Epiloge

1.2K 116 9
                                    

Beam berlari, berlari berlari lagi, berlari lagi,

Dia percepat lagi langkahnya!!

Dia berlari mengejar kereta api dengan kecepatan tinggi.

Dia berlari mengejar pesawat yang terbang diatas langit.

Dia mengejar matahari sebelum dia terbenam.

Tetap saja dia kalah, dia jatuh ambruk diatas tanah,

Nafasnya berat, dia terengah-engah, sekarang dia terduduk diatas rumput, memandang sungai kecil didepannya,

Dia berfikir, dia bergumam.

Meratapi lagi kisah cintanya.

"Jangan lari, tapi lawanlah!"

"Tapi Bagaimana?"

Beam berbicara sendiri.

"Oh yah!! Gaya Bebas!!"

*Imajinasi Beam

"AYO BERENANG!!"

"Bukan menjadi pelari lagi! Aku akan menjadi Perenang!"
Pelatih renang terkenal, gairah berasal dari Denmark, Iyan Yakke. Dia yang akan menuntunku melalui ini dalam melatih renang.

Satu . . Dua . . Satu . . Dua . .

"Potensiku semakin dikembangkan, aku mempunyai bakat dalam berenang!"

"Aku akan memecahkan rekor, aku.mendapatkan medali emas satu per satu, aku akan mendapatkan tantangan satu dengan tantangan lainnya."

"Selat Dover !"

.

.

.

-Perancis-

Wanita cantik berambut abu-abu dengan bantuan tongkat untuk berjalan, menggandeng pria gagah bermata biru dengan membawa sebucket bunga tulip putih ditangannya,

Mereka berhenti didepan makam di khiasai batu pualam,

Tae Jaturapom

1962 - 2017

Ditaruhnya bunga itu sebagai tanda penghormatan disana. Setelah mereka menatap makam itu lama, mereka berjalan berbalik arah masih dengan posisi yang sama.

"Apakah kamu sudah mendapatkan kabar dari Beam?"

"Tidak, belum."

"Oh cucuku."

Lalu ada pelayan datang, "Nyonya Pearl, sir Franc menelponmu."

"Baiklah. Terima kasih."

Pelayan itu pergi, lalu si Grandma Pearl menepuk punggung bahu cucunya, dan tersenyum.

Meninggalkan Forth disana sendirian, Grandma Pearl berjalan pelan-pelan menggunakan tongkatnya.

Forth memandang jauh ke arah danau kecil disana. Pandangannya kabur, pikirannya menerawang . . .

Dia merenung, sedih, dia merasa kelabu . .


Satu . . Dua . . Satu . . Dua . .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TelepathyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang