Aku ragu tentang apa yang membawaku ke tempat ini lagi. Kenangan? Mungkin iya. Karena terlalu rindu.
Aku menatap meja yang biasa kupakai untuk menjelaskan semua tentangnya. Merasakan hawa ruangan yang biasa kugunakan untuk-hanya-memikirkannya. Dan melihat pintu kaca lebar menuju balkon tempatku berharap bisa melihatnya. Setiap waktu, setiap aku ingin.
Kini aku berjalan, ke arah lemari, karena ingat telah meninggalkan sesuatu di sana. Patung wanita kecil, sebesar lenganku mungkin.
"Ini kamu," katanya. "Dengan wajah yang nggak pernah menyembunyikan apa pun."
Aku tersenyum, karena mungkin aku berhasil menyembunyikannya, cinta, yang begitu banyak.
***
Monokrom sudah terbit di Google Play.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom [Sudah Terbit]
Genç Kız Edebiyatı[Sudah terbit di Google Play] Patah hati memang selamanya akan membawa luka. Bukan melulu masalah cinta, tetapi juga karena harapan yang terhenti. Aku melihatmu pertama kali, dalam keadaan hati yang berantakan. Kamu menyapaku saat aku menginginkan...