Part 1 : •°Si Gadis Pekerja Keras°•

253 30 2
                                    

"Woy! Ngapain loe disini? Ya Ampun tha, dalam keadaan genting kaya gini loe masih sempet-sempet nya ngelamun? Ckckck..."
Tiba-tiba seorang wanita muda cantik dengan badan yang agak berisi datang disertai cerocosan nya.

"Astagfirullah Jes, loe bikin gue kaget tau nggak?"
Balas gadis yang sedang melamun tadi.

"Oh My God. Agatha Wulandary yang cantik nya nggak ketulungan, noh liat pelanggan lagi banyak tapi loe malah asik ngelamun disini."
Wanita bernama Jessica itu kembali berdecak sebal dengan tingkah sahabatnya yang satu ini.
"Udah sana balik kerja! Tar kalo dipanggil boss tau rasa loe" lanjut Jessica

"Oke bumil yang bawel." Kikik gadis mungil itu seraya berlalu dari hadapan Jessica.

Gadis itu adalah Agatha Wulandary.
Gadis muda berusia 22 tahun dengan tubuh mungil dan berwajah imut. Mungkin jika orang yang tak mengenal nya pasti berpikir gadis itu masih berusia 17 tahun.
Agatha hidup sebatang kara setelah orangtua nya dibunuh dan kakak laki-laki nya hilang disaat mereka akan melarikan diri.

"Hai Din. Can I do for you, baby?"

"So Inggris loe. Biasa makan tahu tempe aja segala ngomong pake bahasa inggris."

Setelah mendengarkan kata-kata gadis di depan nya Agatha langsung cemberut.

"Loe sama aja kaya si bumil, kerjaan nya ngomelin gue mulu. Aku mah apa atuh"
Agatha memasang wajah sedih andalan nya.

"Please deh nggak usah masang muka kaya gitu! Nggak mempan. Pasti loe diomelin lagi kan sama Jessica?"
Tanya Andin tak habis fikir.

"Mending loe bawain nih pesanan ke meja no. 15."

"Siap captain!!"
Ucap Agatha seraya hormat dan berlalu pergi membawa nampan.

Sedangkan Andin yang melihat kelakuan sahabat nya itu hanya mampu geleng-geleng kepala.

》°《》°《

"Dimana sih tuh meja?"
Gerutu Agatha sedikit kesal mencari meja bernomor 15 itu.

Entah mengapa rasanya hari ini gadis itu kebingungan mencari meja yang setiap nomor nya sudah ia hafal di luar kepala nya.

"Nah itu dia. Padahal ada di depan mata tapi kenapa gue malah muter-muter?"
Gumam nya merasa heran.

Setelah sampai di meja yang ditujunya kemudian Agatha meletakkan pesanan yang sedari tadi ia bawa seraya berkata pada pelanggan di hadapan nya.

"Selamat menikmati tuan. Maaf untuk keterlambatan nya."

Pria yang berada dihadapan Agatha mendongakkan wajah dari layar handphone yang sedari tadi ia pegang.

Mata hazel indah milik Agatha bertemu dengan mata cokelat tua pria yang berada di hadapan nya itu.
Sesaat Agatha terdiam ketika mata mereka bertemu namun kemudian..

"Aassshhhhh,,,"
Agatha meringis seraya memegangi dada kiri nya yang terasa di remas.

Pria dihadapan nya menyerngitkan dahi nya merasa heran dengan tingkah pelayan didepan nya.

"Permisi tuan. Selamat menikmati."

Agatha segera berlalu dari hadapan pria itu menuju ke toilet.
Di dalam toilet Agatha bercermin di wastafel masih dengan memegangi dada nya dimana jantung nya berada.

'Ya Tuhan ada apa dengan jantung ku?'
Batin nya bertanya-tanya.

Pasal nya gadis itu tak merasa memiliki riwayat penyakit jantung mengingat orangtua nya tak memiliki penyakit tersebut. Tapi mengapa hari ini jantung nya merasa berdenyut nyeri.

Brak...

Dukk..

"Agatha are you okay?"

Agatha tersentak dengan kejadian yang ia tak perkirakan sebelum nya.
Tiba-tiba pintu di dobrak dan kedua sahabat nya langsung menarik nya dan memeluk nya.

"Gue nggak papa kok. Kalian tenang aja!"

Seperti itu lah mereka walaupun terkadang saling mengomeli satu sama lain tapi sejati nya mereka bertiga saling menyayangi dan melindungi.
Terutama Agatha, gadis itu yang paling di prioritas kan dalam persahabatan mereka oleh Jessica dan Andin.

Jessica dan Andin yang usia nya lebih tua dari Agatha merasa mereka berdua harus melindungi gadis itu apalagi saat ini Agatha hanya hidup sebatang kara.

"Hei kalian bertiga, apa yang kalian lakukan disana? Cepat kembali bekerja!"
Sebuah suara menginterupsi mereka bertiga untuk menoleh.

"Mati kita! Kabuurrr!"

>>>>>><<<<<<

Malam semakin larut.
Jalan-jalan sudah mulai tampak lenggang walaupun masih ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 malam dimana setiap manusia akan segera menuju ke alam mimpi mereka masing-masing.

Namun berbeda dengan gadis yang saat ini sedang berada di luar pintu restaurant tempat nya bekerja.
Setelah gadis itu mengunci pintu restaurant kemudian ia pergi menuju ke sepeda kesayangan milik nya yang terparkir sendiri.
Seperti ini lah kegiatan setiap pulang bekerja seorang Agatha, selalu pulang larut dari yang lainnya di karenakan ia harus menutup pintu restaurant mengingat tempat tinggal nya dekat dari tempat nya bekerja berbeda dengan pegawai lain yang sangat jauh.

Agatha terus mengayuh sepeda nya tanpa rasa lelah walaupun sehabis bekerja, mungkin lebih tepatnya yang menghampiri dirinya hanya rasa penat.
Sejenak ia teringat kejadian beberapa jam yang lalu disaat ia bertemu dengan pria asing di restaurant tadi.
Entah kenapa saat bertemu dengan pria tampan itu tiba-tiba jantung nya terasa nyeri, padahal sebelumnya ia tak pernah merasakan nya.

Dukk...

"Astagfirullah.." pekik nya terkejut saat tiba-tiba sepeda nya seperti membentur sesuatu.
Yang ternyata ia menabrak pembatas jalan dan tanpa ia sadari ternyata dirinya sudah sampai di rumah - oh lebih tepat nya kontrakan nya.

"Neng gatha."
Sebuah suara mengitrupsi dirinya saat ia sudah berada di ambang pintu namun ia urungkan untuk membuka nya.

"Iya1 bu. Ada apa ya?" Tanya Agatha sopan, pasal nya saat ini yang memanggil nya ternyata ibu pemilik kontrakan yang ia tempati.

"Ada apa-ada apa. Kamu lupa ini tanggal berapa? Dan kamu sudah nunggak selama 2 bulan."
Cerocor ibu-ibu itu dengan kata-kata yang sedikit pedas.

"Maaf bu sebelumnya, tapi saya belum ada uang saat ini jadi saya belum bisa bayar. Beri saya waktu seminggu lagi bu, saya berjanji akan membayar nya"

"Tidak bisa! Saya hanya memberi waktu kamu sampai besok. Jika dalam waktu 24 jam kamu belum bayar maka kamu harus pergi dari kontrakan ini"
Tegas ibu berdandan menor itu tak terbantahkan

"Tapi bu-----"

"Tidak ada tapi-tapi an. Masih banyak yang ingin mengontrak di rumah ini bukan hanya kamu. Ingat besok!"

Agatha hanya dapat mengangguk pasrah

'Darimana ia mendapatkan uang untuk bayar kontrakan?' Batin nya sendu.

"Ya Allah. Bantu lah hamba mu ini."
Setitik air mata menetes ke pipi mulus nya namun cepat- cepat ia menghapusnya dan melangkah masuk ke dalam rumah sebelum tetangga melihat dirinya.

>°°°°°° TBC°°°°°<

Hohoho...
Ini lah part 1 yang di tulis ulang...
Yang udah baca pasti tau gimana cerita part 1 yang kemaren di publish.
Tapi karena watty error atau malah diriku yang error akhirnya tuh part 1 yang udh di publish ilang di work.
Tapi ya sudahlah yah "penyesalan selalu datang belakangan, kalo duluan namanya pendaftaran" 😂
Cuma dua kata : SEMOGA SUKA 😆

NOTE : VOTE DAN COMENT NYA YESS!!

-Ifah-
Dari masa lalu kita belajar apa itu penyesalan.

💢Double A💢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang