Doa Yang Terkabulkan

33 2 0
                                    

Tengah malam ia terbangun setelah hampir empat jam istirahat. Ia bangkit dan mengambil air wudhu membersihkan jiwa dan raganya, kemudian menunaikan dua rakaat panjang. Memanjatkan pujian pujian kepada Yang Maha Kuasa, yang telah menciptakan langit dan bumi serta alam semesta ini. Yang Maha Rahman dan Rahim, Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Ia iringi tahmid dengan segala doa kebaikan untuk dirinya, kedua orang tuanya, guru gurunya dan untuk ' dia ' yang ada di sana. Air matanya menganak sungai, dibiarkan menetes dikeheningan malam. Kemudian ia lanjutkan dengan 6 rakaat sisanya dan 3 rakaat witir. Mengharap ampunan dan diperkenankan doa pada waktu yang mustajabah...

Ada satu jam lagi sebelum subuh, ia isi dengan tilawah Al-Qur'an. Bacaanya masuk juz 27, ia baca ayat demi ayat hingga sampai pada surat Ar-Rahman. Hatinya mulai bergetar mengawali ayat dalam surat tersebut hingga sampai pada ayat fabi ayi alaa irobbikumaa tukadzdzibaan ( nikmat yang mana lagi yag kamu dustakan ) gerimis mulai menyelimuti hatinya ketika membaca ayat ini. Ayat yang diulang ulang sebanyak 31 kali. Mengingat segala kenikmatan yang Allah berikan. Bacaan terhenti ketika adzan subuh berkumandang. Ia segera bangkit memenuhi panggilan Allah.

Shalat shubuh berjamaah di masjid, membuka lembaran hari dengan kebaikan. Hari ini, hari kebahagianya. Setelah shalat dan dzikir satu persatu jamaah pulang, termasuk Abah dan adiknya. Kini ia tinggal sendiri di masjid melanjutkan dengan dzikir masurat, langit mulai sedikit terang ketika ia mengakhiri dzikirnya. Kemudian meraih hpnya yang ia letakkan di atas sajadah. Ia mencari nomor seseorang, nomor yang belum pernah ia hubungi sekalipun walau pernah menjadi taman kerjannya. Ia memberanikan diri untuk berkirim pesan

" Assalamu alaikum..... pertama ana mohon maaf telah lancang berkirim pesan.... mungkin ukhti telah membaca biodata ana.... ana ingin ukhti menjadi bagian dalam hidupku ... sebagai penyempurna separuh dienku .... menemaniku mengarungi bahtera kehidupan.... meminta keikhlasan dan kerelaan ukhti.. wassalam " pesan singkat yang ditulis dengan tangan gemetar.

Ia masih menunggu balasan, dipandang hpnya lekat-lekat. Hp-nyapun berdering tanda ada balasan pesan, lalu ia membaca pesan tersebut.

" wa alaikumussalam.... biodata antum sudah ana terima ..... insya Allah ana siap menjadi pendamping hidup antum.....ikhlas dan rela menjadikan antum sebagai nahkoda dalam mengarungi bahtera kehidupan..." pesan balasan yang singkat tapi kaya makna.

Pesan yang membuatnya ternganga dan tersihir diam terpana.

" syukron..." balas ia singkat.

Ia membaca dengan seNyum mengembang, dibaca berulang-ulang untuk meyakinkan.

Kebahagiannya kini telah sampai pada puncaknya.

Gadis impian yang selalu hadir dalam doanya akan menjadi bagian hidupnya.

Kini ia akan puas memandang wajahnya yang terang bak bulan purnama.

Gadis pujaannya yang mengusik setiap tidurnya.

Ia terseNyum bahagia ditambah matahari terbit menambah terang wajahnya.

Senyum sumringah nampak disana.

Mulutnya tak henti mengucapkan rasa syukur pada Yang Kuasa.

Ia ingin semua yang ada menjadi saksinya.

Air mata kebahagiannya tak bisa dibendung, ia tumpahkan seluruhnya.

Pagi yang cerah membahagiakan, mengawalinya dengan kebaikan. Disambut kicauan burung meriahkan pagi. Embun pagi mulai nampak ditimpa sinar mentari. Cahayanya menghidupkan bumi, memberi tanda tanda kehidupan mulai nampak. Semua atas kehendak Allah Yang Maha Kuasa, Kuasa atas segala sesuatu yang ada alam semesta ini.

Kusudahi kisah ini lewat tengah

malam pukul 00.17 di Ciseeng Bogor

Tanggal 12 Desember 2015

Sebagai kenangan di umurku yang ke 36

@6č

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 23, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dua SisiWhere stories live. Discover now