Tiga

22 10 0
                                    

Bel istirahat berbunyi nyaring. Membuat semua murid menampilkan wajah bahagia mereka.

Ririn tampak diam duduk di tempatnya. Tak berselera untuk makan di kantin atau pergi mencari udara segar. Ia belum kenal dengan siapapun, jadi ia sangat malas untuk melakukan apapun.

"Anyeong Ri Rin-ah. Aku Cha Eun Ha." Sapa seorang gadis dengan mata sipit dan bertubuh sedikit gemuk.

"Anyeong, Eun Ha-ya." Balas Ririn sambil mengangguk pelan.

"Kau tidak makan ?"

"Aniya, aku tidak lapar."

"Jinjja ? Bagaimana kalau kita ke kantin ? Ayolah, kau pasti lapar. Gaja." Eun Ha menarik lengan Ririn untuk mengikutinya.

Ririn pun pasrah membiarkan Eun Ha menariknya menuju kantin.

"Ri Rin-ah, kau kan dari Indonesia, tapi kenapa bahasa koreamu lancar ?" Tanya Eun Ha.

"Sebelum berangkat kesini aku les bahasa korea selama satu tahun di Indonesia."

"Kenapa kau pindah kesini ? Kau punya kerabat disini ? Dengan siapa kau tinggal disini ?" Tanya Eun Ha tanpa memberi kesempatan Ririn untuk menjawab.

"Ya! Mana yang harus aku jawab sedangkan kau bertanya sangat banyak seperti ini ?"

"Hehe mianhae." Eun Ha mengangkat dua jarinya menunjukkan tanda 'peace'. "Jadi kenapa kau pindah kesini ?" Lanjutnya.

"Aku pindah karna ibuku baru saja membuka cabang butik disini. Jadi aku pindah dan tinggal disini bersama ibuku." Jelas Ririn.

"Bagaimana dengan ayahmu ?"

Wajah Ririn seketika berubah jadi muram. Eun Ha tak menyadari perubahan wajah Ririn.

"Ayahku di Indonesia bersama istri nya." Ucap Ririn pelan.

"Mianhae, Ririn-ah. Aku tak bermakㅡ"

"Gwenchana, Eun Ha-ya. Gwenchana."

"Ya sudah, kau mau minuman rasa apa ?" Tanya Eun Ha mengembalikan keadaan.

"Aku ingin rasa apㅡ" ucapannya lantas terpotong saat tiba-tiba ada yang mendorong tubuhnya dari samping.

"Pikyeo! Aku haus!" Ucap laki-laki itu dengan kasar.

"Ya! Kau tak bisa antri ?" Lawan Ririn dengan tiba-tiba.

Eun Ha menarik tangan Ririn berusaha menenangkannya.

"Mwo ?! Kau ingin melawanku ?" Laki-laki itu bersiap mengayunkan tangannya hendak memukul Ririn.

"Aissh! Bersyukurlah kau karna kau adalah perempuan! Aku tak berniat memukul perempuan seperti kau!" Tangannya yang tertahan di udara segera dihempaskan dengan kasar.

Ia pun berlalu bersama dua temannya, meninggalkan Ririn dan Eun Ha yang mematung.

"Ya! Ririn-ah. Kau tak tahu siapa dia ?"

"Bagaimana aku akan tahu sedangkan aku baru hari ini masuk sekolah ini. Memang siapa dia ?" Tanya Ririn dengan enteng seakan tak akan terjadi masalah apapun.

"Dia adalah Kim Jun Myeon. Anak dari pemilik yayasan. Dua temannya, Byun Baekhyun adalah anak dari jaksa terkenal di negara ini. Dan Kim Jong Dae adalah anak dari seorang dokter. Kau jangan cari masalah dengan mereka. Mereka itu bagaikan penguasa yang dengan mudah mendapatkan segala yang dia inginkan. Ku harap kau berhati-hati dengan mereka." Jelas Eun Ha panjang lebar.

"Jadi benar, korea itu seperti di drama-drama yang ku tonton. Yang kaya yang akan berkuasa. Daebak." Ririn bertepuk tangan kecil seperti menemukan fakta yang sangat hebat.

Eun Ha menggelengkan kepalanya melihat Ririn yang tidak ada takutnya sama sekali. Tapi ia juga bersyukur Ririn adalah gadis yang tidak takut apapun.

**

"Ya! Ya! Itu kan Seo Rin." Ujar Min Seok menunjuk seorang gadis yang tengah duduk bersama Eun Ha.

"Namanya Ririn. Bukan Seo Rin." Balas Jong In sinis.

"Aku sudah mengganti namanya menjadi SEO RIN."

"Memangnya kau siapa dengan mudah mengganti nama anak orang ? Kau ayahnya ? Atau ibunya ?" Ujar Kyung Soo tak kalah sengit.

"Nanti dia juga akan berganti nama menjadi Seo Rin. Lihat saja nanti."

"Ah sudah, sudah. Apa yang harus diributkan dari nama gadis itu ? Mau namanya Ririn atau Seo Rin sekalipun, dia akan tetap jadi perempuan." Jelas Sehun. Tampaknya ia sangat kekenyangan jika dilihat dari ekspresinya.

"Ayo ke kelas sekarang." Ajak Chanyeol yang kemudian diiringi oleh Sehun, Jong In, Min Seok dan Kyung Soo.

**

"Eun Ha-ya. Bagaimana jika nanti kau menemaniku berkeliling Seoul ? Apa kau sibuk ?" Ajak Ririn sambil mengunyah roti di tangannya.

"Boleh saja. Asal kau mentraktirku nanti."

"Apa yang di pikiranmu itu hanya makan ?" Ejek Ririn.

"Ya sudah jika kau tak mau."

"Aku mau! Ya sudah. Ayo cepat habiskan makanan mu dan kita segera ke kelas."

Eun Ha pun tersenyum penuh kemenangan dan kembali memakan makanannya.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Annyeong! Mianhae kalau cerita nya gak sesuai ekspektasi kalian.
Ini murni imajinasi akuu
Keep vote ya guyss

-Raffyuu-

Soul Of MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang