Tiga puluh tujuh

7.4K 287 10
                                    

Yasmin memberitahu ferdi tentang keingin dinda yang menginginkannya tinggal serumah dengan dia dan arsya.

"Dinda mau kalian serumah?" tanya ferdi

"Iya mas."

"Loh kenapa?"

"Aku juga gatau mas. Dan mba dinda ga mau aku cerai sama mas arsya."

Ferdi terdiam sebentar.

"Gimana menurut kamu mas, apa aku harus tinggal bersama mereka?"

"Sebaiknya kamu omongin dulu sama arsya yas."

"Hmmmm iya juga sih mas."

Ferdi melihat jam tangannya waktu sudah menunjukan 21:00 .

"Yas udah malem mas pulang dulu ya"/
Ucap nya bangkit dari duduk nya.

" iya mas. Makasih loh ya pasta nya." ucap yasmin ikut berdiri

"Hahaha iya tapi jangan sampai ketauan arsya ya tar di marahin lagi aku kaya di singapur."

Yasmin hanya terkekeh. Yasmin mengantar ferdi ke depan dan menunggu hingga mobil ferdi hilang di kelokan jalan.

Sebelum dia tidur dia memutuskan untuk menelpon arsya.

"Assalamualaikum mas."

"Waalaikumsalam yas iya kenapa?"

"Kamu lagi ga sibuk kan?"

"Oh ngga aku baru aja mai tidur kenapa yas?"

"Aku mau kita besok ketemu bisa?"

Arsya terdia sesaat

"Insya allah yas."

"Yaudah mas ,selamat malam. Assalamualikum"

"Waalaikumsalam."

Arsya menutup telpon nya dan menyimpan ponsel nya di atas nakas.

"Siapa mas? Yasmin?"

Arsya sedikit terkejut melihat dinda yang baru keluar dari kamar mandi langsung berbicara seperti itu.

"Eh hmm iya sayang."

Dinda menghampiri arsya dan duduo di samping nya.

"Kenapa katanya?"

"Dia ngajak ketemu." ucap arsya gugup

"Hmm yaudah temuin dia mas."

"Kamu gapapa."

"Mas dinda gapapa, mas gapercaya sama dinda?"

Arsya menatap istri nya lalu tersenyum . Mereka pun memutuskan untuk tidur.

***

Sepulang dari kantor yasmin tidak melupakan janji nya dengan arsya, dia segera pergi ke rumah sakit untuk bertemu arsya karna yasmin tau arsya belum pulang jadi dia yang menemui arsya di rumah sakit.

Arsya yang baru selesai operasi langsung pergi ke ruangan nya dia tau yasmin sudah menunggu disana.

"Hai yas.. Udah lama?"

"Eh mas ngga kok." Yasmin menghampiri arsya dan mencium punggung tangan arsya.

"Maaf ya tadi ada operasi dulu."

"Iya gapapa mas."

"Duduk. Mau minum apa?"

"Gausah mas."

Yasmin duduk di sofa ruangan arsya . Arsya pun ikut duduk di hadapan yasmin

"Mau ngomongin apa yas?"

"Jadi gini mas,kemaren mba dinda nemuin aku.."

"Dia meminta aku untuk tinggal serumah dengan kalian." lanjutnya.

Arsya masih terdiam

"Tapi maaf mas aku ngga bisa."

"Kenapa?"

"Aku gak enak mas. Seikhlas apapun mba dinda pasti ada aja mas sesuatu yang mengganjal hatinya, karena gaada ada wanita yang rela di madu." jelas yasmin.

"Tapi dinda udah..."

"Ngga mas ."

Arsya terdiam sebentar

"Yas, aku dan dinda sudah sepakat untuk membawa kamu kerumah kami."

"Mas aku gamau."

" kali gitu sekarang kamu ikut aku kerumah."

Yasmin mengkerutkan keningnya.

"Ngapain mas?"/

" kita berbicara dengan dinda." ucap arsya bangkit dari duduk nya dan mengambil tas kerja dan membawa yasmin keluar dari ruangannya.

Yasmin yang awal nya menolak akhir nya hanya mengikuti apa yang arsya mau. Mereka pergi kerumah arsya dan dinda. Sesampainya disana dinda menyambut yasmin dengan ramah .

"Hai yas apa kabar?"

"Baik mba."

"Mau minum apa?"

"Gausah mba."

"Ah jangan gitu tunggu sebentar ya." Dinda berjalan kearah dapur

Arsya yang baru selesai ganti baju langsung ikut bergabung dengan yasmin. Dinda kembali dengan 3 gelas minuman yang ia bawa.

"Maaf ya gaada apa apa."

"Gausah repot repot mba."/

" ah ngga kok." Dinda duduk di samping arsya.

"Mba yasmin cuma mau bilang yasmin gabisa tinggal bersama kalian." ucap yasmin

Dinda mengkerutkan kening nya.

"Loh kenapa yas?"

"Karena yasmin mau bercerai dari mas arsya."

Kali ini bukan cuma dinda yang terkejut tapi juga arsya.

Di Antara 2 PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang