20

501 35 2
                                    


Setelah jam pelajaran PKN berakhir dan digantikan dengan bel istirahat yang di bunyikan, seluruh siswa-siswi keluar kelas untuk segera mengisi perut mereka yang sedari tadi berdemo.

Begitupun dengan Riana cs yang mulai merapikan alat tulis mereka dan menyimpannya di dalam laci.

"Kenapa lo bantuin Dito tadi?" Iva bertanya demikian dengan matanya yang masih fokus menutup resleting tasnya.

Riana menoleh sekilas, kemudian menjawab "Cuman bantuin doang! Kenapa emang?" Tanya Riana sembari memasukkan buku dan pulpen ke dalam tas.

"Yah, aneh gitu. Biasanya gak mau bantu rival sendiri,"

Riana menghembuskan nafas kasar kemudian menoleh, "Gue cuman mau keluarin sedikit beban dalam hati gue!"

Iva menaikkan alisnya bingung, pasalnya ia tak mengerti ucapan Riana barusan.

"Gue gak mau berantem aja sama dia, kayaknya kemarin-kemarin gue kebawa emosi sampe gak bisa maafin dia. Sampe rumah kadang gue mikir, gue keterlaluan banget!" Riana menatap Iva dengan tersenyum, semoga saja beban dalam dirinya akan hilang jika sudah memaafkan Dito.

"Kok gue gak tau ya?" Balas Iva memberi jeda, "Emang lo kapan berantem sama Dito sampe segitunya?" Lanjutnya.

Riana mengedikkan bahu tanda ia sudah tak ingin membahas masalah itu lagi. Iva yang mengerti hanya mengangguk pasrah, toh yang penting Riana baik-baik saja.

"Girls, kantin yok!" Celetuk Lia yang di angguki oleh ke-empatnya.

Mereka beranjak dari tempat duduk masing-masing kemudian melangkahkan diri keluar kelas bersama-sama, sedangkan Dito yang melihatnya segera memberi kode kepada teman-temannya untuk menyusul Riana cs ke kantin.

Mereka pun melakukan hal yang sama, tapi belum beberapa langkah untuk sampai ke pintu kelas Ane menghentikan langkah Dito sembari memegang pergelangan tangannya.

"Dit, mau ke kantin ya?" Tanya Ane dengan wajah polosnya, ia tidak melepaskan pegangannya.

Dito yang merasakan ada yang memegang tangannya segera menepisnya pelan, "Please, jangan megang orang sembarangan, gue gak suka!" Jawab Dito pelan sembari memutar bola matanya malas.

Ane yang mendengar ucapan Dito seperti itu segera menunduk malu.

"Maaf, aku cuman nanya kamu mau ke kantin atau nggak." Balasnya masih dalam posisi menunduk.

Dito berdecak, "Menurut lo mau kemana? Kok lo kepo gue mau ke kantin atau gak?"

"Aku cuman mau bareng sama kalian, soalnya aku gak punya teman yang mau di ajak ke kantin." Ucapnya.

Dito menghela nafas kasar, entah mengapa ia tak suka dengan sifat Ane dari pertama kali ia melihatnya. Menguras emosi saja menurutnya.

"Yaudah itu urusan lo gak ada hubungannya sama gue!" Ucapnya kesal

"Dit, gakpapa kali Ane ikut sama kita, kasihan dia sendirian." Sahut Gilang yang berada tepat di samping Dito.

"Yoi bro, kasian dia cewek jangan di sinisin mulu elah," Bela Brian.

"Lo boleh ikut kita ke kantin," Ucap Dito mengalah, Ane yang mendengarnya mendongakkan kepala menatap Dito berbinar. "Tapi syaratnya lo diam jangan deket-deket gue! Tuh sama ke-empat teman gue aja." Lanjutnya final berjalan meninggalkan ke-empat temannya dan Ane yang berada di belakang.

Ane yang mendengar ucapan Dito tadi wajahnya berubah masam dan hanya tersenyum canggung menatap ke-empat teman Dito.

"Gakpapa Dito emang gitu orangnya, ntar juga dia baikin lo kok." Ujar Brian memberi semangat kepada Ane. Ane hanya mengangguk sebagai jawaban.

Kpop Lovers Vs Anti KpopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang