Part 10 : •°Andara kakaknya Andra°•

74 12 0
                                    

Setelah hari dimana Andra dan Agatha berkenalan di taman dan mereka resmi menjadi teman. Hari-hari berlanjut seperti biasanya, namun bedanya mereka menjadi lebih akrab.

Terkadang --atau mungkin sering-- Andra akan datang untuk sekadar mampir ke Restaurant tempat Agatha bekerja setelah dirinya pulang dari kampus, sembari menikmati secangkir coffemilk ditemani dengan red velvet yang menurut informasi dari Agatha itu adalah cake terenak di restaurant tempat nya bekerja.

Sembari menikmati pesanan nya Andra akan menunggu Agatha hingga selesai jam kerja dan mereka akan pergi ke taman atau hanya sekadar jalan-jalan sore kemudian Andra akan mengantarkan Agatha pulang ke kontrakannya.

Seperti saat ini dimana Andra sedang duduk manis membaca buku--mengingat besok adalah hari ujian semester tahun ini-- tak ingin membuang waktu dengan bermain ponsel lebih baik ia membaca ulang pelajaran di kampus. Begitulah pikir Andra.

Terkadang Agatha tak habis pikir. Disaat remaja lainnya sibuk mencari kesenangan atau hanya sebuah hiburan semata namun Andra malah tak pernah jauh dari buku yang membuat kepala Agatha pusing.
Dulu, ketika ia masih bersama keluarganya saat itu Agatha baru lulus dari masa Putih Abu-Abu ia begitu suka membaca buku khusunya novel.
Namun sekarang, setelah dua tahun berlalu dan selama itu pula ia tak pernah lagi membaca atau bahkan memegang buku pelajaran.

"Hai. Mau pesen kaya biasa."
Andra mendongakkan kepala nya ketika sebuah suara lembut terdengar di depannya.

"Oh hai. Hari ini gue mau coffe aja sama cake chocolate aja deh." Ucap cowok itu menjawab ucapan Andra.

"Tumben ganti menu?" Agatha menyerngitkan dahinya heran, tapi tak ayal dirinya mencatat pesanan Andra.
"Lagi ngantuk banget, semalem cuma tidur 4 jam trus pagi nya langsung ngampus."
Tutur cowok itu dengan wajah yang memang terlihat lesu.

"Yaudah. Tunggu sebentar ya? Fighting Andra."

Lalu Agatha berlalu dari hadapan Andra setelah cowok itu mengacungkan jempol nya dan kembali menekuni buku yang berada dihadapannya.

Selang beberapa menit, dari arah pintu masuk restaurant terlihat seorang pria berpakaian rapi dengan setelah jas kantor berjalan menuju kearah dimana Andra sedang duduk, namun cowok itu tak menyadarinya.

"Dra. Lagi ngapain lo disini?" Seru sebuah suara bass tepat berada disamping tubuh Andra.

*****

Sesaat setelah Agatha tiba di dapur. Gadis itu mengernyitkan dahinya bingung dengan kelakuan dua sahabat nya. Bagaimana tidak? Karena dua orang itu langsung menghimpit sisi kiri-kanan tubuh Agatha dengan menampilkan cengiran menggoda dan wajah innocent yang membuat bulu kuduk Agatha bergidik.

"Kalian berdua ngapain sih?" Gerutu Agatha merasa aneh dengan kelakuan Andin dan jessica.

Namun bukannya membalas pertanyaan Agatha, Andin dan Jessica malah terlihat sedang mengetuk-ngetukkan jari telunjuk nya di dagu sembari menatap ke depan.

"Din, lo tau nggak? Ada hot news loh." Jessica berseru dengan ekspresi wajah yang dibuat seperti pembawa acara yang sedang menayangkan acara gosip-gosip di pagi hari.

Andin yang mendengar hal tersebut langsung menatap wajah Jessica dengan sangat berminat seperti gadis-gadis yang suka bergosip dan tak ingin melewatkan setiap hot news yang beredar. "Hot News apaan Jes?"

"Kok kalo gue liat Agatha Wulandary makin lengket ya sama Andra. Kayanya sih bentar lagi bakal ada yang jadian deh Din. Menurut lo gimana?"

"1.000% gue setuju sama lo. Asik! bentar lagi kita bakal dapet PJ nih kayanya." Andin terkikik geli sembari melirik wajah Agatha yang hanya terdiam diantara mereka berdua.

Oh. Jadi mereka ngegosipin gue yah

"Terserah kalian mau ngomong apa tentang gue dan Andra. Ngegosip aja terus sampe Monas berubah jadi nanas." Ucap Agatha jengkel sembari berlalu.

