Part 8 : •°Kembali diPertemukan°•

102 11 0
                                    

"Nih tha minum biar loe tenang. Loe nggak kenapa-napa kan?"
Andin menyodorkan sebuah gelas berisi air putih dingin yang ia bawa dari dapur restaurant.

Agatha tersenyum, lalu mengambil gelas yang disodorkan Andin. "Makasih Din. Gue nggak papa kok."

"Sebenernya ada apaan sih?"
Jessica yang tidak tau menahu tentang kejadian pagi tadi sangat penasaran dengan sikap Agatha ketika tiba di restaurant .

Bagaimana tidak, setelah beberapa menit mereka tiba di restaurant sikap Agatha begitu aneh dimata Jessica, gadis itu datang dengan wajah yang pucat pasi ditambah Andin berwajah cemas serta menopang tubuh Agatha yang terlihat lemas ketika tiba di restaurant.

Kontan hal tersebut mengundang rasa penasaran di benak Jessica. Dan tibalah mereka disini, di halaman belakang restaurant yang sepi ketika tak begitu banyak pelanggan sehingga mereka bertiga meminta izin untuk ke halaman belakang dengan alasan "Agatha sedang sakit, jadi butuh istirahat sebentar"

"Jadi gini Jess, tadi malem pas gue nginep di kontrakan nya Agatha ada kejadian yang aneh. Semalem Agatha hampir aja di culik sama orang asing entah siapa, trus tadi pagi pas kita berdua mau berangkat Agatha nemuin sebuah kotak warna hitam dan loe tau apa isi nya...?"
Jeda sejenak ketika Andin menatap ekspresi yang ditunjukka Jessica.

Yang dibalas oleh Jessica dengan gelengan kepala "isinya itu bangkai kepala kucing dengan berlumuran darah." Lanjutnya dengan menghela napas.

Jessica langsung membekap mulut nya pertanda terkejut, selanjutnya wanita hamil itu menolehkan kepala ke arah Agatha yang sedang terdiam.

Grep..

Jessica langsung menubruk tubuh Agatha dengan tiba-tiba membuat sang empunya tubuh hampir saja terjengkang jatuh jika saja ia tak menjaga keseimbangan.

"Bener yang dibilang Andin tha? Ya ampun, kok bisa sih tha?"
Jessica begitu terkejut setelah mendengar menuturan dari Andin tadi.

Walaupun dirinya tidak melihat kejadian tersebut, tetapi Jessica percaya pada kedua sahabat nya itu dan ia merasa bersalah karena tidak ada didekat mereka ketika hal itu terjadi, entah bagaimana mereka berdua saat itu.

"Gue nggak papa kok Jes, loe tenang aja oke! Jangan kebanyakan pikiran, inget baby diperut loe itu. Ini cuma masalah kecil aja kok gue bisa nanganin nya sendiri"
Tutur Agatha lembut menyakinkan sahabat nya yang satu ini.

"Mendingan kita balik kerja lagi yuk!? Gue udah nggak kenapa-napa kok, lagian juga gue nggak sakit cuma syok aja tadi."
Lanjutnya lagi sembari menarik salah satu tangan sahabatnya kanan-kiri, lalu melangkah menuju kedalam restaurant.

*****

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12.00 siang.
Matahari sudah berada tepat di atas kepala.
Dimana jam segini sedang panas-panas nya.
Sebagian dari para manusia akan mengurung diri nya di ruangan tertutup dengan alasan " takut hitam".
Tapi banyak juga dari mereka yang akan menghabiskan waktu pada saat terik matahari begitu panas dengan menghabiskan waktu di taman, mall, atau bahkan di kedai-kedai.

Dan Andra adalah salah satu manusia yang akan menghabiskan waktu berharga nya di luar rumah -mungkin hanya untuk hari ini.

"Loe dimana sih Yoyo, gue udah stay dari tadi di restaurant tempat janjian nih."
Gerutuan itu terdengar dari mulut Andra dengan bersungut-sungut kesal.

Bolehkah Andra marah pada sahabat nya itu? Karena dirinya sudah lebih dari setengah jam ia menunggu Rio tapi yang ditunggu malah tak kunjung muncul.

"Sabar mas bro! Lagi otw di jalan."

"Bodo amat ya! Dari setengah jam yang lalu otw mulu, pokoknya 5 menit lagi loe nggak nongol gua pergi dari sini."

💢Double A💢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang