Beginning

1.2K 119 60
                                    




















Tumbang sudah segala rasa cemas yang telah menggunung. Pengharapan yang terbentengi kecemasan meluruh seiring fakta tertonton jelas. Pria itu membenarkan segala ketakutan Jessica. Katakan ini mimpi, Jessica tidak ingin mempunyai mimpi mengerikan seperti ini.



"Yo-yoong.. Kau?"


Brukk!





Runtuh tameng tubuhnya yang melorot seketika. Mata Jessica melemah, inti pernapasan terasa mencekat. Semburat dari rasa mustahil menyinari ekspresi ketidakberdayaan Jessica sekarang. Kenapa ia menyadari kebodohan datang di saat genting? Bagaimana pula kepedulian dan kesadaran hadir di saat ego menjadi iba? Tidak! Ini melebihi itu!

Krystal yang hendak kembali dari dapur menuju kamarnya tertarik penuh perhatiannya saat menemukan sosok yang begitu Familiar meringkuk tepat dimana kamar Yoong oppa-nya berada.

Keganjilan tengah terjadi. Bagaimana Krystal dengan raut kebingungan tercetak. Lebih cemas manakala suara mungil dari gadis mungil merintih terisak? Ia tengah menangis.

"Sica unnie ada apa? Jangan menakutiku unnie," tanya Krystal dengan begitu cemasnya. Cepat-cepat tubuh mungil itu dibawa Krystal dalam rengkuhannya.

Jessica dalam rengkuhan tak bergeming, ia terus saja terisak. Puluhan tanya singgah begitu saja, Krystal menjadi tak keruan di saat yang sama sang empu dari kamar yang tertata rapi tidak berhasil ditemukan netranya yang keheranan. Sontak degup bekerja lebih deras. Keganjilan apa yang telah di lewatinya?

"Sica unnie katakan sesuatu, apa yang sedang terjadi?"

"Yoong, hiks.. Di-dia, dia bodoh Soojung bodoh!"

Gadis mungil dalam rengkuhan merutuk, cengkraman tangannya mengokoh pada pelukan yang terjadi. Resah serta gelisah mulai bersemayam pada nalar. Krystal mencoba tenang saat kepalanya berkecamuk oleh segala tanya yang memenuhi matanya.

"Ada apa dengan Yoong oppa hmm? Apa dia melakukan sesuatu padamu Sica unnie?"

Krystal selembut mungkin bertanya. Menyisihkan ribuan risau yang mulai bermonolog dengan sendirinya. Gadis jangkung itu merasa telah terombang-ambing dengan ketidakjelasan yang menghampiri mata. Setidaknya satu alur yang tak bernalar ini tidak di ketahui lain pihak, terkhususnya Eomma serta Appa. Taruhan saja, jika iris kedua manusia paruh baya itu mendapati hal ini, hanya akan menyebabkan pengintrogasian pada Krystal secara mendalam.

"Unnie katakan sesuatu, aku akan mendengarmu"

"Yoong, Soojung. Yoong! Kenapa dia begitu bodoh? Aku- aku menyesalinya Soojung! Aku menyesal!!"

Jessica merancau tidak jelas, di ikuti gaya bicaranya menjadi terdengar frustasi. Gadis dengan sungai air mata kecil terbangun pada wajah cantiknya mendongak perlahan. Menatap Krystal dengan raut keputus-asaan. Lantas saja, ini merusak kenyamanan Krystal yang mencoba tenang. Bagaimana bisa dia menyikapi ini dengan santai manakala airmata tengah terlibat di dalamnya? Sesuatu yang bukan main-main tak harus di permainkan.

"Ada apa dengan Yoong oppa, unnie? Katakan dengan jelas. Apa dia menyakitimu? katakan padaku, jangan membuatku bingung dengan semua ini"

"Di-dia, dia pergi dari rumah ini Soojung.. Hiks-...Hiks-.."

Isakan yang menyakiti, Jessica kembali memeluk Krystal dengan posesif. Meninggalkan reaksi adiknya yang terkesiap. Huh! Ini bagaikan pepatah di luar sana. 'Sudah jatuh, tertimpa tangga pula' jangan katakan semua ini karena ulah kejailannya yang mendadak tadi. Kenapa hasilnya begitu menyesakkan?

All Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang