Hallo guys, mohon maap yeh cerita k-pop lovers vs anti k-pop baru di lanjut sekarang, you know-lah gue lagi fokus sekolahan, biasa siswa telanjang :v eh typo teladan maksud. *curhat dikit*
Next ceritanya?***
Riana Anggelina memasuki kelasnya dengan wajah lesu, matanya sembab, hidungnya berair. Apakah Riana menangis? Lalu, apa yang di tangisi oleh Riana? Dan kenapa dia datang ke sekolah tidak bersama teman-temannya. Dan yang harus di tanya lagi, Riana datang ke sekolah jam 06:15. Ngapain?
Riana tidak menyadari bahwa ada sosok manusia yang entah itu manusia asli atau tidak, ia memandang aneh Gadis yang melewatinya itu, tanpa salam atau sapaan untuk biasalah sekedar basa basi. Sosok itu adalah Anindito Alvaro. Dito piket kelas, sebenarnya bisa saja dia menyuruh teman-temannya untuk membantunya, tapi dia mengurungkan niatnya. Entah jin apa yang merasukinya, hingga dia rela datang pagi dan mengerjakan tugasnya sebagai piket kelas.
Tunggu! Ia melihat Riana menelungkupkan wajahnya di atas tas sekolahnya, tubuhnya naik turun, bahunya bergetar.
"Lah nih anak nangis?"
Batin Dito bingung.Dito bingung. Apakah ia harus mendekati Riana dan menanyakan keadaannya, apakah harus begitu?
"Mungkin dia lagi drama."
"Ga mungkin."
"Kerasukan kah?"
Batin Dito terus menerus, ia menggigit bibir bawahnya dengan keras.
"Arghh." Rutuk Dito saat merasakan nyeri di bagian bibir bawahnya.
Dito mengusap bibirnya akibat ulahnya sendiri.
"Gila, bibir sekseh gue vroh, yaudah deh daripada bingung sampe bibir gue kegigit,mending tanyain aja lah. Kalo kagak bisa-bisa bibir gue habis gue gigit."
Batin Dito ketika bibirnya sudah kembali seperti semula. Ia beranjak dari tempat duduknya melangkahkan kakinya mendekati tempat dimana Riana yang sedang.. entahlah. Dito belum menemukan jawabannya.
"Riana." Panggil Dito ketika ia sudah berada tepat di samping Riana.
Riana? Diam!
"Riana Anggelina." Panggil Dito.
Riana? Tetap sama.
"Riana Anggelina anak K-Popor." Panggil Dito dengan suara kerasnya.
Riana? Tetap sama.
"Anjir, woyy!!" Teriak Dito tepat di telinga Riana.
Riana? Tentunya kaget. Ia mendongakkan kepalanya perlahan.
Dito yang melihat Riana mendongakkan kepalanya, seketika dia kaget, matanya membelalak melihat wajah Riana.
"Subhanallah." Dito mengusap dadanya. Tak percaya melihat ciptaan tuhan di depannya.
"Ya Allah, wajahnya itu loh. Kebanyakan cairan warna hijau disana-sini. Ini apaan? Kok kayak.."
Batin Dito yang melihat mata Riana yang berair, hidungnya berair bahkan wajahnya pun sama, berair!
"Hiksss...Hiksss..Hiksss.."
Riana menangis, ia tak bisa menahan sakit di dadanya, rasanya seperti di hantam gedung yang menjulang tinggi. *alay*
"Lo kenapa?" Tanya Dito khawatir.
"Lo gakpapa kan?"
"Kenapa nangis?"
Dito bertanya tapi tak dijawab oleh Riana. Riana malah menambah tangisannya itu, tidak masalah bagi Dito soal tangisannya, tapi kasihan ingusnya yang kemana-mana, biasanya sih tempat asalnya di hidung, ini mah ingusnya nomaden.
"Hiksss....hiksss...hiksss..." Tangis Riana sambil memegang dadanya.
"Pliss, kasih alasan ke gue kenapa lo nangis, abis itu lo bisa lanjutin nangisnya." Dito menepuk bahu Riana agar gadis itu tenang, dan segera memberitahukan alasan kenapa ia menangis.
Riana mengusap wajahnya kasar, tak lupa hidungnya juga. Riana menarik nafas kemudian di hembuskan, di tarik lagi kemudian di hembuskan, di tarik lagi kemudian di hembuskan sampai Dito geregetan sendiri melihat Riana seperti itu.
Dito berdecak sebal. Sudah berapa menit Riana masih saja seperti itu.
Riana yang merasa sudah sedikit lega, akhirnya mengucapkan kata demi kata.
"Gue..nangis." Ujar Riana dengan wajah polosnya.
"Yaiyalah lo nangis, cicak aja tau kali lo nangis." Dito gemas sendiri dengan ucapan Riana.
"Calon suami gue meninggal." Ucap Riana menahan tangisnya.
Seketika Dito kaget, ia membelalakkan matanya lagi. Tak percaya dengan penuturan gadis di depannya ini.
"Lo udah punya calon?" Tanya Dito.
Riana mengangguk sebagai jawaban.
"Siapa?" Tanya Dito penasaran.
"Jonghyun." Singkat Riana menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis yang akan keluar.
"Jonghyun? Namanya kayak gimana gitu, setau gue orang Indonesia namanya gak ada yang kayak gitu." Dito berusaha berfikir keras.
"Dia bukan orang indonesia." Jawab Riana.
"Lalu?"
"Orang Korea."
"WHAT THE FUCK?" Dito berteriak bak orang kesurupan.
Riana menutup telinganya agar tidak mengakibatkan penyakit budek, sesungguhnya ia heran melihat manusia di depannya yang terkejutnya minta tidak di ampun.
"Astaga. Gila! Ini gila. Astaga," Dito mengusap wajahnya kasar, bahkan sangat kasar.
"Gila kenapa?" Tanya Riana o'on.
"Ish, bego!"
"Kenapa sih?"
"Gak! Lo emang bodoh atau gimana sih? Lo gak tau apah gue tuh khawatir tau gak sama lo, ngeliat lo nangis gitu gue bingung harus nanyain gimana. Kaget juga pas lo bilang calon suami lo meninggal, gue fikir orang beneran, eh ternyata.. ck bodoh." Cerocos Dito panjang lebar, ia marah mendengar Riana mengatakan hal itu. Dito melangkahkan kakinya keluar kelas.
"Oh ya." Dito berbalik ketika tepat berada di pintu kelas.
"Ingusnya jangan lupa di bersihin, jijik!" Dito berbalik kemudian menghilang di balik pintu.
Riana seketika membersihkan wajahnya dengan tissu yang sempat di masukkan ke dalam tasnya, jaga-jaga ketika ia butuh nanti.
Setelah membersihkan wajahnya, Riana memikirkan sesuatu. Ia tercenung ketika mendengar cerocos Dito yang mengucapkan bahwa ia khawatir.
Tunggu, khawatir? Anindito Alvaro khawatir dengan Riana Anggelina?
**
Maaf pendek, dan typo bertebaran!!!
Tolong, vote ama komentarnya guys......
KAMU SEDANG MEMBACA
Kpop Lovers Vs Anti Kpop
FanfictionK-Pop lovers Vs Anti K-Pop? Riana Anggelina sangat menyukai dunia K-Pop yang di pertemukan dengan Anindito Alvaro yang notabene-nya Anti K-Pop. Akankah mereka dapat bersatu?