e l e v e n

986 231 198
                                    

"Loh Guanlin? Seonho sudah berangkat sekolah" jawaban dari Ibu Seonho membuat Guanlin semakin stress.

"Ah benarkah? Ngomong ngomong Bagaimana hasil checkup Ibu kemarin? Semuanya lancar?"

"Ya, bahkan kata dokter setelah obat yang ini habis Ibu tidak perlu mengkonsumsinya lagi" senyuman lembut milik Ibu Seonho menular pada Guanlin.

Berarti kemarin bukan masalah Ibunya.

Lalu ada apa dengan Seonho?

Setelah berpamitan, Guanlin akhirnya menuju sekolah dengan perasaan kalut.

Puluhan pesan dan telfonnya masih tidak dijawab oleh Seonho.

Seingatnya semuanya baik baik saja kemarin jadi tidak mungkin Seonho tiba tiba marah dan mendiamkannya seperti ini bahkan terkesan menghindari Guanlin.

Hal pertama yang Guanlin lakukan saat sampai di sekolah adalah menghampiri kelas Seonho.

Tapi nihil.

"Permisi, apa kalian melihat Seonho?"

Beberapa anak menggeleng, "Tadi sudah datang Kak, ini tasnya" tunjuk Daehwi.

Guanlin mengucapkan terimakasih lalu menyusuri setiap ruangan untuk mencari Seonho.

Di ruang kesehatan, kamar mandi tiap lantai, perpustakaan, kantin, ruang musik.

Tidak ada tanda tanda Seonho dimanapun.

Guanlin akhirnya menyerah dan kembali ke kelas saat bel berbunyi.

"Guanlin! Darimana saja ka-"

"Hei ada apa?" suara Daniel langsung berubah begitu melihat raut wajah Guanlin.

"Aku tidak bisa menemukan Seonho" jawabnya frustasi.

Dulu sekali sewaktu mereka kecil, Seonho pernah seperti ini.

Dia tidak sengaja merusak mobil mobilan Guanlin, merasa bersalah dan bersembunyi sepanjang hari.

Guanlin tidak bisa menemukannya. Seonho mahir bersembunyi.

Guanlin ingat dia akhirnya pulang kerumah setelah Ibu Seonho bilang dia yang akan mencari Seonho.

Keesokan harinya saat bangun pagi, Guanlin menemukan Seonho di dekat tempat tidurnya, memegang mobil mobilan persis dengan milik Guanlin yang rusak, hanya saja yang ini terlihat baru.

"Maaf aku membuat Linlin mencaliku kemana mana kemalin. Aku tidak mau beltemu Linlin sampai Ibu belikan mobil balu untuk mengganti mainanmu"

Apakah ini situasi yang sama?

Situasi dimana Seonho merasa bersalah dan tidak mau menemui Guanlin?

Tapi kenapa? Jika ini hanya soal dia tidak datang ke kedai ice cream kemarin maka Seonho benar benar berlebihan.

Guanlin merasakan tepukan simpatik Daniel di bahunya,

"Lin kadang kau lupa bahwa kalian bukan anak kecil lagi. Jika kau tidak bisa menemukannya itu artinya dia memang tidak ingin kau temukan"

Tiba tiba handphone Guanlin bergetar.

Secepat kilat dia membuka pesan masuk.

Temui aku di atap saat istirahat.

Kata kata Daniel sebelumnya menghantam Guanlin keras.

Dia sadar dirinya dan Seonho bukan anak kecil lagi.

Hilangnya Seonho sejak kemarin tentu saja bukan karena hal sepele.

Guanlin menarik nafas panjang.

Red String of Fate 🌹GUANHO🌹 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang