Jaebum's Voice

445 49 3
                                    


Hari-hari telah berlalu semenjak kami berdua pergi kerumah sakit. Dengan telaten aku menjaganya. Menyiapkan semua kebutuhannya. Menyuapinya, bahkan sampai memandikannya jika ia sedang malas mandi. Dan aku menjadi sangat sensitif dengan kebersihan dirumah. Karena itu setiap hari ketika aku pulang kuliah, aku tak lupa membersihkan rumah.

Setiap hari. Menyapu, mengepel lantai, membersihkan debu diberabotan. Bahkan kami sekarang tak menggunakan jasa laundry.
Aku menyuci sendiri semua pakaianku dengan Jinyoung. Mencuci dengan membedakan mana pakaian yang sehari-hari dipakai dirumah dan untuk pergi kuliah.

Ini sama sekali bukan beban untukku. Sungguh. Malah aku dengan senang hati melakukan ini semua untuk malaikat kecilku. Park Jinyoung. Yang setiap hari mengisiku.

Mulai dari canda hingga hinaannya merupakan energi bagiku. Yang membuatku semakin bersemangat dihari-hari berikutnya yang akan datang. Hingga aku bisa meminangnya.

Suatu hari nanti pasti. Aku hanya menunggu.

Ya walaupun terkadang dia sebal dengan sifat dinginku. Kkkkkk.. Tapi ya mau bagimana lagi kan sudah gennya. Kan aku tak bisa menolak gen yang diturunkan kedua orang tuaku.

Dan yang membuatku sangat kecewa pada diriku sendiri adalah ketika aku tak bisa membuatnya tersenyum ceria seperti sediakala.

Kalian pasti tau kan kalau orang sedang sakit itu berari Tuhan lagi mengambil sebagian kebahagian yang ada didiri kita. Mungkin itu yang sedang Jinyoung rasakan.

Walaupun aku tak pernah merasakan sakit apa yang Jinyoung rasakan. Tapi hanya dengan berada disampingnya aku bisa merasakan semua kesedihan yang sedang melandanya.

Keceriannya yang semakin hari memudar. Aku ingin mengembalikan senyumnya. Walaupun aku bukanlah seorang kekasih yang sempurna. Mungkin hanya sebatas ini yang bisa aku lakukan. Menjaganya dan membuatnya senyaman mungkin ketika dirumah. Mengembalikan moodnya dengan berlusin es krim si freezer kulkas.

Iya, dia doyan es krim. Bahkan katanya makanan wajib. Aku juga sih hehe.

Ruam kemerahan dikulit Jinyoung mulai memudar. Namun ada yang aneh pada kulit tangannya. Mereka mulai mengelupas seperti sisik ular yang berganti. Aku tetap berusaha tenang. Yang aku pikir adalah ini merupakan fase penyembuhannya. Kuliatnya berganti dengan yang baru, walaupun dengan cara seperti itu.

Tepat sekali ketika dokter juga berkata seperti itu. Mungkin ini sama sekali bukan yang seperti kalian bayangkan. Bahkan mungkin ketika kalian melihat kondisinya yang sekarang akan merasa jijik.

Semua kulit tangannya mengelupas, berwarna cokelat, bahkan berkerak. Jika kalian melihat kulit pohon yang sudah tua berwarna cokelat dan berkerak. Mungkin seperti itu gambarannya. Dan tangganya menjadi bengkak. Terlihat lebih besar dari sebelumnya.

Dia sering mengeluh padaku. "Hyung gatal..."  Aku tau, dia pasti akan menggaruknya dan itu akan menyebabkan kulitnya menjadi merah. Dengan melihat kedua bola cokelat matanya aku tau kalau dia sedang menahan rasa perih. Mana ada seorang kekasih yang tega melihat pujaan hatinya sedang kesakitan? Iya seperti itulah aku, jika dia sudah merengek seperti tadi, yang aku lakukan adalah mengelus-elus seluruh bagian kulit tangannya. Aku tak merasa jijik. Malah aku sangat senang sekali. Karena dikondisinya yang seperti ini, dia membutuhkanku, dia manja kepadaku. Aku merasa dia sangat memilikiku. Yang selalu dia inginkan disisinya. Hanya aku seorang.

Bahkan jika dia sudah keenakan dan merasa sangat nyaman dengan sentuhaanku. Dia akan tertidur dengan damai. Seperti kucingku kkkkkkkk..

Aku bisa memahami itu. Karena dia merasa sangat nyaman ketika aku menyentuhnya. Meredakan rasa gatal ditangannya. Kadang sampai kulit tangannya ikut terkelupas karena sentuhanku. Yang semakin lama semakin mengelupas semua dan berganti dengan kulitnya yang seperti sedia kala.

Walaupun memakan waktu yang sangat lama. Hampir satu semester berlalu. Dan sekarang sudah memasuki pekan sunyi. Minggu depan sudah UAS.

Tak berasa batinku. Tapi hal yang paling aku syukuri ini adalah waktu. Waktu yang aku habiskan untuk berdua dengannya. Yang sama sekali tak aku sia-siakan untuknya. Hanya untuk Jinyoung. Dengan ketelatenan dan kesabaran penuh walaupun tanpa mempunyai pengalaman. Kami berdua bisa melewatinya.

Yang kita butuhkan adalah sabar. Sabar itu luas. Bahkan aku tak bisa mengartikannya dengan tersirat ataupun tersurat. Bahkan seluru isi jagat raya ini tak ada yang bisa direprentasikan dengan kata sabar. Dibalik kesabaran pasti ada hadiah terindah dari Tuhan yang sedang menunggu. Dengan sabar juga kita dapat menjadi pribadi yang lebih bersyukur atas apa yang Tuhan berikan. Entah kebahagiaan atau kesenangan. Terimalah dengan senang hati tanpa ada sebuah keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang luar biasa. Walaupun itu memang indah. Tapi ingatlah, rencana Tuhan lebih indah dari apa yang kamu bayangkan.

Seperti sekarang ini.....

_________

Huuaaaa curhatan Jaebum nih ㅠㅠ ottoke? Di chap selanjutnya bakalan buat curhatan Jinyoung^^

Tunggu ya

Btw aku modar liat Jinyoung dressing pake style Bambam😂 cantik banget ga sih? Mana pas itu si Jaebum mandangin Jinyoungnya sesuatu banget gitu kek pengen makan 😂 udah ya mata emang ga bisa boong ye, apalagi Jaebum❤🌴🍑

Find You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang