Akupun meletakkan makanannya di atas meja dan mengambil dua piring dan dua pasang sendok dan garpu.

"Ayoo bik makan.." kataku mengajaknya.

"Bibik puasa.." kata bik Jihan.

"Loh terus apa gunanya aku bawa dua piring?"

"Udah kamu makan dulu aja den.."

Karena mengingat aku harus segera ke sekolah akupun memakannya sendiri. "Yaudah bik, aku makan duluan ya karena harus kesekolah setelah ini.."

"Iya aden makan aja.. Bibik mau ke kamar dulu ya." pamit bik Jihan padaku.

"Iya bik.. "

Aku merasa tidak enak pada bik Jihan. Aku harus makan di depannya beberapa saat karena dia puasa.

Ting tung..

Suara pesan di hp ku. Ku buka dan ku baca pesan itu. Kulihat nama pengirimnya adalah Dian.

"Beb.. Jemput aku ya.. Aku ga ada kendaraan." kirimnya

Karena tak mau buang-buang pulsa banyak-banyak ku telepon saja dia.

"Halo.. Dian, ada apa?" kataku sambil mengunyah makananku.

"Ih.. Bebeb nelfon aku.." katanya centil.

"Ihh.. Gausah menjijikkan napa." kataku hampir memuntahkan makanan.

"Ih kamu jahat.." katanya padaku.

"Udah kenapa ini aku mau berangkat.." sambil ku letakkan piringku di dapur.

"Gue nebeng ya.. Ga ada kendaraan nih.." katanya dengan nada memohon.

KU KEJAR CINTA-NYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang