Ketika sarapan Arsya berniat ingin memberitahu dinds bahwa dirinya akan menceraikan yasmin.
"Din..."
" hmmm.." Dinda masih sibuk melayani sarapan arsya
"Mas mau bicara?"
Dinda menghentikan kegiatannya lalu duduk dan menatap suaminya itu yang sepertinya akan berbicara serius.
"Bicara apa?"
"Mas.. Mas akan menceraikan yasmin."
Dinda hanya terdiam lalu menunduk
"Mas mau fokus sama kamu din."Lanjutnya menggenggam lengan Dinda.
Dinda mengangkat wajah nya menatap arsya.
" Mas tau sendiri kenapa dinda ga mau kalian..."
Arsya segera menutup mulut istrinya itu.
"Ngga din. Hanya kamu ibu dari anak kita, kita akan merawat dan membesarkan 'dia' bersama sama" ucap Arsya mengelus perut dinda yang sudah membesar.
Dinda mengangguk lalu memeluk erat Arsya dan menangis dalam pelukannya.
"Terimakasih mas." Bisik nya ke telinga arsya.
***
Ferdi sudah berada di rumah sakit sejak tadi pagi bahkan sangat pagi, Dia sangat gelisah sejak tadi malam pun tidak bisa tidur karena ada sesuatu yang mengganjal hatinya.
"Yasmin..." ucapnya lirih.
"Arghhhh." Ferdi mengusap wajahnya kasar.
Ferdi bingung dengan perasaanya. Dia benar benar bingung entah kenapa dia bisa mencintai istri sahabatnya sendiri. Ferdi tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, dia memang mencintai yasmin semenjak yasmin di rawat di rumah sakit ini karena sakit nya itu. Tapi semuanya terlambat Yasmin menikah dengan arsya, Ferdi sempat menghilangkan perasaan itu ketika tau yasmin dan arsya menikah. Tapi kali ini entah kenapa...
"Asstagfirullah...." Ferdi masih gelisah, dia pun memutuskan pergi ke mushola rumah sakit dan sholat disana untuk menenangkan hatinya.
Arsya berjalan dengan cepat menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan ferdi. Tapi sesampainya disana ferdi tidak ada di ruangannya.
"Dimana si ferdi?"/Tanya nya pada diri sendiri.
Arsya berniat keluar dari ruangan ferdi tapi sesuatu mengganjal matanya , dia melihat foto yasmin yang tergeletak di meja kerja
" yasmin?"
Ferdi yang baru masuk keruangannya dengan cepat merampas foto yang ada di tangan arsya.
"Eh!" Arsya terkejut dengan perlakuan ferdi
"Gausah lancang sya!" Bentak ferdi
Arsya mengkerutkan keningnya
"Lancang? Bukannya lo yang lancang fer?"
Ferdi hanya terdiam
"Gue tanya bukannya lo yang lancang, udah mengaggumi istri orang, bahkan sahabat lu sendiri" Ucap arsya penuh penekanan.
"Sorry sya gue..."
Arsya menepuk pundak Ferdi dan tertawa,ferdi yang tidak mengerti hanya menatap arsya dengan bingung
"Gue udah tau fer."
"Maksud lo?"
"Gue udah tau kalo dari dulu lo emang udah mencintai Yasmin, sorry fer maafin gue."
Ferdi masih terdiam
"Gue kesini mau ngasih tau kalo gue mau menceraikan yasmin." ucap arsya serius
"Cerai?"
Arsya mengangguk lalu duduk di kursi kerja ferdi
"Kenapa?"Tanya ferdi penasaran
" lu tau sendiri sekarang keadaan dinda gimana? Dan yasmin sudah siap gue cerai." jelas arsya
"Meskipun berat buat gue." lanjutnya
"Lo cinta yasmin?" Tanya ferdi menyelidik
Arsya menatap ferdi dan mengangkat bahu
"Entah. Tapi semoga aja ngga. Ada yang jauh lebih bisa mencintai dan melindungi nya di banding gue fer" Ucap arsya menepuk bahu ferdi
"Maksud lo sya?"
"Gue yakin lo bisa jaga yasmin ferd" Ucap arsya yakin
Ferdi membulatkan matanya sempurna dia sangat terkejut dengan perkataan arsya ini.
"Lo gila sya!" Bentak ferdi
"Terserah lo fer . Gue cuma mau lo jaga yasmin buat gue. Cintai dan sayangi dia." Ucap arsya lalu keluar dari ruangan ferdi
Sedangkan yang di tinggalkan hanya terpaku di tempat nya berdiri.
***
Yasmin terduduk lemah di kursinya, entah kenapa dia memikirkan 'lelaki penipu ' itu
"Kenapa kamu harus hadir albert!" ucapnya geram sembari meremas sebuah kertas.
Seseorang mengetuk pintu lalu masuk begitu saja tanpa menunggu respon dari yasmin
Yasmin tercekat karena Albert lah yang memasuki ruangannya. Yasmin bangkit dari duduk nya dan menatap albert tajam
"Mau ngapain lagi kamu albert!" Bentak yasmin
"Memang harus ya melepas rindu dengan membentak seperti itu." ucap albert santai
"Pergi albert!"
Seolah albert tidak mendengar perkataan yasmin justru dia mendekat kearah yasmin
"Mau kah kamu menikah dengan ku?" ucap albert menunjukan sebuah cincin berlian kepada yasmin yang sudah terpaku sedari tadi ketika melihat kehadiran pria ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara 2 Pilihan
SpiritualAku bukan lah wanita muslimah yang benar benar muslimah menurutku,aku hanyalah pendosa besar .Mungkin orang lain akan mengira aku adalah wanita muslimah yang taat beribadah dan tak pernah mengenal dunia kemaksiatan karena pakaian ku yang syar'i ini...