Mama

133 14 0
                                    

Terdengar suara kokok ayam yang terus berulan -ulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar suara kokok ayam yang terus berulan -ulang. Tak lain itu adalah alarm hp yang ku setting berbunyi pukul empat pagi. Aku yang merasa risih dan berisik pun terbangun dan berusaha untuk mengambil handphonku.

"Ah.. Berisik amat sih." akupun mematikan alarm handphone dan kembali menarik selimutku.

Dengan pandangan yang sedikit kabur, kulihat keluar jendela. Langit masih berwarna gelap agak kemerahan dan entah kenapa aku tak dapat lagi memejamkan mata.

Allahuakbar.. Allahuakbar..

Terdengar suara seperti seseorang yang berteriak melalui speaker.

Allahuakbar.. Allahuakbar..

Akupun mulai sedikit emosi pagi hari mendengar orang yang berteriak.

Asyhadualla.. ila.. hailallah...

"Makin lama makin kurang ajar nih orang!" akupun duduk di bibir ranjangku.

Asyhaduana.. Muhammadarrasulullah..

Aku makin kesal dibuatnya, hingga tidak bisa tidur kembali. Akupun keluar dari kamar dan menyalakan televisi.
Belum sampai aku duduk di sofa, kulihat seseorang keluar dari kamar bik Jihan menuju ruang tamu. Dia mengenakan baju putih yang menutupi semua tubuhnya.

"Hey siapa kamu?!" bentakku padanya.

"Loh den Toni udah bangun?" sahut suara itu.

"Bik Jihan? Mau kemana jam segini? Kok pakai pakaian mau sholat?" tanyaku heran.

"Yah.. Mau sholat berjama'ah lah den.. Kan tadi udah adzan." kata bik jihan sedikit terheran.

"Adzan?.." aku makin kebingungan.

"Yaudah den bibik mau ke masjid dulu." kata bik Jihan terburu-buru.

"Ke masjid? Jam segini?.." gerutuku dalam hati.

Tanpa peduli dengan kejadian barusan akupun segera mempersiapkan diri untuk acara MOS pagi ini. Mulai dari materi game hingga materi yang akan dibawakan besok.
Akupun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, kulanjutkan dengan mengenakan kaos yang telah dibagi untuk panitia OSIS tadi malam.
Setelah semua selesai, kupanggil bik Jihan yang sudah sedari tadi sudah ada di dapur.

"Bik.. Bibik.. Bik.." teriakku mencarinya.

"Iya kenapa den? Bik Jihan sedang masak ini.." sahutnya dari dapur.

"Oh disini toh.." kataku datar. "Mama kemana bik? Udah berangkat?.." tambahku padanya.

"Engga den.. Nyonya kayaknya sakit.." kata bik Jihan dengan nada iba.

"Bisa sakit ternyata? Hebat dong.." kataku tak peduli.

"Eh.. Ngga boleh gitu den.. Itukan juga mamanya den Toni."

"Mama?.. Itu hanya sebutan bik.. Ngga lebih." kataku cuek dan melanjutkan langkah menuju kamar untuk mengambil handphone.

Ku coba untuk menelepon Aldi.
Tuut.. Tuut.. Tuut..

KU KEJAR CINTA-NYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang