Itikaf

15 1 0
                                    

Shalat taraweh baru saja kutunaikan berjamaah, seperti biasa bada taraweh beberapa pengurus masjid berkumpul. Ngobrol ringan mengenai berbagai hal terutama tentang penerimaan zakat dan pelaksanaan shalat Ied nanti. Aku termasuk di dalamnya, mengikuti obrolan mereka dan sesekali ditanya pendapatku tentang fikih zakat, obrolan ringan tapi panjang hingga pukul 10 malam lebih. Aku ingin undur diri di hadapan mereka semenjak ifthor perutku belum bertemu nasi, hanya takjil saja sebagai pengganjal perut

" maaf bapak-bapak bolehkah saya itikaf disini ? " tanyaku memotong pembicaraan mereka.

" oh boleh 2 ustad .... silakan... nanti saya juga mau itikaf disini... alhamdulillah ada ustad...... jadi saya ada temennya " jawab salah seorang dari mereka.

" jazakallah " akupun bergegas meninggalkan mereka, mencari warung untuk makan sekaligus untuk sahur nanti.

Sekembalinya dari warung kulihat ada beberapa orang tak lebih dari 10 sedang itikaf . Termasuk kakak dari gadis yang kutolong tadi pagi di stasiun Gambir, ia sedang membaca Al-Qur'an. Kuingin menghabiskan malam ini dengan tilawah dann bermunajat pada sang Khaliq. Setelah berwudu aku ambil Al-Qur'an dan duduk di shaf terdepan sisi kanan. Halaman demi halaman kulewati tak terasa hampir 3 juz, mataku sudah tak kuat menahan lelah dan kantuk. Jam menunjukan pukuk 1 lebih, orang yang itikaf sudah terlelap dan biasanya pukul 3 dini hari mereka akan bangun untuk shalat malam.

Rasa kantuk sudah tak tertahan, aku langsung tertidur ditempat dudukku. Terbawa mimpi yang entah kemana akan bersinggah, menikmati malam 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Ingin menggapai malam lailatul qodr yang malamnya lebih baik dari 1000 bulan. Takkan kusia-siakan kesempatan ini.

" bangun akhi....! " aku segera terjaga, bangun dari mimpiku.

Kakak dari gadis itu membangunkanku, rasa kantuk masih menghinggapiku. Kulawan kantuk dengan segarnya air wudhu, para mu'takifin sedang shalat malam sendiri-sendiri ada juga yang sedang tilawah. Aku shalat dekat mimbar, ruku demi ruku, sujud demi sujud kutunaikan. Kusudahi dengan witir 3 rakaat salam. Kulihat ke belakang mulai sepi, mereka pulang untuk makan sahur. Tapi kakak gadis itu masih duduk, sepertinya ada yang ditunggu. Sebagai penutup shalatku, kutengadahkan tanganku. Memohon pada yang Maha Rahman dan Rahim, kupanjatkan doa-doa kebaikan untuk kedua orang tuaku. Tak terasa buliran air hangat menyusuri tepian hidung, kubiarkan terus mengalir semoga ini menjadi pendingin api neraka. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kedua orang tuaku, menyayangi mereka berdua, meridhoi mereka, senantiasa dalam lindungan-Nya. Amin. Kuhapus kedua air mataku dengan tangan.

Aku harus segera sahur, tinggal 30 menit lagi masuk waktu imsak. Tiba-tiba sebelum aku beranjak

" akhi..... ! Ayo sahur di rumah saya... " ajak kakak gadis itu.

" makasih pak, saya sudah beli makanan.....sayang kalau ngga dimakan " kutolak ajakannya.

" ngga apa-apa akh ..... bawa saja makanannya ! Ayo buruan, keburu imsak ! " ajaknya setengah memaksa.

Akupun mengikuti ajakanya, makan sahur dirumahnya. Tak kusangka aku makan sahur di rumah kakak yang adiknya baru kutolong kemarin pagi di stasiun Gambir. Rumahnya tak jauh dari masjid, aku masuk kerumahnya. Kulihat foto-foto keluarga terpangpang di ruang keluarga, kulihat foto dia dengan dua anak usia SD keponakannya. Aku kira kemarin adalah hari terakhir kulihat wajahnya tapi Allah berkehendak lain, aku masih bisa melihat wajahnya walaupun dalam bingkai foto

" ayo akhi...! Silakan duduk.....!" akupun duduk di antara keluarganya, dengan istri dan dua orang anaknya. Kubuka bungkusan nasi yang kubeli semalam.

Aku sahur dengan mereka, aku seperti mempunyai keluarga baru. Larut dalam pembicaraan mereka, ikut candanya yang begitu hangat dalam sahur pertamaku dengan mereka. Allah mentakdirkan sesuatu yang lain, aku tidak pernah bertegur sapa dengan guru baru itu di sekolah apalagi berbincang dengannya, tapi saat ini aku bisa bercengkrama dengan kakak dan dua keponakannya.

Dua SisiWhere stories live. Discover now