Chapter 5

1.2K 87 12
                                        

Bibi nilu mendorong kursi roda radhika masuk ke dalam rumah,,
"non,, kenapa non radhu gk mau bicara sama tuan shakti.? kan tuan shakti udah nolongin non radhu, paling enggak non bisa kan mengucapkan terima kasih.. Ucap bibi nilu sedikit ragu..
"Aku gk kenal dia bi, untuk saat ini aku cuma mau bicara sama bibi saja, tidak mau sama yang lain.  'jawab radhika pelan ,. Bibi nilu hanya bisa menghela nafas..

~

Malam pun tiba terlihat shakti baru saja tiba dirumah nya ,,
"tuan sudah pulang...  Ucap bibi mala,, "iya bi,, saya bersih-bersih dulu yaa,,
" iya tuan silahkan ,,

shakti pergi menuju kamar nya,,  shakti ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya, setelah selesai memakai pakaian nya dia menuju ke sebuah ruangan,, terlihat ruangan itu sangatlah gelap, hanya cahaya bulan dari luar yang menyinari ruangan itu,,
shakti mengambil sebuah kotak di dalam lemari, dia membuka kotak itu yang ternyata isinya sebuah pistol, dia duduk menghadap ke sebuah bingkai foto yang terpajang di ruangan itu, dia menatap foto tersebut sambil memainkan pistol yang ada di tangan nya, tanpa ia sadari air mata nya mengalir begitu saja saat memandang bingkai foto tersebut,, mata nya memerah menahan rasa sakit yang begitu dalam bercampur dengan amarah, shakti kembali memasukkan pistol itu kedalam kotak & menyimpan nya kedalam lemari,,

Shakti keluar dari ruangan itu,, dia terkejut melihat bibi mala sudah ada di depan ruangan itu,,
"bibi kenapa kesini.? tanya shakti,,
"ini sudah waktunya makan malam tuan, tadi bibi ke kamar tuan tapi tuan gk ada disana & bibi yakin tuan pasti ada disini, dan dugaan bibi benar,,
shakti hanya diam,
"apa tuan menangis.. tanya bibi mala karena melihat mata shakti yang  terlihat memerah ,,
"tidak bisa, sudah lah ayo kita makan. jawab shakti berusaha menutupi,,

" maafkan bibi, tapi bibi tau kalau tuan pasti habis menangis & setiap tuan keluar dari ruangan ini tuan pasti menangis,, mungkin bibi gk pantes bicara seperti ini karena posisi bibi disini hanya seorang pembantu tapi bibi sudah menganggap tuan seperti anak bibi sendiri,, bibi tau masalah tuan,, bibi gk akan memaksa tuan untuk melupakan masa lalu itu,, bibi mengerti rasa sakit yang tuan alami, tapi bibi mohon sama tuan, tolong jangan menyiksa diri tuan sendiri, bibi gk mau karena ini tuan jadi berlarut-larut dalam kesedihan tuan bisa jatuh sakit nnti,, maaf kan bibi kalau bibi lancang bicara seperti ini ke tuan tapi bibi gk bisa liat tuan terus"an di hantui oleh masa lalu itu ucap bibi mala air mata  nya terlihat mengalir,,
shakti langsung memeluk bibi mala,

"bibi jangan bicara seperti itu bi, aku sudah menganggap mu seperti ibu ku sendiri, aku mengerti apa yang bibi ucapkan, aku sudah berusaha melupakan masa lalu itu tapi aku tidak sanggup, semakin aku berusaha melupakan nya, aku merasa api di dalam hatiku semakin membara,, aku gk sanggup bi aku gk sanggup,,  hidup ku tidak akan tenang sebelum tujuan ku terpenuhi.. ucap shakti,,

" sudahlah tuan lupakan soal ini, ini sudah waktunya makan malam sekarang lebih baik tuan segera makan.. ucap bibi mala sambil menghapus air mata nya,,
shakti menganggukan kepala nya,,, lalu mereka menuju ke ruang makan untuk makan malam bersama..

*

Radhika terlihat termenung di dalam kamar nya,,  dia mematikan semua lampu yang ada di kamar nya,, hanya cahaya bulan yang menerangi kamarnya itu,,  dia menatap sang rembulan dengan tatapan kosong,,  air matanya menetes perlahan membasahi  pipinya,,  ingin rasanya dia berteriak tapi dia tak mampu melakukan itu.. Dia hanya bisa melamun dan menangis, itu lah yg radhika lakukan setiap hari nya sejak peristiwa tragis di masa lalu itu terjadi,, kini dia berdoa agar tuhan secepatnya mencabut nyawa nya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Between Love & Grudges Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang