Masa Lampau

1.8K 150 17
                                    

Wanita perancis yang cantik, dengan rambut berwarna pirang, berpakaian dengan setelan kemeja terusan sampai kaki, membawa tas jinjing, berjalan melangkah menuju gedung kampus untuk bertemu sekawanan yang lebih dulu tiba dan duduk-duduk manis diatas rerumputan hijau sedang membahas mengenai materi kuliah mereka.

Pearl Monct Claire, itu namanya, biasa dipanggil teman-temannya dengan sebutan Pearl.

Satu orang duduk sendirian disana, dibawah pohon rindang, dengan kacamata bulat tanpa frame, dengan tinggi perkiraan dimata Pearl sekitar 180cm, asik membaca buku tebal yang dipegangnya, seakan tidak perduli dengan lingkungan di sekitarnya,

Banyak mahasiswa dan mahasiswa disini selain membicarakan materi kuliah, ada beberapa asik membicarakan buruk atau negatif mahasiswa lainnya,

Dia berada di dalam dunianya sendiri.

Dari tempat lain, Pearl memperhatikan pria itu membaca pikirannya dari jauh. Isinya hanya hafalan-hafalan, dan berupa angka-angka statistika, tidak ada yang lain hanya itu. Polosnya.

Pearl mendekati pemuda itu, menggunakan bahasa perancis, dia mengajak bicara,

"Hai, nama ku Pearl." begitu katanya duduk dengan santai disebelah pemuda tadi.

Siapa wanita ini? Sepertinya aku tidak mengenalnya.

Isi pikiran gumam sipemuda tadi. Pearl tersenyum dan berkata, "Tak kenal maka tak sayang, bukan begitu Tae Jaturapom."

Dengan mulus Pearl memanggil nama panjang Tae, dengan wajah yang dimiringkan, Pearl memandang wajah bingung Tae yang polos.

"Bagaimana kamu mengenalku? Apa kita berada di satu kelas dan satu jurusan?" katanya.

"Darimana kamu berasal? Wajahmu seperti orang asia?" tanya Pearl dengan bertopang dagu, menjelajahi wajah tampan yang ada disampingnya.

"A-aku orang Thailand." jawab gugup Tae menutup buku ditangannya, tidak berani membalas tatapan Pearl, dia memilih memandang lurus kedepan.

.
.
.

-Pesta Kampus-

Mahasiswa dan mahasiswi malam ini menari di atas lantai dansa, ada yang berpasangan, ada juga yang menari berkelompok, melepas kepenatan ujian kenaikan semester,

Disudut sisi ruangan besar tadi, ada tiga meja panjang yang beralaskan taplak meja berukiran bunga tulip dengan sedikit mawar putih menambah kesan berkelas disana, meja prasmanan yang menyediakan makanan-makanan kecil dipadu padankan dengan minuman scotel berwarna merah jambu, terlihat enak.

Pearl, datang dengan gaun putihnya, terlihat seperti malaikat di malam itu, tidak munafik bagaimana Tae memandang penampilan sang bidadari berambut pirang sedang menatapnya, seakan gerakan tubuhnya meminta,

Ajaklah aku menari Tae,

Tae seorang yang kaku, dingin, sulit untuk mengutarakan apa yang ada didalam isi hatinya, mengalihkan pandangannya dari si cantik tadi, mengurungkan niatnya untuk menghampiri Pearl.

Seorang Pearl yang cantik, lahir dari keturunan bangsawan nama yang tersohor di negara perancis, Monct Claire, satu-satunya anak yang tersisa memiliki darah biru kental didalam tubuhnya, mana mungkin aku hanya seorang Tae yang biasa, hidup dengan kesederhanaan seorang anak arsitektur dan juga sang ibu yang berprofesi sebagai dokter hewan, bukan pilihan tepat baginya untuk mendekati pria kaku sepertiku, bodoh sekali kau Tae.

Gumaman Tae tadi sudah pasti didengar jelas dari telinga Pearl, satu kalimat yang membuat Pearl bahagia, kesimpulan dari itu semua, bahwa Tae memiliki rasa yang sama.

TelepathyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang