Tiga puluh lima

7.8K 312 7
                                    


Setelah mendapat telpon dari papah mertuanya  malam harinya arsya segera bersiap untuk pergi menemui dinda di rumah orangtua dinda.

Arsya sengaja tidak membawa yasmin karena dia ingin berbicara empat mata dulu dengan dinda.

Dinda yang mengetahui dinda akan datang pun mulai bersiap entah kenapa dia sangat antusias untuk menemui arsya malam ini.

"Mba mas arsya udah ada di bawah."

"Yang bener?"

"Iya tuh lagi ngobrol sama papah."

Dinda jadi salah tingkah sendiri.

"Gimana pakaian mba ?" Dinda meminta pendapat vira

Vira hanya mengkerutkan keningnya merasa aneh dengan tingkah dinda

"Bagus kok."

Dinda tersenyum dan sekali lagi dirinya bercermin dan merapikan kerudungnya.

"Bissmilahhiromanirrohim." ucap nya sebelum melangkah menemui arsya

Arsya yang sudah lama menunggu sangat bahagia melihat dinda yang menuruni anak tangga dan menatap arsya dengan penuh kerinduan .

Dinda menghampiri arsya dan mencium punghung tangan arsya lama, Arsya merasakan tetesan air di punggung tangannya.

"Kamu nangis sayang?" Arsya mengangkat wajah dinda

Benar saja dinda menangis. Arsya membantu dinda duduk di samping nya.

"Maaf kan mas din." ucap arsya sembari menggenggam tangan dinda erat.

Dinda masih beluk berhenti menangis.

"Mas akan menjelaskan semuanya.. Kamu mau mendengarkan nya din?"

Dinda mengangguk arsya tersenyum lalu menghapus air mata istri nya itu dan mulai bercerita dari awal hingga akhir nya dia harus menikah dengan yasmin ,Dinda hanya menjadi pendengar yang baik hingga Arsya selesai bercerita.

"Itu alasan aku din.. Apa kamu percaya?"

Dinda menatap arsya dengan tatapan yang sulit arsya artikan, tapi tiba tiba dinda memeluknya dan menangis dalam pelukan arsya.

"Maafin dinda mas hikss dinda minta maaf."

Arsya mencium lama pucuk kepala dinda yang tertutup rapi dengan hijab.

"Mas juga minta maaf sayang karena mas baru menjelaskan nya sekarang."

Dinda melepaskan pelukannya dan lagi lagi mencium punggung tangan arsya begitupun arsya membalas dengan mencium kening dinda lama.

" kamu mau pulang sama mas?"

Dinda mengangguk .

Malam itu juga Arsya dan dinda kembali kerumah nya dengan penuh perasaan lega karena semua nya telah terbuka meskipun arsya masih dilema harus  menceraikan yasmin atau tidak.

Dinda memberikan teh hijau untuk arsya sebelum tidur.

"Mas.."

"Iya sayang"

Dinda duduk di samping suami nya.

" jangan ceraikan yasmin." ucap nya lirih

Arsya membulatkan mata nya sempurna terkejut dengan dengan perkataan istri nya ini.

"Ma maksud kamu sayang?"

"Mas dinda udah ikhlas jika harus berbagi suami dengan yasmin."

"Tapi..."

"Dia masih butuh perlindungan mas, dia sendirian sekarang , dinda ikhlas mas. Ini sudah takdir kita." ucap dinda menitihkan air mata.

"Tolong  din jangan menangis."ucap arsya menghapus air mata dinda.

" Kita jangan bahas ini dulu yah kita tidur udah malem." ucap arsya

Dinda hanya mengangguk lalu berbaring dan memeluk sang suami.
Sekarang arsya semakin bingung harus melakukan apa?

Di Antara 2 PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang