Perpisahan

20 1 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir aku berada di sekolah ini, tak banyak yang tahu akan pengunduranku. Sebelum tahun ajaran baru aku sudah melayangkan surat pengunduran diri kepada kepala sekolah dan aku diperkenankan untuk mengundurkan setelah acara iftor jamai para guru. Kepala sekolah memintaku untuk tasmi Al-Quran sebagai kenang-kenanganku pada acara ifthor guru tersebut. Acara ifthor diadakan bada ashr setelah selesai acara sanlat para siawa selama dua hari. Sebelum acara dimulai aku mendapat pesan dari sang murobi " biodata antum sudah abang serahkan ke murobiyahnya "

Para guru berkumpul di masjid sekolah mengikuti acara hataman Quran dan tasmi Al-Quran kemudian ditutup dengan ifthor jamai. Kini giliranku untuk mengisi acara tasmi, aku duduk di depan para guru yang menjadi mustami'. Setelah mengucapkan salam kulanjutkan dengan tasmi jus 30 dan 29. Aku tak berani mengangkat wajahku, melihat para guru yang sedang mendengarkan. Aku hawatir dia ada di antara mereka dan menatapku seperti ketika aku tasmi di acara rapat rutin. Itu bisa membuyarkan bacaanku, mengganggu kosentrasiku.

Aku hanya bisa menatap lantai di depanku, ayat demi ayat kulantukan. Pikiranku dipusatkan pada bacaanku, aku tak ingin ada yang salah walau sehurufpun, juz 30 kusudahi. Dilanjutkan dengan juz 29, kumulai dari surat Tabarok. Ayat demi ayat kusudahi, masuk surat Al-Haqqah tubuhku bergetar pada ayat khudzuu faghulluuh tsummal jahiima sholluh tsumma .... ayat ayat yang menceritakan tentang keadaan neraka jahim dan orang-orang yang masuk didalamnya.

Setelah surat Al-Haqqah kulanjutkan dengan surat Al-Ma'ari,j Nuh, Al-Jin dan sampai pada surat yang kusuka, surat Al-Muzamil. Sampai surat ini alhamdulilah lancar masuk surat Al-Qiyamah surat yang membuat ngeri ketika membacanya karena menceritakan tentang hari kiamat. Jantungku terpacu cepat ketika membacanya seakan-akan melihat alam ini sedang kiamat dan hancur. Jantungku akan kembali tenang ketika membaca surat Al-Insan. Masuk surat Al-Mursalat butuh kosentrasi tinggi karena ayat yang diulang sebanyak sebelas kali. Alhamdulillah kusudahi tasmi juz 29. Setelah selesai baru kuberanikan mengangkat wajahku menatap keseluruh mustami' dan kulihat wajah dia, tatapannya tepat di depanku walau dia duduk paling belakang tetapi tak ada satu orangpun yang menghalanginya. Aku terhenti pada tatapannya tak lebih dari 3 detik. Jantunngku berdegub keras, tak tahu apa yg sedang kurasa, ada desiran halus merambah hatiku.

Aku menundukan kepala dan segera bangkit bergambung dengan teman-teman guru yang lain. Sambil menata hati yang masih tak menentu. Acara akan dilanjutkan dengan ifthor jamai, sedangkan aku masih belum bergeming dari tempat duduk, teman-teman lain sudah beranjak mengambil makan untuk ifthor.

" hei bujang......... kok bengong ? " suara temanku mengagetkan

Aku malu dan segera beranjak untuk mengambil makanan. Setelah ifthor dan shalat maghrib aku segera menghampiri kepala sekolah

" ustad.... ! semoga ini bukan pertemuan terakhir, semoga dilain waktu ana bisa bersilaturahmi ke sekolah ini.... ana mohon maaf jika ada kesalaha yang ana lakukan selama ini, dan ana sangat berterima kasih atas segala kebaikan yang ustad berikan. " aku menyalami dan saling berpelukan.

Aku pamit undur diri dan menyalami beberapa rekan kerja, salam perpisahan di bulan Ramadhan. Akupun meninggalkan mereka, ada jadwal imam taraweh malam ini di sebuah masjid.

Langit temaram, bintang-bintang tak begitu banyak sedangkan bulan tak lagi purnama, malam ini penghujung 10 hari kedua dibulan Ramadhan. Malam perpisahan dengan langit Depok, berpisah dengan hiruk pikuk kehidupan kota, berpisah dengan keceriaan anak-anak didik, berpisah dengan segala kehidupan kota Depok, berpisah dengan ' dia ' sang guru baru yang membuatku serba salah tingkah. Dia yang selalu hadir dalam lintasan pikiranku, wajahnya selalu nampak dalam munajat malamku. Tapi kini akan berpisah walaupun asa masih ada untuk berjumpa, tapi itupun belum tentu karena biodataku belum diterimanya. Masjid yang kutuju sudah nampak, adzan isya berkumandang. Orang-orang berbondong-bondong menuju ke masjid.

Dua SisiWhere stories live. Discover now