"Aku pulang." Chanyeol
Membuka pintu pelan dan melangkahkan kakinya ke dalam rumah."Oppa, sudah pulang ?" Young Ri menyambut Chanyeol dengan hangat.
Chanyeol hanya mengangguk dan tersenyum kecil dan berlalu menuju kamarnya.
Ia merebahkan tubuhnya di kasur dan tertidur untuk sementara waktu. Namun, suara ketukan pintu membuatnya kembali terbangun.
"Oppa, ayo makan. Aku sudah membuatkan sup wortel untukmu." Ucap Young Ri dibalik pintu.
"Kidaryeo." Chanyeol kemudian berdiri membuka pintu dan mendapati adiknya tengah berdiri di depan pintu sambil tersenyum.
Young Ri pun berbalik menuju dapur diiringi Chanyeol.
"Oppa, apa aku boleh menginap di rumah So Won malam ini ? Ada beberapa tugas yang harus kami kerjakan." Ujar Young Ri membuka pembicaraan.
Chanyeol tampak berpikir sejenak, mencerna ucapan adiknya.
"Oppa tenang saja. Makan malam sudah ku siapkan. Untuk sarapan kau bisa menghangatkan sup ini atau membuat ramen. Hanya satu malam Oppa." Young Ri terus meyakinkan Chanyeol.
Chanyeol pun akhirnya mengangguk, "Baiklah, biar aku yang mengantar mu nanti."
Young Ri tersenyum senang mendengar Chanyeol akan mengantarnya. Chanyeol kembali memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya.
**
"Oppa, ayo pergi." Young Ri sudah siap dengan ransel dipunggungnya.
Mereka pun pergi dan tak lupa mengunci pintu.
"Sudah lama ya kita tidak berjalan-jalan seperti ini. Jika diingat lagi, sejak eomma dan appa tiada tiga bulan yang lalu." Ujar Young Ri sambil menyejajari langkah Chanyeol.
"Aaah benar juga. Mianhae Young Ri-ah. Aku belum bisa menjadi oppa yang baik untuk mu. Aku belum bisa menjagamu seperti yang dipesankan oleh eomma." Chanyeol menghembuskan nafas pelan, "Harusnya aku yang menjaga mu. Bukan malah kau yang menyiapkan segala sesuatu untukku." Chanyeol tersenyum sedikit mengingat betapa bodohnya dirinya.
"Aiishh.. sudahlah, Oppa. Aku melakukan semua itu karena aku bisa. Jika aku tak bisa maka aku tak akan melakukan itu semua untukmu. Gwenchana." Young Ri menggandeng lengan Chanyeol dengan erat.
"Hahahah beruntungnya aku punya adik pengertian sepertimu."
"Kau terlalu berlebihan." Young Ri mencubit pelan perut Chanyeol yang menimbulkan efek geli pada Chanyeol.
Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah So Won. Young Ri mengetuk pintu So Won hingga gadis dengan rambut coklat itu keluar dari rumahnya.
"Sudah, Oppa. Sebaiknya Oppa pulang sekarang. Aku akan masuk."
"Jadi kau mengusir ku ?"
"Aniya, Oppa. Bagaimana nanti jika terlalu kemalaman ? Ayolah, Oppa.."
"Hahaha aku mengerti. Ya sudah, Oppa pulang dulu. Kau jaga diri baik-baik dan jangan menyusahkan So Won. So Won-ah. Aku titip Young Ri disini." Chanyeol pun tersenyum dan undur diri dari hadapan kedua gadis itu.
Chanyeol berjalan pelan menyusuri jalanan malam hari. Menikmati angin malam yang terasa sangat sejuk. Berkali-kali ia menghembuskan nafasnya pelan.
Matanya tiba-tiba tertuju pada gadis yang tengah duduk di bangku di tepi sungai Han. Itu adalah gadis yang ia kenal. Ririn. Murid pindahan dari Indonesia.
Chanyeol pun menghampiri gadis yang tengah menikmati udara malam hari itu.
"Annyeong, Ririn-ah.." sapa Chanyeol pada gadis itu.
"Ne, Annyeong. Nuguseyo ?" Tanya Ririn dengan tatapan bingung. Bagaimana bisa ada orang yang mengenalinya disini. Sedangkan ia baru 3 hari berada di negara ini.
"Aaah. Kita lupa berkenalan saat disekolah. Aku Park Chanyeol. Aku duduk tepat di belakangmu di kelas." Ucap Chanyeol sambil terus berdiri.
"Aaah.. mianhae. Aku tak terlalu pandai mengingat wajah seseorang. Silahkan duduk." Chanyeol pun duduk di sebelah Ririn.
"Gwenchana. Kau sedang apa disini ?"
"Aku ? Aku habis berjalan-jalan bersama Cha Eun Ha. Dan sekarang sedang menikmati udara malam hari disini. Kau sendiri sedang apa ?"
"Aku baru saja mengantarkan adikku kerumah temannya karena ingin menginap. Daripada bengong dirumah, lebih baik aku berjalan-jalan sebentar."
"Kau punya adik ?"
"Iya. Adik perempuan yang sangat lucu."
"Whoaaa.. aku juga ingin punya adik seperti mu. Andai saja aku punya adik." Ririn tersenyum memamerkan lesung pipi di sebelah kanan wajahnya.
"Memangnya kau tak punya adik atau kakak ?"
Ririn menggeleng pelan sambil menatap lurus ke depan, melihat pemandangan sungai Han malam hari.
"Bagaimana korea ?" Tanya Chanyeol mengalihkan pembicaraan.
"Bagus. Aku suka. Kehidupan sekolahnya seperti di drama-drama korea yang selama ini ku tonton di Indonesia." Jawab Ririn antusias.
"Memangnya seperti apa kehidupan sekolah di drama korea ?" Tanya Chanyeol tak mengerti.
"Kau tak tahu ? Aahh ku kira kau tau karna kau orang Korea. Di drama itu yang punya uang, yang berkuasa. Dan aku menemukan satu orang yang seperti itu tadi. Astagaa.. daebaak."
"Siapa ? Jun Myeon ?" Tebak Chanyeol.
"Betul sekali. Dia hampir saja memukul ku tadi. Tapi tidak jadi." Ririn bergidik ngeri mengingat kejadian tadi.
"Mwo ? Kenapa bisa ? Kau berbuat salah ?"
"Menurutku aku tidak salah. Aku hanya menyuruhnya untuk mengantri mengambil minuman di vending machine. Eeh dia malah marah dan hendak memukulku." Jelas Ririn.
"Whooaaa.. kau benar-benar berani melarangnya, Gadis Indonesia." Chanyeol menatap kagum pada Ririn yang terkekeh kecil.
"Ya mana aku tau kalau dia anak pemilik yayasan. Aku kira itu semua hanya terjadi dalan drama. Tapi ternyata benar-benar ada."
"Ngomong-ngomong kau tidak pulang ?" Chanyeol melirik jam tangannya dan sudah pukul setengah 9 malam.
"Astaga. Aku sampai lupa. Kalau begitu aku pulang dulu. Sampai bertemu lagi di sekolah." Ririn pun berdiri hendak pergi dari hadapan Chanyeol.
"Bagaimana kalau aku antar." Ujar Chanyeol tiba-tiba, "emm maksudku, ini sudah malam. Bagaimana jika aku menemanimu untuk pulang."
Ririn tampak berpikir sejenak dan sedetik kemudian langsung mengangguk setuju, "baiklah, boleh juga."
Chanyeol pun tersenyum senang dan segera berdiri dari duduknya. Mereka pun berjalan beriringan menuju rumah Ririn yang tidak terlalu jauh.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Annyeong
Vote komennya ya-Raffyuu-
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Of Melody
FanficBukan bagaimana kau lari dari masalah. Tapi adalah bagaimana kau menghadapi dan menyelesaikan masalah 🔥 Fanfic pertama. Suka alhamdulillah, gak suka juga gapapa. Gimana kalian menghargai karya orang aja.