Keesokan harinya Guanlin bersikap biasa saja pada Seonho.
Dan hari berikutnya.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan seterusnya.
Seolah red string tidak mengubah apapun diantara mereka kecuali memang Guanlin yang sering sensitif jika menyangkut topik itu.
Contohnya saja kejadian beberapa waktu lalu saat Seonho menemani Guanlin mencari buku soal ujian di toko buku.
Mereka berdua sedang menyusuri rak buku pelajaran ketika Seonho tiba tiba mencengkram lengan Guanlin.
"Guanlin!!! Aku rasa jodohku ada disini"
Mendengar itu Guanlin merasa hatinya mencelos dan merosot dari tempatnya.
"Apa maksudmu?"
"Lenganku seperti kesetrum"
Guanlin diam dan menatap sekeliling. Mungkinkah soulmate Seonho adalah seseorang yang dia kenal?
Ketika Guanlin masih dalam mode panik, Seonho dengan tenangnya berujar "Ah sepertinya tadi hanya sedikit kram. Lupakan Lin ayo cari lagi bukumu"
Guanlin merasa sangat kesal hari itu tapi dia tidak pernah mengatakannya pada Seonho.
Lagipula memangnya apa yang bisa dia katakan?
Hanya saja kian hari Guanlin merasa Seonho sengaja melakukannya. Entah apa alasannya, Guanlin juga tidak tahu.
Seolah olah Seonho seperti sengaja memancing sesuatu dari Guanlin.
"Kau belajar lebih keras dari saat simulasi pertama" kata Seonho sambil bersandar di bahu Guanlin.
"Hmm. Simulasi ini akan lebih mirip ujian tentu saja aku harus berusaha lebih"
"Kau tidak lelah? Kau sudah mengerjakan soal soal itu dari sore" keluh Seonho.
Guanlin melirik Seonho "Kau belum makan malam"
Seonho langsung duduk tegap "Karena itu! Ayo jalan keluar sebentar, cari makan dan udara segar"
"Mama akan memarahi kita kalau makan diluar"
"Tidak akan. Cepat ambil jaketmu"
Seonho lalu bergegas keluar kamar dan turun kebawah.
Guanlin mengambil jaket serta dompet dan handphonenya.
Saat Guanlin turun, Seonho sedang berbicara pada Mamanya.
"Jadi kita boleh keluar kan Mah?" tanya Seonho begitu melihat Guanlin.
Mama mengangguk.
"Guanlin memang butuh istirahat dari buku buku tebalnya. Seonho jaketmu Mama gantung di belakang pintu jangan lupa, udara diluar cukup dingin"
"Iyaaa Ma, kami pergi sekarang" sahut Seonho sambil menarik tangan Guanlin.
Baru saja melangkah keluar pintu, angin malam langsung membuat Guanlin merapatkan jaketnya. Begitu juga Seonho.
"Aku lupa mengambil kunci motor" Guanlin berbalik hendak masuk kedalam rumah.
Tapi Seonho menahan tangannya.
"Manja. Kita jalan kaki saja" Seonho lalu mendahului Guanlin dan berjalan di depannya.
Guanlin menghela nafas, mensejajarkan langkah mereka sambil menggenggam tangan Seonho.
Mereka berjalan dalam diam. Diam yang nyaman.
Beberapa kedai makanan mereka lewati, Guanlin hanya mengikuti kemana arah Seonho berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String of Fate 🌹GUANHO🌹 [COMPLETED]
Historia CortaApa yang akan terjadi jika hatimu berlabuh pada tempat yang tidak seharusnya? {Highest Rank #36 in Short Story}