Andin dan Jessica rasanya hampir ngakak so heart mendengar ucapan Andin yang melantur. Namun sebisa mungkin mereka menahan tawanya saat menyadari Agatha menjadi badmood pada mereka berdua, terlihat ketika gadis itu berlalu wajah nya ditekuk dengan bibir dimanyunkan mirip seperti anak balita merengek meminta dibelikan balon.

"Tha. Tha. Jangan ngambek dong!? Kalo lo ngambek siapa yang bisa kita ledekin nanti?"

Agatha menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap dua sahabatnya dengan mata melotot horor. "Kalian ngeselin. Pokoknya gue hari ini ngambek sama kalian berdua. Titik. Nggak pake koma."

Dan tanpa kata lagi Agatha kembali melanjutkan langkahnya menuju konter untuk membuat pesanan Andra yang mungkin saat ini sedang menggerutu karena menunggu Agatha yang lama.

*****
Dua cowok tampan itu masih diam tanpa suara hingga rasanya begitu hening.

Andra diam sembari tetap fokus membaca buku yang ada di tangan nya.

Cowok itu atau lebih tepatnya lelaki yang ada dihadapan Andra menatap dirinya dengan pandangan datar.

"So, pertanyaan tadi belom lo jawab. Lo lagi ngapain disini?"

"Yah seperti yang lo liat kak. Menikmati suasana di sore hari."

Kak?
Apakah pria yang ada dihadapan nya adalah kakak Andra?

"Tumben bener lo mau lama-lama di luar? Biasanya juga abis dari kampus langsung pulang ke rumah."

Andra menaruh buku ditangan nya ke meja. Kayanya susah banget sih kalo belajar di luar selalu ada gangguan.

"Emangnya kenapa? Gue bosen di rumah mulu. Sekali-kali jalan-jalan atau sekadar hangout nggak masalah kan."

"Bagus lah kalo gitu. Mumpung lo masih muda mendingan banyak-banyakin have fun bareng temen-temen lo. Jangan tugas mulu yang ada di otak lo" cerocos lelaki yang dipanggil kak tadi oleh Andra.

"Lo sendiri ngapain kak disini? Tumben banget jam segini udah balik dari kantor?"

Menurut Andra kakak nya itu sedikit berubah. Entahlah lelaki yang usianya berjarak empat tahun itu sekarang terlihat sangat sibuk sekali. Kadang ia akan pergi ke luar negeri selama seminggu kemudian setelah pulang akan berangkat lagi ke luar kota. Bahkan sangat jarang berada di rumah dan lebih memilih tinggal di Apartemen pribadi miliknya. Padahal dulu tak sesibuk sekarang, dan jika ia bertanya pada sang ayah beliau selalu menjawab karena pekerjaan.

Saat ini kakak laki-laki Andra satu-satunya itu sedang memegang perusahaan cabang milik keluarga Wijaya sebagai CEO nya, sedangkan sang ayah memegang perusahaan pusatnya. Jadi tak ayal jika dirinya sibuk.
Namun bukan itu yang Andra permasalahkan, karena yang ia permasalahkan adalah akhir-akhir ini kakak nya itu seperti menjaga jarak pada dirinya.
Entah perasaan nya saja atau memang benar adanya kakak nya itu terkadang menatap dirinya seperti seorang musuh yang sedang mengintai mangsanya.

"Bosen dikantor nggak ada kerjaan jadi gue mampir kesini aja. Sekalian mau ketemu sama seseorang."
Balas lelaki itu menjawab pertanyaan adik nya.

Tiba-tiba dari arah samping Andra, Agatha muncul sembari memegang nampan berisikan pesanan Andra tadi, gadis itu belum menyadari jika ada orang lain dihadapan Andra.

"Nih Dra pesenannya. Maaf yah lama, tadi Andin sama Jessica ngehadang gue dulu."
Ucap Agatha penuh penyesalan

"Nggak papa kok santai aja lagi. Oh iya Tha, nih kenalin kakak gue. Kak ini Agatha temen gue."
Andra menunjuk kakak nya pada Agatha dan sebaliknya berniat memperkenalkan mereka.

Sesaat setelah Agatha menolehkan kepalanya ke depan, gadis itu langsung membulatkan matanya plus tangan kanannya mulut - berekspresi terkejut-.

"Kak Andara."

"Hallo Agatha."

Lelaki itu yang ternyata Andara melambaikan tangan kanan nya pada Agatha.

Andra mengernyitkan dahinya bingung. "Loh kalian udah saling kenal."

●●● T B C ●●●

Jakarta, 2 Desember 2017

-Ifah-
Malmingannya dirumah aja ngelanjutin nulis.

💢Double A💢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang