Di Sekolah

35 1 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama masuk kerja setelah satu minggu tinggal bersama dengan keluarga kakak. Dua hari yang lalu aku dihubungi pihak sekolah untuk hadir di sekolah hari ini. Mengajar bukan hal baru bagiku, semenjak kuliah aku sudah mengajar di sekolah madrasah dekat rumah untuk berbagi ilmu, pengalaman dan tentunya menambah uang jajan. Tapi sepertinya tempat mengajarku kini berbeda. Tidak sekedar berbagi ilmu, bukan sekedar mengajar anak-anak semata tetapi ini urusan generasi penerus, dibutuhkan keseriusan dan komitmen. Menggabungkan dua hal yang berjauhan, bumi dan langit, menggabungkan dua hal yang mungkin mustahil. Urusan dunia dan akherat. Tapi itu dua hal yang tak dapat dipisahkan seperti dua sisi mata uang saling melengkapi. Seperti Adam dan Hawa saling membutuhkan. Seperti matahari dan bulan saling berganti tugas.

Aku merapikan kerudung panjangku sesuai pesan mbakyu semalam. Kutatap diriku dicermin dan tak kusangka diriku tampak anggun dengan paduan kerudung panjang dan gamis lebar. Kuterseyum memandang diriku sendiri. Kulihat jam tanganku sudah menunjukan pukul setengah tujuh, aku tak ingin terlambat di hari bekerja. Kupakai kaos kaki dan kuraih tas di atas ranjang. Bismillah.... kulangkah kakiku keluar kamar. Mbakyu masih sibuk dengan dua ponakanku, sedangkah kakakku sudah berangkat setengah jam lalu, mengejar kereta.

Aku perpamitan pada mbakyu, kucium tangannya. Kuminta doa dan restunya semoga langkahku dalam keberkahan, karena mbakyu dan kakakku bagai orang tuaku disini. Aku naik angkot untuk menuju sekolah. Lalu lintas padat merayap, kesibukan di pagi hari yang menjadi rutinitas masyarakat perkotaan. Kunikmati perjalanan ini, perjalanan menuju perubahan, perjalanan menuju impian, perjalanan menjemput asa yang selalu hadir dibenaku. Diiringi seyum kebahagiaan, diiringi semangat yang membuncah, diiringi optimisme yang selalu melintas di pikiranku.

Ada rasa canggung bila baru pertama kali menghadapi sesuatu. Seperti halnya diriku yang baru menginjakan kaki di sekolah tempat di mana aku mulai mengajar di kota ini. Kutata hati dan rasa ini. Aku harus bisa,

" bukankah mengajar bukan hal baru bagiku? " tanyaku sendiri dalam hati.

Setelah bertemu dengan kepala sekolah dan waka bidang kurikulum aku menuju kelas yang ditunjuk. Aku mendapat tugas sebagai wali kelas pengganti karena guru sebelumnya cuti melahirkan selama 3 bulan. Aku mendapat arahan apa yang harus kukerjakan selama tiga bulan mendatang dari waka bidang kurikulum. Ini artinya aku menjadi walas sementara sampai kenaikan kelas.

Amanah baru ini harus aku pegang baik-baik, hari-hariku disekolah berkutat dengan 30 anak hebat dengan 30 karakter dan keinginan yang berbeda. Belum dengan kemauan orang tuanya yang berbeda pula. Ditambah dengan seabreg kegiatan dipenghujung akhir tahun ajaran. Berangkat pagi-pagi pulang selepas ashr. Kunikmati semua itu. Kunikmati semua itu sebagai tambahan ilmu dan pengalaman. Menempa diri menjadi yang terbaik agar manfaatnya bisa dirasakan orang-orang disekitarku, berbagi kebaikan. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Inilah salah satu pelajaran yang disampaikan sang murobiyahku dalam pertemuan rutin mingguanku.

Semenjak tinggal di Depok aku mengikuti halaqoh mingguan. Serasa mempunyai saudara baru, tujuh bersaudara tepatnya. Dengan dibimbing oleh seorang murobiyah yang sering kita panggil dengan sebutan ' kakak ' umurnya tidak terpaut jauh dengan kami para mad'unya. Ilmu dan wawasannya luas, beliau seorang dosen. Tiap minggu kita ngumpul dirumahnya, banyak hal yang kita bahas, dari politik sampai hal yang pribadi. Menjadi tempat untuk berbagi suka dan duka, menjadi tempat untuk bernaung kala mendung di hati. Aku merasa nyaman di halaqoh ini. Bukan sekedar ilmu yang kudapat. Bukan sekedar saudara yang kuraih. Lebih dari itu.

Hampir tiga bulan sudah kulewati sebagai guru pengganti. Penghujung akhir ajaran di depan mata. Ulangan kenaikan kelas sedang berlangsung. Koreksian ulangan mulai menumpuk. Nilai ulangan harian, uts dan tugas - tugas lainnya mulai dikumpulkan dan dirapikan. Persiapan mengisi raport akhir tahun sudah mulai dicicil. Aku tak biasa kerja sks ( sistem kebut semalam ) manajemen waktu harus diterapkan agar tidak menumpuk pekerjaan. Bukan hanya tentang raport, tapi diakhir tahun semua guru direpotkan dengan kegiatan akhir tahun. Kegiatan wisuda yang memerlukan persiapan yang matang. Persiapan tahun ajaran baru yang dimulai dengan kegiatan Ramadhan. Dan aku sebagai guru baru yang katanya masih muda penuh semangat, selalu dilibatkan dalam semua kegiatan. Pulang kerja waktu ashr biasa, pulang kerja menjelang magrib luar biasa. Sesampai dirumah tinggal sisa tenaga. Melepas penat, merilekskan pikiran dan menghibur diri. Tak banyak yang kulakukan di malam hari, sekedar bercanda dengan keponakan atau bincang-bincang ringan dengan kakak dan mbakyu.

Dua SisiWhere stories live. Discover now