Same Thing's

519 69 24
                                        




















Ternyata, bukan hanya Ayahnya saja yang mencerahi Jessica dengan pertanyaan 'mengapa bisa dia kebasahan?' Jessica harus memupuk berjuta alasan untuk ia kantongi sebab Ibunya masih terus saja berceloteh mengenai sikapnya yang tergolong ceroboh.

"Kau dari mana Sica-yah?"

Laju kata sedatar jalan tol yang terlontar membuat kepala Jessica merunduk lebih dalam. Pertanyaan sederhana namun berjuta opsi yang mengekor. Jessica sudah tahu jika nanti jawabannya hanya akan ditepis jauh-jauh oleh Ibunya. Karena bukan tidak mungkin eomma-nya sudah mulai mempercayai Jessica bahwa mana gadis itu sudah mulai menyukai berjuta rintik dari langit itu.

Jika jawaban Jessica adalah; ia berhasil basah karena tengah berusaha membeli sambal balado berkemasan kaleng, hal ini malah akan dianggap Ibunya terlalu bodoh tentang bagaimana Jessica menghadapi cuaca. Karena tak mungkin halte atau rumah sekarang tak memakai atap untuk bisa gadis itu singgahi sebentar menunggu sampai berjuta tetes langit yang bersendu itu berhenti.

"Eomma, sangat ingat saat itu kau mengatakan teramat sangat tak menyukai hujan. Tapi apa mungkin putri eomma bermain hujan layaknya anak kecil?" dengan kening terangkat sebelah, pertanyaan Mrs.Jung turut menaklukan Jessica yang berdiri rikuh tanpa jawaban.

Jessica tak ingin menciptakan kernyitan di atas dahinya seolah bertanya mengapa Ibunya bisa se-protective itu padanya. Karena alasan utama juga adalah, eomma-nya ini adalah salah satu manusia workaholic yang tidak menyukai hujan. Otomatis, dua putri cantik darah dagingnya seolah di penjarakan dalam-dalam dari hujan.

Alasannya sangat mendetail jika Jessica ingat seperti apa yang diterapkan eomma-nya padanya. Hujan dapat membuat waktu seseorang bertambah alot, rencana yang di susun bahkan bisa gagal karena hujan. Dan yang terpenting titik pusaran yang menjadi landasan eomma dengan segala kekhawatirannya adalah hujan adalah rumahnya penyakit. Ciri-ciri Jessica yang basah kuyup seperti ini sudah jelas sangat mengganjal untuk Ibunya itu pahami.

"Kau tak mungkin bisa basah seperti ini saat di dalam mobil Sooyeonie," kali ini suara Mr.Jung beralih lembut. Entah kenapa ada suatu kemarahan yang akan menyusup dadanya jika melihat kedua putri yang begitu disayanginya itu sampai sakit.

"Mianhae, eomma." masih setia berdiri pada ambang pintu dapur,  Jessica bergumam takut. Jika tidak di hadang eommanya, mungkin saat ini Jessica sudah membungkus diri dalam selimut.

Dibandingkan sang Ayahanda, Ibunya ini justru yang lebih tegas dalam memberikan binaan maupun perlakuan kepada kedua putrinya.

"eomma maafkan. Tapi lain kali, eomma tak segan menghukum mu kalau sampai tahu kau sakit hanya karena hujan." Mrs Jung datang sambil menyampirkan handuk pada tubuh basah Jessica.

Membuat sang gadis sulung dalam keluarga Jung itu mendongak dengan iringan senyum lebar. "Gomawo eomma-yah~"

Pergerakan memeluk hampir saja terjadi jika Mrs.Jung tak lebih dulu dengan sigap melayangkan telunjuknya pada dahi lebar anak cantiknya itu. Sontak pergerakan Jessica jadi tertahan.

Bibir Jessica mencebik, berlagak kesal. "Whae, eomma? Hanya sebuah pelukan, apa tidak boleh?" tanya Jessica dengan lakon kecewa.

Justru sebuah tawa kecil dari Ibunya yang terdengar. "Hei, kau tak lihat Sooyeonie? Kau ini basah kuyup. Sampai eomma jadi sakit karena memelukmu, kau akan kena getahnya, arraseo?"

Ketika moment berbagi tawa melingkari Jessica juga Mrs.Jung, tiba-tiba saja bunyi dering ponsel menjeda keduanya sekilas. Mrs.Jung meraih ponsel pintarnya yang ada dalam saku. Terlihat sebuah telepon masuk menunggu untuk dijawab. Namun sebelum menjawab telepon masuk yang tadi, Mrs.Jung kembali berucap.

All Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang