Semoga ceritanya bagus, dan jangan lupa vote sama komentarnya loh,jangan jadi pembaca gelap!
.
.Bunyi bel masuk kini berbunyi, seluruh siswa-siswi SMA Bakti Nusantara berbondong-bondong masuk ke dalam kelas. Tapi tidak dengan Dito dan teman-temannya yang kini berjalan malas ke kelas mereka akibat menempuh perjalanan yang cukup jauh ke sekolah
"Gila, baru 10 menit sampai ke sekolah langsung di bel"
Kata Brian yang kini berdiri untuk masuk ke dalam kelas
"Ini nih bukan hukuman lagi, tapi udah azab bagi cogan SMA Bakti Nusantara"
Gilang menambahkan
"Ayo buruan masuk, ntar di hukum lagi"
Dito mengajak teman-temannya agar masuk ke dalam kelas
.
.Sudah 30 menit siswa-siswi X-3 menunggu kedatangan guru mata pelajaran mereka. Tiba-tiba saja mereka mendapatkan informasi dari ketua kelas bahwa Bu Jumi pasangannya pak Shim yang belum tentu kebenarannya, tidak bisa masuk hari ini dikarenakan sakit tiba-tiba
"Perhatian! Sekedar informasi untuk seluruh siswa X-3, Ibu Jumi pacar settingan pak Shim tidak bisa masuk hari ini, katanya sih sakit tiba-tiba entah sakit hati atau sakit gigi"
Si ketua kelas bernama Leo yang rambutnya agak keriting berbicara di depan kelas layaknya seorang guru
"Oh, kok sakit sih? Padahal kan gue pengen belajar nih,"
Lia berkata seolah-olah ingin mengikuti pelajaran Bu Jumi, padahal ia sangat senang mendengar kabar itu
"Gue juga gak tau kenapa bisa sakit, mungkin karena pak Shim gak nembak-nembak Bu Jumi kali yaa"
Leo membalas perkataan Lia dengan wajah polos tak berdosa
"Makanya gue doain pak Shim gak nembak Bu Jumi supaya dia sakit terus,"
Ike ikut campur pembicaraan si Lia dan ketua kelas
"Kalo di tembak pak Shim Bu Jumi bakalan mati kali, bego banget sih jadi orang lo pada"
Ujar Gilang semari menunjuk Lia, Ike dan Leo
"Udah tau bego, tetap lo respon. Cihhh,"
Lia membalas perkataan Gilang dengan wajah meledek
"Kalo gak di respon begonya bakalan nambah kali neng"
"Kalo nambah yaudah daripada kurang,"
"Nambah bego aja bangga,"
"Biarin, yang penting oppa Jong Suk tetap suka ama gue"
"Bodo, mo Jong Suk kek breng sek kek gue gak peduli"
"Yaudin,kalo gak peduli toh gue gak perlu juga di peduliin"
Ujar Lia akhirnya, Gilang hanya menghembus nafas kasarnya setelah berdebat dengan salah satu member korebo.
Brakkkk
Tiba-tiba saja Dito memukul mejanya dengan sangat kuat, kini ia tengah berdiri dan menatap Lia
Lia terdiam di tempat duduknya. Entah apa yang harus dilakukan dengan tatapan Dito seperti itu
"Bisa diam gak? Tuh mulut beli dimana? Harga berapa? Ntar gue beli"
Tanya Dito dengan amarah, siswa-siswi X-3 menggeleng-gelengkan kepala, sudah menjadi makanan setiap hari mereka melihat Ditogenk dan Rianagenk yang tidak bisa akur
Riana ikut berdiri melihat Lia yang kini terdiam di serang Dito.
"Wah begonya, gue nanya balik bisa? Emang mulut bisa di beli? Dan kalo bisa emang tempatnya dimana? Adakah di dunia ini yang menjual mulut?"
Ujar Riana yang kini berjalan mendekati tempat duduk Dito
Dito menoleh ke arah Riana yang kini sedang berjalan mendekatinya
"Gue heran ama lo deh, udah tau teman lo salah malah di belain, siapa sih yang bego sebenarnya? Dan entah kenapa hidup gue jadi berantakan kayak gini gara-gara ketemu sama lo dan juga Genk lo yang mungkin gak bermutu sama sekali,"
Dito menyetarakan tubuhnya agar bisa berhadapan langsung dengan Riana
"Wah wah, lo bilang apa tadi? Genk gak bermutu? Lo sadar gak sih, Genk lo tuh yang sebenarnya gak bermutu"
Timpal Riana yang menunjuk wajah Dito
"Hahaha, Riana Anggelina lo gak sadar? Apa perlu gue ngasih tau tepat di telinga lo bahwa Genk lo yang sebenarnya gak bermutu, ngakunya anak Indonesia eh nyatanya lebih suka negara lain, negara yang sudah membutakan generasi penerus bangsa dengan memperlihatkan film-film yang beradegan sok romantis dan sok dramatis"
Ujar Dito dengan senyuman sinisnya
Riana mengepalkan kedua tangannya, ia tak bisa menahan lagi ucapan yang terlontar dari mulut Dito. Riana mengangkat tangannya dan ingin melayangkan tamparan ke wajah Dito, tetapi tiba-tiba saja Dito menahan tangan Riana
"Mau nampar gue lagi? Lo gak puas nampar dan mukulin gue kemarin?"
Tanya Dito yang menghempaskan tangan Riana begitu saja
"Itu hak gue, dan lo gak perlu nyalahin kenapa gue nampar lo, itu semua salah lo dan teman-teman lo, bukan salah gue! Dan satu lagi, jangan ganggu teman-teman gue, dan jangan pernah ngurusin hidup kita lagi, mau kita suka Korea atau nggak, itu bukan urusan lo! Sama sekali bukan urusan lo, jadi sebaiknya lo semua diam!!"
Ujar Riana dengan suara kerasnya, Riana tak bisa menahan lagi amarahnya. Riana keluar begitu saja di dalam kelas yang di ikuti teman-temannya dari belakang.
Dito terdiam dari tempat duduknya, entah apa yang di pikirkan oleh Dito saat ini, pikirannya tercampur aduk menjadi satu. Ia kembali ke tempat duduknya sambil menoleh ke luar kelas
Riana Anggelina, lo udah buat gue mati kutu tadi, entah kenapa gue gak bisa ngelawan lo tadi, ahh.. bodolah!
Silahkan! Pemerannya di pikirkan saja siapa yang cocok!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kpop Lovers Vs Anti Kpop
FanfictionK-Pop lovers Vs Anti K-Pop? Riana Anggelina sangat menyukai dunia K-Pop yang di pertemukan dengan Anindito Alvaro yang notabene-nya Anti K-Pop. Akankah mereka dapat bersatu?